SOLOPOS.COM - Dosen Teknik Sipil FT UNS sekaligus Ahli Transportasi Darat, Budi Yulianto (kanan) dan Rektor Universitas Surakarta (Unsa) ,Astrid Widayani, saat ditemui seusai mengisi kegiatan Glorifikasi Keselamatan Berlalulintas 2023 yang digelar Polres Sukoharjo di Hotel Tosan, Solo Baru, Sukoharjo, Kamis (2/11/2023). (Solopos.com/Magdalena Naviriana Putri)

Solopos.com, SUKOHARJO — Tingginya penggunaan kendaraan pribadi membuat angka kecelakaan lalu lintas tinggi, begitu pula emisi gas buang karbon dioksida (CO2). Transportasi umum dinilai dapat mengurangi dua permasalahan tersebut.

Hal itu diungkapkan Dosen Teknik Sipil FT UNS dan Ahli Transportasi Darat, Budi Yulianto, seusai mengisi Glorifikasi Keselamatan Berlalu Lintas 2023 yang digelar Polres Sukoharjo di Hotel Tosan, Solo Baru, Sukoharjo, Kamis (2/11/2023).

Promosi Lebaran Zaman Now, Saatnya Bagi-bagi THR Emas dari Pegadaian

Budi menyatakan jika kawasan perkotaan ingin maju maka peluang ekonomi melalui beberapa kegiatan harus dilakukan. Di sisi lain kondisi tersebut menimbulkan kebangkitan dan kebutuhan kendaraan sehingga penggunaan kendaraan pribadi semakin besar. Sementara kapasitas jalan tak bertambah, sehingga semakin padat.

Menjadi tugas pemerintah untuk menurunkan fatalitas kecelakaan lalu lintas. Solusi untuk menekan angka kecelakaan tersebut adalah mendorong masyarakat mengurangi penggunaan kendaraan pribadi.

Berdasarkan data Satlantas Polres Sukoharjo, ada sekitar 1.200 angka kecelakaan yang terjadi di Sukoharjo dalam kurun waktu Januari-Agustus 2023. Kecelakaan tersebut menyebabkan 80 orang meninggal dunia.

Sedangkan mengacu data 2022, total ada 1.503 kejadian kecelakaan dan memakan 119 korban jiwa. Korban luka ringan mencapai 1.344 orang, luka berat dua orang. Angka kecelakaan di Sukoharjo merupakan tertinggi kelima se Jawa Tengah.

Budi mengatakan penyediaan angkutan umum masal menjadi kewajiban pemerintah sesuai UU 22/2009. Saat ini ada Batik Solo Trans (BST) mengakomodasi transportasi publik di Sukoharjo, Karanganyar, Solo, dan Boyolali. Kemudian satu jalur khusus BRT Trans Jateng dari Provinsi Jawa Tengah yang mengakomodasi transportasi dari Solo, Sukoharjo, dan Wonogiri.

“Inilah upaya pemerintah untuk memberikan perpindahan dari kendaraan pribadi ke angkutan umum. Sehingga bisa menikmati hidup lebih baik dan menjadi kota layak huni atau livable city yang menjadi prioritas utama,” ujar Budi.

Sementara itu, Rektor Universitas Surakarta (Unsa), Astrid Widayani, justru menyoroti pentingnya ketertiban berkendara untuk mengurangi kecelakaan lalu lintas di jalan. Ia mengatakan dengan adanya digitalisasi yang sangat kuat seharusnya kesadaran perihal tertib berkendara semakin meningkat.

“Secara umum kalau saya lihat sudah banyak yang memahami [ketertiban berkendara]. Hanya  kesadaran untuk lebih bisa fokus berkendara berkurang karena banyak distraksi seperti gadget atau tugas di sekolah bisa mengurangi konsentrasi ketika di jalan,” ungkapnya.

Astrid menilai sosialisasi ketertiban lalu lintas khususnya dengan audiens dari mahasiswa perlu dilakukan untuk mewujudkan zero accident di Sukoharjo. Ia mengaku optimistis kegiatan sosialisasi tersebut bisa menambah kesadaran generasi muda. dalam memahami peraturan lalu lintas dan tertib dalam berkendara di jalan raya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya