Soloraya
Rabu, 1 November 2023 - 14:04 WIB

Musim Hujan Diprediksi Segera Tiba, BPBD Wonogiri Minta Warga Waspada

Muhammad Diky Praditia  /  Ponco Suseno  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Tinggi muka air Waduk Gajah Mungkur (WGM) Wonogiri berkurang akibat kemarau panjang, Rabu (1/11/2023). Musim hujan di Wonogiri diprediksi paling cepat mulai pertengahan November 2023. (Solopos/Muhammad Diky Praditia)

Solopos.com, WONOGIRI — Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Wonogiri menyampaikan awal musim hujan di Kabupaten Sukses perlu diwaspadai lantaran berpotensi disertai petir dan angin kencang. Musim hujan di Wonogiri diprediksi paling cepat berlangsung mulai pertengahan November 2023.

Kepala Pelaksana BPBD Wonogiri, Trias Budiono, kepada Solopos.com, Rabu (1/11/2023), mengatakan ada beberapa daerah di Wonogiri seperti Slogohimo dan Kisamantoro yang sudah turun hujan sejak akhir Oktober 2023 setelah kemarau panjang.

Advertisement

Daerah yang dekat dengan lereng Lawu selatan dan pegunungan seperti Karang Tengah dan Jatiroto pun tercatat sudah turun hujan. Sementara area kecamatan Wonogiri dan sekitarnya hanya gerimis beberapa hari lalu.

Trias menyebut daerah-daerah di Wonogiri yang telah turun hujan pertama setelah kemarau, beberapa di antaranya disertai badai angin kencang dan petir. Hal itu berdampak pada kerusakan sejumlah rumah warga dan fasilitas milik pemerintah.

Advertisement

Trias menyebut daerah-daerah di Wonogiri yang telah turun hujan pertama setelah kemarau, beberapa di antaranya disertai badai angin kencang dan petir. Hal itu berdampak pada kerusakan sejumlah rumah warga dan fasilitas milik pemerintah.

Melihat hal tersebut, maka daerah lain di Wonogiri yang akan turun hujan untuk kali pertama setelah kemarau pun berpotensi mengalami hal serupa. Menurut Trias kejadian hujan disertai angin kencang pada awal musim penghujan itu pun terjadi di sejumlah kabupaten/kota di Soloraya, seperti Solo, Sukoharjo, dan Klaten. 

“Maka dari itu, hujan pertama musim penghujan ini patut diwaspadai. Artinya perlu mitigasi bilamana terjadi hujan lebat disertai angin, tidak sampai menimbulkan kerusakan atau korban,” kata Trias saat dihubungi Solopos.com, Rabu (1/10/2023).

Advertisement

Sebelum musim penghujan tiba, BPBD Wonogiri mengimbau agar warga melakukan pencegahan bencana yang diakibatkan hujan dan angin kencang. Pohon-pohon besar di kebun atau pekarangan rumah diharapkan bisa dipangkas dahan dan ranting. Begitu juga dengan pohon-pohon besar yang menjuntai di jalan bisa dipangkas agar tidak tumbang saat hujan.

Sementara itu, sambung dia, saat ini warga di sejumlah desa di Kecamatan Paranggupito, Giritontro, dan Giriwoyo masih masih ada yang kekurangan air bersih. Kendati demikian, bantuan air terus mengalir kepada mereka dari sejumlah instansi, perusahaan, komunitas, maupun warga pribadi.

Bantuan air yang tercatat BPDB Wonogiri sepanjang kemarau 2023 ini sekitar 4.000 tangki air. Satu tangki berkapasitas sekitar 5.000 liter-6.000 liter. 

Advertisement

“Kami pastikan bantuan air bersih kepada warga terdampak kekeringan terdistribusi secara merata,” ungkap dia. 

Salah satu warga sekaligus petani hortikultura di Selogiri, Joko Rusdiyanto, mengatakan kemarau di kecamatan Wonogiri sudah berlangsung lebih kurang enam bulan. Sampai saat ini, meski sejumlah kecamatan di Wonogiri sudah turun hujan, wilayah Kecamatan Selogiri belum menerima kiriman hujan. Hal itu berdampak buruk terhadap hasil panen petani.

Sementara itu, elevasi atau tinggi muka air Waduk Gajah Mungkur (WGM) Wonogiri berkurang drastis akibat kemarau. Berdasarkan data di laman hidrologi.BBWS-bsolo.net per Rabu pukul 12.00 WIB, elevasi WG Wonogiri tercatat setinggi 126,15 meter di atas permukaan laut (mdpl). Elevasi setinggi itu di bawah status siaga hijau, yaitu 135,30 mdpl.

Advertisement

Elevasi rendah itu berdampak pada penghentian operasional sementara Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Wonogiri yang berkapasitas 12,4 MW. 

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif