SOLOPOS.COM - Para pimpinan PLN bersama Wabup Sragen menghidupkan jaringan listrik masuk sawah di persawahan Desa Kliwonan, Masaran, Sragen, Selasa (30/4/2024). (Solopos.com/Tri Rahayu)

Solopos.com, SRAGEN — PLN terus menggencarkan program listrik masuk sawah di wilayah Kabupaten Sragen, meski pelanggan listrik pertanian di Sragen tertinggi (90%) di wilayah regional Jawa Tengah (Jateng) dan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).

Pelanggan sektor agrikultur di Sragen bertambah 622 orang dengan total daya 2.436.700 VA. Jaringan listrik itu dinyalakan serentak di Desa Kliwonan, Kecamatan Masaran, Sragen, Selasa (30/4/2024).

Promosi Beli Emas Bonus Mobil, Pegadaian Serahkan Reward Mobil Brio untuk Nasabah Loyal

Kini, jumlah kumulatif pelanggan PLN di sektor agrikultur (pertanian) di Kabupaten Sragen mencapai 6.031 pelanggan yang menyebar di wilayah Unit Layanan Pelanggan (ULP) Sragen dan ULP Sumberlawang. Data tersebut sudah termasuk penambahan pasang baru.

Acara seremoni tersebut dihadiri Wakil Bupati (Wabup) Sragen, Suroto; perwakilan instansi terkait; dan pimpinan PLN termasuk Manager PLN UP3 Surakarta, Muhammad Khadafi.

Khadafi menjelaskan sejak Maret 2024 lalu di Desa Kliwonan banyak pemohon sambungan listrik masuk sawah dari gabungan kelompok tani (gapoktan). PLN langsung menindaklanjutinya dan kemudian menyalakannya serentak se-regional Jateng dan DIY hari ini.

Petani mengajukan permohonan sambungan listrik masuk sawah untuk menghadapi musim kemarau. Listrik digunakan untuk menggerakkan pompa air sehingga petani bisa tetap panen padi tiga musim dalam setahun.

“Di Kliwonan ini ada 16 lokasi listrik masuk sawah dengan daya mencapai 5.500 VA untuk menyedot air sumur dalam. Permohonan sambungan listrik di sektor pertanian di Sragen mencapai 90%. Artinya, Sragen yang paling banyak permohonan listrik masuk sawah di regional Jateng-DIY,” jelas Khadafi.

Menurutnya, listrik masuk sawah itu penting untuk mendorong pertumbuhan ekonomi di sektor pertanian. Dia mendapat info dari Wabup Sragen bahwa listrik masuk sawah menguntungkan petani. Awalnya petani hanya bisa panen dua kali, setelah ada listrik masuk sawah ternyata bisa panen sampai tiga kali.

“Listrik lebih efisien daripada pakai mesin disel berbahan bakar minyak. Selain itu listrik ramah lingkungan. Kecukupan daya di Sragen cukup dengan adanya gardu induk di Masaran sehingga tidak mengkhawatikan,” jelasnya.

Pelanggan PLN dari sektor agrikultur di Sragen potensial karena permintaannya cukup tinggi. Inovasi pengembangan pelayanan listrik masuk sawah yang dikenal dengan electrifying agriculture ini terus digalakkan.

Khadafi berharap layanan listrik masuk sawah tidak disalahgunakan untuk jebakaan tikus atau yang lainnya karena dapat membahayakan.

Enam Bulan

Salah satu petani Kliwonan, Sukamdi, 64, senang permohonannya sambungan listrik masuk sawahnya dikabulkan PLN.  Sudah enam bulan lalu permohonan itu diajukan dan baru sekarang bisa direalisasikan. Kini, ia bisa menggerakkan pompa listrik untuk mengalirkan air tanah.

Sebelumnya, Sukamdi dan petani Kliwonan lainnya sulit memenuhi kebutuhan air terutama di musim kemarau sejak adanya pengalihan jaringan irigasi di wilayah Sidodadi, Masaran.

“Pengalihan jaringan itu terjadi sudah 10 tahun lalu. Awalnya jaringan irigasi itu di sisi timur jalan dipindah ke barat jalan. Sejak itu, Kliwonan tidak dapat jatah air. Jadi petani hanya mengandalkan air hujan dan air sumur dari pompa air dengan kedalaman hanya 30 meter,” jelasnya.

Setelah listrik masuk sawah, Sukamdi mengatakan para petani bisa membuat sumur dalam dengan kedalaman sampai 100 meter termasuk dirinya. “Sekarang sudah ada 13 orang petani yang positif bisa mendapat layanan listrik masuk sawah itu,” jelasnya.

Sementara itu Wabup Suroto menyampaikan luas lahan yang biasa tanam dua kali di Sragen mencapai 4.780 hektare. Dengan adanya listrik masuk sawah, menurutnya petani bisa panen tiga kali dengan bantuan sumur dalam.

Atas dasar itulah, Suroto meminta PLN memprioritaskan permohon petani dari utara Bengawan Solo yang lahannya mayoritas sawah tadah hujan. Jumlah sawah tadah hujan di Sragen ada 14.150 hektare.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya