SOLOPOS.COM - Sejumlah polisi berjaga di area debat Capres-Cawapres 2024 di sekitar Kantor KPU, Jakarta, Selasa (12/12/2023). Sebanyak 2.120 personel gabungan dari TNI, Polri, dan instansi terkait dikerahkan untuk mengamankan debat perdana Capres-Cawapres. ANTARA FOTO/Asprilla Dwi Adha/app/YU ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra.
Solopos.com, SOLO — Aparat Polresta Solo dibekali kamera di tubuh atau body worn camera saat berpatroli keliling dalam rangka pengamanan Operasi Lilin Candi 2023 dan Mantap Brata Pemilu 2024. Tujuannya, untuk memastikan akuntabilitas dan transparansi kinerja anggota Polri saat bertugas di lapangan.
Body worn camera itu dipasang di baju bagian depan anggota kepolisian saat bertugas di lapangan. Penggunaan body worn camera sudah dilakukan di sejumlah negara seperti Amerika Serikat, dan Inggris.
Beberapa negara di Asia Tenggara juga telah menggunakan body worn camera seperti Singapura, Malaysia, dan Filipina. Di Indonesia, body worn camera digunakan anggota Polri saat mengamankan KTT G20 di Bali pada 2022.
Kapolresta Solo, Kombes Pol Iwan Saktiadi mengatakan kamera yang dipasang di baju anggota Polri terkoneksi langsung dengan Traffic Management Center (TMC) di Mapolresta Solo.
“Jadi bisa dipantau langsung secara real time ketika petugas di lapangan. Apa saja yang dilakukan petugas bisa diketahui secara jelas,” kata dia, Selasa (26/12/2023).
Body worn camera juga bisa digunakan untuk memantau kondisi arus lalu lintas di Kota Bengawan. Petugas di TMC bisa memantau kondisi arus lalu lintas sehingga mempermudah komunikasi dan koordinasi. Tak hanya itu, alat dengan teknologi canggih itu digunakan polisi saat mengamankan aksi unjukrasa.
Penggunaan body worn camera dinilai efektif menekan penyimpangan aparat kepolisian di lapangan seperti melakukan kekerasan secara berlebihan, penyalahgunaan wewenang dan lain sebagainya.
“Ini juga bagian dari pengawasan kinerja anggota Polri di lapangan. Kamera yang dipasang di baju anggota Polri dilengkapi teknologi canggih,” ujar dia.