Soloraya
Kamis, 11 Januari 2024 - 18:15 WIB

Pembongkaran Makam Wanita di Klaten, dari Kejanggalan hingga Dugaan Pembunuhan

Taufiq Sidik Prakoso  /  Suharsih  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Situasi saat polisi membongkar makam dan mengautopsi jenazah perempuan di kompleks permakaman umum Dukuh Ngriman, Desa Karanglo, Kecamatan Klaten Selatan, Klaten, Kamis (11/1/2024). (Solopos/Taufiq Sidik Prakoso)

Solopos.com, KLATENPembongkaran makam seorang wanita oleh polisi untuk proses autopsi di permakaman umum Dukuh Ngriman, Desa Karanglo, Kecamatan Klaten Selatan, Klaten, Kamis (11/1/2024), didasari laporan kerabatnya yang menilai ada kejanggalan pada kematian wanita berinisial SW, 70, itu.

Diketahui, SW meninggal dunia pada 3 Oktober 2023 atau sekitar 100 hari lalu. Sebelum meninggal, SW selama bertahun-tahun hidup seorang diri di rumahnya selepas suaminya meninggal dunia. SW tak memiliki anak.

Advertisement

Di sebelah rumahnya, ada rumah keluarga Sriyanto, 48, yang membuat laporan ke polisi terkait meninggalnya SW. “Beliau itu bulik saya, adiknya bapak. Saya rumahnya bersebelahan [dengan rumah SW],” kata Sriyanto saat ditemui wartawan di sela pembongkaran makam wanita kerabatnya itu di kompleks makam Ngriman, Karanglo, Klaten, Kamis.

Sriyanto mengatakan SW ditemukan meninggal dunia di kamar rumahnya pada 3 Oktober 2023 sekitar pukul 05.00 WIB. Awalnya, ada warga yang menaruh curiga lantaran pintu rumah SW terbuka sejak malam hingga pagi.

Advertisement

Sriyanto mengatakan SW ditemukan meninggal dunia di kamar rumahnya pada 3 Oktober 2023 sekitar pukul 05.00 WIB. Awalnya, ada warga yang menaruh curiga lantaran pintu rumah SW terbuka sejak malam hingga pagi.

“Awalnya tetangga sebelah itu lewat pukul 23.00 WIB, tapi sampai pagi kok pintu [rumah SW] tidak ditutup. Kemudian tetangga itu memberi tahu saya untuk mengecek,” kata Sriyanto.

Sriyanto kemudian masuk ke dalam rumah SW dan melihat kondisi semua lampu rumah padam. Dia masuk ke kamar dan menghidupkan lampu kamar kemudian mencoba memanggil SW. Namun, tidak ada respons. Sriyanto kemudian memberi tahu warga lainnya.

Advertisement

Seiring perkembangan, kerabat dan warga menilai ada kejanggalan atas meninggalnya SW hingga kemudian kasus itu dilaporkan ke Polres Klaten dan dilakukan pembongkaran makam wanita lansia itu. Saat ditemukan, SW mengenakan selimut dari ujung kepala hingga ujung kaki.

Sikap Aneh Korban

Kerabat kemudian mendapatkan informasi dari orang-orang yang memandikan jenazah almarhumah. “Yang memandikan itu mengatakan ada luka lebam di leher, pundak, dan bagian belakang tubuh lebam-lebam seperti bekas dipukul,” kata Sriyanto.

Setelah dilakukan pengecekan, KTP serta tas milik SW juga hilang. Kerabat juga menduga perhiasan milik SW hilang. Di dalam tas SW yang hilang diperkirakan ada berbagai perhiasan milik almarhumah berupa kalung, gelang, dan anting-anting dengan total berat ditaksir 70 gram.

Advertisement

Beberapa waktu sebelum ditemukan meninggal dunia, ada tetangga yang menilai SW seperti mendapatkan ancaman. “Dia [SW] sempat bilang ke Bu RT, sesuk nak aku mati, enek sing mateni. Nek omahku kobong, enek sing ngobong [besok kalau aku meninggal dunia, ada yang membunuh. Kalau rumahku terbakar, ada yang membakar]. Kemudian dijawab Bu RT lha saya yu? [Siapa bu?] Kemudian dia menjawab wis pokokmen,” kata Sriyanto.

Sriyanto menjelaskan waktu itu SW tak mengatakan secara gamblang siapa yang mengancamnya. Warga awalnya juga mengira apa yang disampaikan SW hanya sebagai candaan.

Atas kejanggalan-kejanggalan itu, kerabat SW kemudian membuat laporan ke polisi pada 8 Oktober 2023. “Semoga kalau ini pembunuhan segera terungkap, biar semua terang,” ungkap Sriyanto.

Advertisement

Mengenai kondisi SW sebelum ditemukan meninggal dunia, Sriyanto menjelaskan SW sehat. Perempuan lansia itu tak memiliki riwayat sakit serta tidak mengonsumsi obat. Kali terakhir Sriyanto bertemu SW pada 2 Oktober 2023 dan dipastikan kondisinya saat itu sehat-sehat saja.

Diberitakan sebelumnya, tim Satreskrim Polres Klaten bersama tim Inafis serta dokter forensik dari RS Bhayangkara Polda DIY dan UGM membongkar makam SW dan mengautopsi jenazahnya selama empat jam mulai pukul 09.00 WIB-13.00 WIB, Kamis. Setelah selesai, jenazah dikafani lagi dan dikuburkan.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif