SOLOPOS.COM - Warga memadati jalan di wilayah Banyudono, Boyolali, menyaksikan kirab dan tradisi sebaran apam kukus keong emas di Banyudono, Boyolali, Jumat (15/9/2023). (Solopos/Ni’matul Faizah)

Solopos.com, BOYOLALI — Ribuan warga memadati pinggir jalan depan Kantor Kecamatan Banyudono hingga Masjid Cipto Mulyo Boyolali sejak pukul 13.00 WIB, Jumat (15/9/2023) siang. Mereka menunggu kirab apam kukus keong emas.

Iring-iringan kirab apam keong emas tersebut berangkat dari Kantor Kecamatan Banyudono sekitar pukul 14.45 WIB. Kirab berjalan ke arah selatan menuju Masjid Cipto Mulyo Banyudono.

Promosi Selamat! Direktur Utama Pegadaian Raih Penghargaan Best 50 CEO 2024

Urutan kirab dimulai dari kebo bule keturunan Kyai Slamet, kemudian diikuti prajurit Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat, pasukan pembawa bendera, tumpeng apam kukus.

Dilanjutkan rombongan Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) yang naik kereta kuda, tumpeng apam, rombongan Forkopimca, tumpeng apam lagi, disusul kesenian rakyat.

Terdapat tiga gunungan apam yang dikirab dalam tradisi Sebaran Apam Keong Emas di Banyudono, Boyolali, tersebut, satu gunungan merupakan apam kukus keong emas, dua gunungan berisi apam biasa.

Bupati Boyolali M Said Hidayat didampingi istri, Desy Adiwarni Said Hidayat, tampak mengikuti kirab naik kereta kuda dalam kirab. Beberapa pejabat Forkopimda Boyolali, kepala dinas atau badan, Forum Komunikasi Pimpinan Kecamatan (Forkopimca) Banyudono juga terlihat dalam kirab naik kereta kuda.

Terdapat dua panggung sebaran apam. Panggung pertama ada di depan Alun-alun Pengging dan panggung kedua di depan Masjid Cipto Mulyo Pengging. Bupati dan rombongan turun di depan Alun-alun Pengging dan berjalan menuju panggung utama.

Rombongan tiba di panggung utama pada pukul 15.10 WIB. Di sana, Bupati Said melemparkan apam kukus keong emas pertama. Warga pun terlihat antusias berebut apam tersebut di tengah cuaca yang panas. Ada yang membalikkan payung agar bisa mendapatkan banyak apam. Dalam waktu singkat apam yang disebar ludes jadi rebutan warga.

Salah seorang warga Desa Segaran, Kecamatan Delanggu, Klaten, Muryanti, 51, mengaku baru kali pertama datang ke acara tradisi sebaran apam kukus keong emas di Pengging, Banyudono, Boyolali. Ia mengaku penasaran dengan apam kukus yang ada di Banyudono, Boyolali, tersebut.

Ngalap Berkah

“Pertama niatnya ya ngalap berkah saja. Kedua, saya itu penasaran, kalau sebaran apam di Klaten itu saya sering ikut, tapi kalau ini baru pertama,” kata dia saat berbincang dengan Solopos.com di depan Masjid Cipto Mulyo Pengging seusai rebutan apam.

Muryanti mengaku cukup heran karena apam yang disebar itu berbeda dibanding apam biasa. Di Klaten, bentuk apamnya bulat, sementara di Pengging bentuknya kerucut dan dibungkus janur kuning.

Lebih lanjut, ia menjelaskan datang bersama rombongan ibu-ibu di desanya. Ada sekitar 30 orang yang datang dengan naik kereta kelinci.

Muryanti mengaku rombongannya berangkat dari Desa Koripan, Klaten, pada Jumat pukul 10.30 WIB dan tiba di Masjid Cipto Mulyo Pengging pada pukul 11.30 WIB.

Selain berniat melihat sebaran apam kukus di Pengging, Muryanti mengatakan sempat berjalan-jalan di Alun-alun Pengging dan juga Umbul Tirto Marto yang berada dekat dengan lokasi sebaran apam.

Sementara itu, Kepala Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata Boyolali, Budi Prasetyaningsih, menyampaikan tradisi sebaran apam kukus keong emas di Banyudono sempat terhenti karena pandemi Covid-19.

Namun, warga sekitar secara kecil-kecilan tetap membuat apam kukus keong emas. Kemudian, pada 2023 ini kembali digelar tradisi sebaran apam kukus keong emas.

“Tradisi sebaran apam kukus keong emas ini pada 2020 sudah ditetapkan Kemendikbud [Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan] sebagai warisan budaya tak benda,” kata dia.

Ia mengatakan perbedaan apam kukus keong emas dengan apam yang lain adalah cara memasaknya yang dikukus dan dibungkus dengan janur.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya