SOLOPOS.COM - Pendaki gunung asal Spanyol, Denise Del Carmen, membacakan pernyataan telah mendaki secara ilegal di depan wartawan seusai diselamatkan dari Gunung Merapi via New Selo, Boyolali, Kamis (14/9/2023). (Solopos/Ni’matul Faizah)

Solopos.com, BOYOLALI — Perempuan pendaki asal Spanyol, Denise Del Carmen, 37, yang dievakuasi akibat kedinginan dan ketakutan saat mendaki Gunung Merapi via New Selo, Boyolali, pada Kamis (14/9/2023) siang ternyata naik ke gunung itu secara ilegal.

Balai Taman Nasional Gunung Merapi (TNGM) menegaskan pendakian ke Gunung Merapi baik via Selo atau Sapungangin saat ini masih ditutup. Pernyataan tersebut Kepala Balai TNGM, Muhammad Wahyudi, kepada wartawan di Kantor Balai Taman Nasional Gunung Merapi Resort Selo, Boyolali, Kamis sore.

Promosi Pegadaian Buka Lowongan Pekerjaan Khusus IT, Cek Kualifikasinya

Wahyudi menyampaikan jalur pendakian Gunung Merapi telah ditutup sejak 2018. Ia menjelaskan penutupan jalur pendakian itu berdasarkan rekomendasi dari Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG).

“Jalur pendakian posisi ditutup, sehingga tidak ada arahan apa pun dari kami untuk dibuka dan sebagainya. Kalau ada berarti itu hoaks,” kata dia.

Senada, Kepala Seksi Pengelolaan Taman Nasional Wilayah II Boyolali-Klaten TNGM, Ahmadi, juga mengungkapkan informasi terkait penutupan jalur pendakian Gunung Merapi telah disebar melalui media sosial bahkan papan informasi di jalur pendakian New Selo maupun Sapuangin.

Ia menjelaskan selama penutupan itu ada beberapa pendaki yang hendak naik ke Gunung Merapi. Namun TNGM sudah memberitahukan agar tidak naik. Ahmadi mengakui pada kejadian pendaki ilegal asal Spanyol, TNGM terlewat untuk mengingatkan.

“Kebetulan pendaki dari Spanyol ini bertemu dengan orang yang memberikan penjelasan kurang tepat sehingga beliau tetap naik ke atas. Kejadiannya, tadi malam mungkin menginformasikan kesulitan untuk turun karena disorientasi dan kondisi fisik yang sudah melemah,” kata dia.

Mendapat Informasi yang Salah

Lebih lanjut, Ahmadi menjelaskan pada Kamis pagi, TNGM menerima informasi secara formal dari masyarakat dan setelah verifikasi melalui kamera CCTV BPPTKG pada Kamis pukul 08.45 WIB, pendaki asal Spanyol tersebut terdeteksi berada di Pasar Bubrah.

Ahmadi menjelaskan bersamaan dengan itu, pendaki gunung asal Spanyol tersebut menghubungi asuransi dan menyampaikan butuh pertolongan. Orang Spanyol itu juga menghubungi SAR Solo serta berkoordinasi dengan TNGM. Pada Kamis sekitar pukul 09.30 WIB, tim dari TNGM menyusul ke titik pendaki asal Spanyol tersebut di Gunung Merapi.

Bule itu ditemukan di pos I, sudah sekitar 500 meter dari batas TNGM dan sekitar sekitar 1,5 km dari New Selo. Setelah turun, tim penyelamat mengecek kesehatan Denise dan dinyatakan dalam keadaan sehat. Setelah melalui masa recovery, tim kemudian menggali keterangan bule Spanyol tersebut.

“Berdasarkan keterangannya memang tidak berencana mendaki sebagai perencanaan awal. Kemudian karena mendapati bisa tracking ke gunung dan mendapat informasi katanya boleh tapi tidak boleh sampai puncak, itu yang membuat dia tetap naik,” kata dia.

Ia mengungkapkan perempuan Spanyol juga mengaku tidak melihat papan informasi terkait larangan pendakian Gunung Merapi. Padahal, menurut Ahmadi, posisi papan larangan mendaki sangat mudah dilihat.

Lebih lanjut, Ahmadi mengatakan yang dilakukan pendaki asal Spanyol tersebut melanggar aturan karena nekat mendaki padahal jalur pendakian Gunung Merapi statusnya ditutup. Ia menjelaskan Denise pun paham dan menyesali apa yang telah dilakukannya.

“Kemudian kami juga menghapus semua dokumentasi yang ada di pendaki ini yang terkait dengan posisi jalur pendakian sampai di titik dan kembali lagi,” kata dia.

Surat Pernyataan

Selanjutnya, bule Spanyol tersebut diminta membuat surat pernyataan tertulis tangan yang menyatakan ia menyesal atas perbuatannya, menghapus dokumentasi, dan tidak akan mengulangi kembali.

Dalam kesempatan tersebut, Denise menyampaikan permintaan maafnya dan membacakan surat pernyataan tersebut di depan para awak media.

“I, Denise Del Carmen, to declare hiking at Merapi Mountain illegally, because I have got wrong information about the closure of the track. I deleted the pictures and videos. I declare I won’t repeat again. [Saya, Denise Del Cermen, menyatakan telah mendaki Gunung Merapi secara ilegal karena saya mendapatkan informasi yang salah tentang penutupan jalur pendakian. Saya sudah menghapus gambar-gambar dan video-video. Saya menyatakan tidak akan mengulangi lagi],” kata dia.

Sebelumnya, Denise mengaku mulai mendaki Gunung Merapi via Selo pada Rabu pukul 10.00 WIB. Malam harinya ia kedinginan dan ketakutan. Ia mengaku tak bisa melihat apa pun dan apa yang ia sentuh seolah jatuh.

Ia juga mengalami disorientasi, tidak tahu jalan untuk kembali. Malam itu ia hanya mengandalkan selimut untuk membuatnya tetap hangat.

Lalu pada Kamis pagi ia akhirnya meminta pertolongan dengan cara meniup peluit dan menyalakan senter. Tim penyelamat berhasil membawanya turun ke New Selo pada pukul 12.00 WIB menggunakan sepeda motor.

Dari pantauan Solopos.com, Denise terlihat sehat dan bisa berkomunikasi dengan baik. Ia sempat berbincang dan menjawab pertanyaan wartawan dengan baik.

“I am okay. Luckily nothing happened, so I had to climb, I’ve been doing hiking for 12 hours. [Saya baik-baik saja. Untungnya tidak ada yang terjadi, saya mendaki dan telah mendaki lebih selama 12 jam],” kata dia kepada wartawan seusai diselamatkan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya