Solopos.com, BOYOLALI — Seorang pria bernama Muhammad Rosyid, 26, asal Dukuh Sajen RT 010/RW 001, Desa Guli, Kecamatan Nogosari, Kabupaten Boyolali, tega menganiaya anak perempuan tirinya, SN, yang masih balita hingga meninggal dunia pada Senin (22/1/2024). Korban dikenal orang yang pendiam, tapi temperamental.
Hal tersebut diungkapkan Kades Guli, Eko Fakhrudin, mengenai Rosyid yang juga seorang pengangguran. “Memang agak temperamen walaupun sepertinya kan pendiam, tapi ya memang agak kurang bersahabatlah. Ia juga sering bikin resek,” kata dia kepada wartawan saat ditemui di tempat permakaman di Dukuh Sajen, Sabtu (27/1/2024).
Eko mengatakan warga tidak menyangka dan kaget mengetahui SN ternyata dianiaya hingga meninggal dunia oleh ayah tirinya. Warga sebelumnya tidak pernah mendengarkan ada keributan dari rumah Rosyid. Eko menduga penganiayaan terhadap anak usia tiga tahun itu dilakukan saat ibu kandung dan tetangga korban sedang bekerja.
Berdasarkan keterangan dari orang yang memandikan jenazah SN, Eko mengatakan korban memiliki luka di bagian jidat dan memar di perut. Warga juga curiga karena semalam sebelumnya anaknya itu masih diajak kumpulan oleh ibunya.
“Pas memandikan jenazah korban itu sebenarnya [warga] sudah curiga. Mereka tanya dahi anaknya kenapa, tapi dijawabnya [oleh tersangka] hanya jatuh,” kata Eko.
Korban meninggal sekitar pukul 16.00 WIB. Ia sempat dibawa ke puskesmas oleh tersangka, akan tetapi Eko tidak mengetahui apakah saat dibawa ke puskesmas itu korban sudah meninggal atau belum.
Lebih jauh Eko memaparkan latar belakang Rosyid. Pelaku berstatus duda cerai saat menikahi ibu korban. Itu merupakan pernikahan yang kedua baik bagi pelaku maupun ibu korban.
Berdasarkan informasi yang Eko dengar, perceraian pelaku dengan istri pertamanya pun di latar belakangi kasus kekerasan dalam rumah tangga. Namun, Eko tidak tahu apakah kasus tersebut masuk ranah hukum.
Rencananya, jenazah SN akan dimakamkan kembali di daerah asal ibunya yakni di Desa Metuk, Kecamatan Mojosongo, Boyolali, setelah diautopsi.