SOLOPOS.COM - Ilustrasi bregada prajurit Baki Sukoharjo. (Solopos.com/Magdalena Naviriana Putri)

Solopos.com, SUKOHARJO — Keberadaan bregada prajurit Keraton Solo terus bertransformasi dari masa ke masa. Pada awalnya, pasukan tentara militer milik keraton atau yang disebut bregada itu memiliki fungsi sebagai angkatan bersenjata dan benteng pertahanan atau keamanan.

Namun saat peralihan, para prajurit tersebut juga menjadi pelaku seni pertunjukan tradisi sekaligus menjadi benteng adat istiadat. Bahkan kini, prajurit tersebut bertransformasi menjadi pegiat kepariwisataan Kota Solo.

Promosi Selamat! Direktur Utama Pegadaian Raih Penghargaan Best 50 CEO 2024

Di bawah kepemimpinan Susuhunan Pakubuwono ke XIII, bregada prajurit keraton yang sebelumnya berada di bawah kepemimpinan Susuhunan Pakubuwono XII mengalami perubahan-perubahan. Nampak terjadi penyederhanaan bentuk, format, maupun formasi dalam keberadaannya.

Namun perubahan tak hanya terjadi dalam suksesi kepemimpinan Susuhunan Pakubuwono XII menuju Susuhunan Pakubuwono XIII. Perubahan terus terjadi sejak kepemimpinan Susuhunan Pakubuwono II hingga XIII.

Saat ini, terdapat sembilan jenis bregada yang berada di bawah kepemimpinan Susuhunan Pakubuwono ke XIII. Di antaranya bregada prajurit Korps Musik, bregada prajurit Tamtama, bregada prajurit Jayeng Astra, bregada prajurit Prawira Anom, bregada prajurit Sarageni, bregada prajurit Darapati, bregada prajurit Jayasura, bregada prajurit Baki, dan bregada prajurit Nyutra atau Panyutra.

Pegiat Sejarah sekaligus masyarakat Baki, Surya Harjono, dalam perbincangan dengan Solopos.com belum lama ini menyebut bregada prajurit Baki menjadi satu-satunya prajurit Keraton yang menggunakan nama lokasi di Kabupaten Sukoharjo.

Seperti diketahui, Baki merupakan salah satu kecamatan di Kabupaten Sukoharjo yang memiliki nilai historis cukup kental. Sejarah Pangeran Diponegoro hingga dikenalnya Baki sebagai wilayah pemilik komoditas tembakau, nila (pewarna kain), dan tebu melekat dengan wilayah yang berada dekat dengan Kecamatan Grogol itu.

Bregada prajurit Baki adalah salah satu dari sekian prajurit yang dimiliki Keraton Surakarta (Solo). Anggota dari kesatuan ini hanya diambil dari orang-orang Baki, Sukoharjo,” beber Surya.

Surya menggambarkan bregada Baki biasanya memakai busana atasan merah serupa perpaduan jas dan beskap dengan bawahan jarik biru dan penutup kepala putih. Prajurit yang biasanya beranggotakan 15 orang itu memiliki dua senjata, yakni klewang atau pedang dan tombak.

Sementara, bregada lain memiliki seragam dan senjata berbeda. Misalnya bregada prajurit Korps Musik dan Tamtama memiliki seragam hampir serupa dengan atasan hitam dan bawahan jarik. Namun keduanya memiliki senjata berbeda.

Bregada prajurit Korps Musik biasanya menjadi pemegang alat musik. Bregada prajurit Tamtama membawa senjata serupa pedang panjang.

Sedangkan bregada prajurit Jayeng Astra menggunakan atasan biru bawahan jarik, bregada prajurit Prawira Anom menggunakan atasan hijau dipadupadankan dengan bawahan jarik. Bregada prajurit Sarageni mengenakan setelan atasan dan celana merah dengan kain jarik yang dililitkan ke pinggang.

Selain itu, bregada prajurit Darapati mengenakan atasan hijau dengan jarik hitam putih sama seperti yang dikenakan bregada prajurit Jayasura. Namun bregada prajurit Jayasura mengenakan atasan hitam. Terakhir, bregada prajurit Nyuta mengenakan pakaian warna warni lengkap dengan senjata pemanahnya.

Hampir sama seperti prajurit lain, anggota bregada prajurit Baki sebagian besar berstatus sebagai wiraswasta, buruh, petani, dan karyawan swasta. Namun, berbeda dengan bregada lain yang tampil di setiap kegiatan, baik di dalam maupun luar keraton.

Prajurit ini hanya ditemukan dalam upacara adat istiadat di dalam keraton. Di antaranya seperti upacara Hajad Dalem Garebeg atau Grebeg dan upacara Jumenengan Dalem saja.

Grebeg merupakan serangkaian upacara keraton menyambut hari-hari besar Islam, seperti Grebeg Besar (Iduladha), Grebeg Syawal (Idulfitri), dan Grebeg Mulud (Maulid Nabi Muhammad). Sementara upacara Jumenengan Dalem merupakan upacara peringatan dirgahayu penobatan raja.

Namun saat seluruh prajurit keraton melakukan perjalanan upacara jumenengan maupun grebeg, pasukan ini biasanya ditempatkan pada posisi urutan kedelapan di belakang bregada prajurit Jayasura.

Bregada Baki dibuat sebagai salah satu strategi Keraton Surakarta, yaitu Pager Mangkok,” jelas Surya mengutip kalimat G.P.H. Puger.

Bregada prajurit Baki yang sebelumnya menjadi penjaga keamanan di dalam benteng kini memiliki fungsi yang sama dengan bregada prajurit lain, yakni sebagai pengawal upacara adat, parade baris berbaris, peraga fashion show, serta penjaga pintu gerbang yang melakukan ronda malam secara bergiliran.

Sayangnya Surya tak mengetahui jumlah pasti seluruh anggota bregada prajurit Baki saat ini. Ia sendiri sempat melacak keberadaan para prajurit tersebut namun tak memiliki akses lantaran komandan prajurit yang hendak ditemuinya justru telah menghembuskan napas terakhirnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya