SOLOPOS.COM - Bupati Sragen Kusdinar Untung Yuni Sukowati (kiri) menyakiskan proses pembuatan sagon genteng buatan warga Krendowahono, Gondangrejo, Karanganyar, dalam acara Kuliner Sangiran Naik Kelas di Omah Gedang Krikilan, Kalijambe, Sragen, Minggu (5/11/2023). (Solopos.com/Tri Rahayu)

Solopos.com, SRAGEN — Gending gamelan Jawa ringkes mengiringi para pengunjung yang memasuki Omah Gedang di sebelah utara Subterminal Sangiran, Kalijambe, Sragen, Minggu (5/11/2023) sore. Di pendopo joglo itu terhidang 110 jenis makanan tradisional khas 25 desa di Kawasan Sangiran yang meliputi tiga kecamatan di Kabupaten Sragen dan satu kecamatan di Kabupaten Karanganyar.

Aneka makanan tradisional itu tersaji dan disediakan gratis untuk para pelari dan pengunjung Sangirun Night Trail 2023. Setiap tamu yang memasuki jalan di antara kebun pisang itu disambut warga yang mengenakan pakaian adat Jawa perdesaan yang ramah.

Promosi Selamat! Direktur Utama Pegadaian Raih Penghargaan Best 50 CEO 2024

Nuasa yang dibangun layaknya nuansa perdesaan tempo dulu. Sejumlah atribut dan ornamen menggunakan peralatan ndesa tempo dulu. Meja dan kursi yang digunakan merupakan hasil kerajinan dari sisa-sisa bambu petung dan kayu. Para ibu anggota PKK dari 22 desa di Kawasan Sangiran yang menyajikan makanan pun mengenakan kebaya.

Ada hidangan pembuka seperti minuman gula asem, menu utama, makanan penutup seperti es dawet, aneka jajanan pasar, buah, dan lainnya. Para tamu VIP, seperti Bupati Sragen, rombongan kepala organisasi perangkat daerah (OPD) hingga camat serta pejabat dari Ditjen Kebudayaan Kemendikbudristek turut mencicipi aneka makanan itu. Bahkan Wakil Ketua Komisi X DPR, Agustina Wilujeng Pramestuti, betah berlama-lama di pendopo itu.

Putri Humaira Akbar ikut mencicipi masakan tradisional itu. Siswi SMAN 3 Solo itu cukup familier dengan makanan Jawa. Ia mencoba jadah bakar, es dawet, nasi goring tiwul, es krim rujak, dan lainnya. “Iya, tadi mencoba beberapa makanan tradisional. Enak. Es rujaknya agak baru, rasanya gurih ada kecutnya, es krimnya dapet, terus pedasnya nyengat. Kebetulan aku suka pedas sih,” ujarnya saat berbincang dengan Solopos.com, Minggu petang.

Dari sekian banyak makanan tradisional itu, ada satu makanan yang paling berkesan bagi anak bungsu Bupati Sragen, Kusdinar Untung Yuni Sukowati itu, yakni nasi goreng tiwul. “Bahannya bukan beras atau nasi, tetapi benar-benar tiwul. Rasanya beneran kayak nasi goreng,” kata Putri.

kuliner tradisional khas sangiran
Beragam jenis kuliner tradisional khas kawasan Sangiran ditampilkan dalam acara Kuliner Sangiran Naik Kelas di Omah Gedang Krikilan, Kalijambe, Sragen, Minggu (5/11/2023). (Solopos.com/Tri Rahayu)

Di antara seratusan masakan khas Jawa jadul itu ada satu jenis makanan yang paling lawas. Bahkan cara membuatnya diperagakan langsung, yakni sagon gendeng. Nama gendeng itu karena cara memasaknya menggunakan gendeng atau genting.

Seorang warga Dukuh Bojong, Desa Krendowahono, Kecamatan Gondangrejo, Karanganyar, Sarsi, 47, memeragakan teknik memasak sagon gulung gendeng itu. Alatnya bukan wajan atau panci tetapi genting yang diletakkan di atas tungku bara api. Di bagian atasnya diolesi minyak kemudian digunakan untuk menggoreng bahan sagon. Rasanya enak. Apalagi ada taburan buah nangkanya membikin rasanya manis harum bercampur gurih.

“Sagon gendeng ini merupakan makanan jadul yang diwariskan secara turun-temurun dari simbah-simbah. Biasanya sagon ini jadi salah satu hidangan warga saat hajatan mantu tau ngunduh mantu. Zaman dulu tidak ada cetakan sehingga pakainya genting. Sejak adanya cetakan dari baja, maka model memasaknya tak pakai genting lagi. Orang-orang bilang rasanya lebih enak yang pakai genting,” kata dia.

Sebanyak 110 jenis masakan itu sebelum disajikan di Omah Gedang sudah melewati proses seleksi menu oleh para praktisi kuliner profesional. Salah satunya Sumarno, seorang chef dari Jakarta. Lulusan perhotelan dan berpengalaman di Jakarta itu menjelaskan telah mempersiapkan acara ini sejak sebulan lalu. Konsep kuliner tradisional dilakukan hanya dalam waktu dua pekan.

“Kami melibatkan 25 desa tetapi yang bisa lolos tes menu hanya 22 desa. Rata-rata setiap desa menyajikan empat jenis menu. Tes menunya dilakukan pada 12 Oktober 2023 lalu. Kemudian dibikin konsep Tradisional Food supaya kuliner Sangiran naik kelas. Menunya macam-macam ada makanan penutup, buah, jejamuan, es, dan menu utama. Memasaknya di masing-masing desa,” jelas Sumarno.

Menu Spesial Rica-rica Purba

Setiap desa ada pendamping semacam coach kuliner untuk membimbing para ibu menyiapkan makanan itu. Dari sekian masakan itu, Sumarno memilih satu menu yang paling spesial dan menjadi ikon kuliner Sangiran, yakni rica-rica purba.

Modelnya seperti rica-rica pada umumnya, tetapi lebih mengedepankan bumbu rempahnya sehingga lebih menguatkan rasa. “Ini lain daripada yang lain. Di hotel tidak ada. Dagingnya pun khusus, daging ayam kalkun. Pedasnya pas dan cocok untuk lidah penggemar kuliner Indonesia,” ujar dia.

Sumarno berharap ekshibisi kuliner Sangiran ini ke depan bisa menjadi event tahunan. Kalau ada tamu rombongan 30-40 orang, yang ingin merasakan sensasi masakan kuliner tradisional ini bisa memesannya kepada pengelola Museum dan Cagar Budaya Sangiran.

Direktur Pengembangan dan Pemanfaatan Kebudayaan Ditjen Kebudayaan Kemendikbudristek, Irini Dewi Wanti, menjelaskan 110 jenis makanan tradisional di kuliner Sangiran naik kelas itu sudah melewati kurasi yang ketat sehingga layak tampil dalam ekspo kuliner. Dia berharap kuliner khas Sangiran ini menjadi salah satu detinasi minat khusus.

“Semua masakannya layak disajikan dan layak dijual. Tagline yang diangkat naik kelas. Jadi yang naik kelas cita rasanya, tampilannya, dan seterusnya. Kemasan yang menarik itu menjadi daya tarik orang untuk mencicipi dan membelinya,” katanya.

Irini menerangkan bahannya sederhana. Dia belajar dari Borobudur dan Kota Gede Yogyakarta yang menyajikan makanan biasa-biasa saja tetapi dengan sentuhan pakar kuliner rasanya menjadi luar biasa. Seperti tiwul ketika disajikan dengan bumbu yang pas, kata dia, maka menjadi layak saji.

“Orang bisa pesan lewat media sosial untuk menu tradisional ini. Jadi kuliner Sangiran bisa go digital,” harapnya.

110 Jenis Kuliner Sangiran yang Naik Kelas dalam Sangirun Night Trail 2023

Minuman Pembuka

  • Wedang jejak
  • Wedang waras
  • Gula asem

Jejamuan

  • Kunir asem
  • Beras kencur

Jenang

  • Jenang mutiara
  • Jenang sumsum
  • Jenang grendul
  • Jenang ketan hitam
  • Jenang kacang hijau
  • Jenang pati singkong
  • Jenang grendul ubi ungu

Makanan Utama

  • Nasi goreng tiwul
  • Krupuk tahu
  • Kacang kreweng
  • Garang asem
  • Ilat buto
  • Sego berkat
  • Botok kutuk
  • Mangut kutuk
  • Tiwul manis
  • Sego oblok-oblok
  • Sego sambel pokak
  • Sego jagung urap wader
  • Gembroth sembukan
  • Oseng -oseng kates
  • Lele bumbu kemangi
  • Pecel gendar
  • Mie mawut
  • Pecel puli
  • Bonggol gedang
  • Tumpang nggoda rasa
  • Botok urang
  • Botok sinom wader/gereh ireng
  • Telur asin
  • Abon
  • Gembroth ijo royo-royo
  • Nasi bakar bambu
  • Jangan gori pepakan
  • Lodeh kluweh pepakan
  • Nasi bancakan bonggol pisang
  • Soto balung gajah
  • Bongko
  • Rica ayam purba

Aneka Jajanan Pasar

  • Ketan hitam
  • Getuk lindri
  • Grontol
  • Kacang godok
  • Cenil
  • Klepon
  • Lepet jagung
  • Ager
  • Jagung godog
  • Tape
  • Sawut
  • Sagon
  • Bugis
  • Getuk singkong tradisonal
  • Sentiling tusuk
  • Apem contong
  • Jadah tiwul
  • Rondo gulung
  • Jadah blondo
  • Cotot
  • Sagon gulung gendeng
  • Getuk entik
  • Utri
  • Rangin
  • Telo ungu sengkulun
  • Klenyem
  • Cemplon
  • Mata sapi
  • Klego pisang raja
  • Bolu singkong
  • Tempe goreng
  • Perkedel pohong
  • Wajik kletik

Makanan Penutup



  • Es gosrok
  • Es cetok
  • Es dawet
  • Es puter
  • Cokotan tebu
  • Rujak

Buah

  • Mangga
  • Duwet
  • Jeruk
  • Nangka
  • Pepaya
  • Talok
  • Nanas
  • Semangka
  • Ceplukan
  • Jeruk bali

Oleh-oleh

  • Sambal pecel
  • Sindap buto
  • Lempeng
  • Kipas buto
  • Ledre
  • Kembang goyang
  • Peyek kacang ijo
  • Balung ketek
  • Peyek cabai
  • Peyek kacang
  • Sambel pecel
  • Kripik daun singkong
  • Kripik daun bayam
  • Kripik daun kemangi
  • Peyek kacang ijo dan kacang
  • Peyek kripik tempe

Sumber: Ditjen Kebudayaan Kemendikbudristek. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya