Soloraya
Sabtu, 17 Februari 2024 - 10:23 WIB

Pimpin Upacara Hari Jadi Solo, MN X: Kolaborasi Pemkot-Mangkunegaran Luar Biasa

Wahyu Prakoso  /  Rohmah Ermawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Mangkunagoro X menjadi pembina upacara atau inspektur upacara Peringatan Hari Jadi ke 279 Kota Solo di Taman Balekambang, Sabtu (17/2/2024). (Solopos.com/Wahyu Prakoso)

Solopos.com, SOLO–Kolaborasi Pemkot Solo dan Pura Mangkunegaran yang berkelanjutan menjadi pesan pada upacara peringatan Hari Jadi ke-279 Kota Solo di Taman Balekambang, Sabtu (17/2/2024) pagi.

Upacara peringatan Hari Jadi Kota Solo tersebut diikuti ratusan aparatur sipil negara serta berbagai pemangku kepentingan Kota Solo, termasuk unsur masyarakat. Para peserta upacara mengenakan pakaian adat.

Advertisement

Para peserta itu di antaranya Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka, Wakil Wali Kota Solo Teguh Prakosa, Sekda Solo Budi Murtono, Ketua Forum Kerukunan Umat Beragama Solo Mashuri.

Kemudian Dandim 0735/Surakarta Letkol Inf Eko Hardianto, Komandan Korem 074/Warastratama Kolonel Inf Ali Akhwan, dan Kapolresta Solo Kombes Pol Iwan Saktiadi, dan Ketua Tim Penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga Selvi Ananda.

Advertisement

Kemudian Dandim 0735/Surakarta Letkol Inf Eko Hardianto, Komandan Korem 074/Warastratama Kolonel Inf Ali Akhwan, dan Kapolresta Solo Kombes Pol Iwan Saktiadi, dan Ketua Tim Penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga Selvi Ananda.

Para peserta upacara juga diikuti bregada Pura Mangkunegaran. Rangkaian peringatan Hari Jadi ke-279 Kota Solo berlangsung dengan bahasa Jawa Krama Inggil.

Pertunjukkan tari Abipraya Niskala menghibur peserta sebelum upacara peringatan Hari Jadi ke-279 Kota Solo dimulai. Abipraya memiliki arti harapan dan Niskala bermakna kokoh dan kuat.

Advertisement

Spirit manunggaling kawula gusti yang diwujudkan dalam titi-tibeh, mati siji mati kabeh-mukti siji mukti kabeh mampu meleburkan sekat pemimpin dan rakyatnya sehingga terangkai harmoni dalam sinergi kebersamaan dan perjuangan untuk menyongsong masa gemilang.

Selanjutnya para peserta mendengarkan sejarah Kota Solo yang berawal dari kondisi pusat Kerajaan Mataram di Kartasura rusak akibat perlawanan terhadap Belanda.

Sinuhun Pakubuwana II mencari lokasi baru untuk Kerajaan Mataram berjarak 10 Km ke arah timur di Desa Sala. Kemudian Pakubuwana II mengadakan kirab Boyong Kedhaton sebagai tanda lahirnya Kota Solo.

Advertisement

Pakubuwana II menamai tempat baru sebagai Surakarta Hadiningrat. Kota Solo menjadi pusat negara atau pusat pemerintahan.

Pada kesempatan tersebut, Pemimpin Pura Mangkunegaran, K.G.P.A.A Mangkunagoro (MN) X bertugas menjadi pembina upacara atau inspektur upacara. Tugas yang dijalani Mangkunagoro X itu merupakan kali kedua setelah menjadi pembina upacara pengibaran Bendera Merah Putih memperingati HUT ke-78 Kemerdekaan Republik Indonesia Agustus lalu.

Mangkunagoro X menjelaskan Kota Solo merupakan kota budaya yang memiliki sejarah panjang. Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat dan Pura Mangkunegaran berperan dalam melestarikan budaya di Kota Solo, antara lain corak batik, arsitektur kota, dan makanan khas Solo, sehingga menjadi daya tarik wisatawan.

Advertisement

Sejarah mencatat Taman Balekambang Solo dibangun pada masa pemerintahan KGPAA Mangkunagoro VII. Revitalisasi Taman Balekambang merupakan bentuk kolaborasi Pemkot Solo dan Praja Mangkunegaran.

“Kolaborasi Pura Mangkunegaran dan Pemkot Solo luar biasa sekali dua tahun terakhir. Semoga kolaborasi langgeng dan masyarakat menerima manfaatnya,” jelas Mangkunagoro X.

Dia mengatakan kolaborasi akan dilanjutkan dalam bidang pariwisata atau bidang lainnya. Praja Mangkunegaran akan menggelar berbagai event sepanjang tahun untuk mendatangkan wisatawan di Kota Solo.

Sedangkan Gibran menjelaskan harapannya di Hari Jadi Kota Solo supaya semua 17 titik prioritas pembangunan Kota Solo segera selesai. Infrastruktur dapat menghadirkan banyak event, memicu pertumbuhan ekonomi, dan bermanfaat bagi warga.

“Di Taman Balekambang harapannya para seniman dan warga berkolaborasi melestarikan ketoprak, wayang orang, dan lain-lain,” ungkap dia.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif