Soloraya
Jumat, 22 Maret 2024 - 17:04 WIB

Pusat Batik Sukowati Sragen Sepi Pengunjung, Omzet Baru 1 Juta/Hari

Tri Rahayu  /  Kaled Hasby Ashshidiqy  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Pengendara sepeda motor melintas di depan Pusat Batik Sukowati Sragen di Jl. Ahmad Yani Nglangon, Karangtengah, Sragen, Jumat (22/3/2024). (Solopos.com/Tri Rahayu)

Solopos.com, SRAGEN — Pusat Batik Sukowati (PBS) yang diresmikan Dirjen Industri Kecil Menengah dan Aneka (IKMA) Kementerian Perindustrian (Kemenperin) Reni Yanita, Jumat (15/12/2023) lalu, masih sepi pengunjung. Sentra batik yang kini dikelola Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) itu baru menghasilkan pendapatan alias omzet Rp1 jutaan per hari.

Pusat Batik Sukowati dibangun dengan dana yang tidak sedikit, yakni Rp15,5 miliar. Gedung itu menempati lahan eks Pasar Nglangon seluas 1 hektare. Meskipun fasilitas cukup memadai tetapi gedung itu masih sepi pengunjung.

Advertisement

Dinas Koperasi, Usaha Kecil Menengah, Perindustrian dan Perdagangan (Diskumindag) Sragen masih mengembangkan kompleks tersebut agar menjadi sentra ekonomi Sragen, khususnya batik.

Kepala Diskumindag Sragen, Cosmas Edwi Yunanto, mengungkapkan meskipun sepi setiap hari ada transaksi di PBS, minimal Rp1 juta per hari. Saat awal-awal diresmikan, ujar dia, transaksi bisa sampai Rp10 juta per hari. Ada 17 industri kecil menengah yang menjual baiknya di PBS.

“Jadi pemasukan ke kas daerah hanya berupa fee senilai Rp10.000 per potong batik yang terjual. Hal itu sesuai dengan peraturan daerah (perda). Jadi sepi-sepinya pengunjung itu masih ada transaksi Rp1 juta per hari. Kami harapkan para tamu yang studi banding ke Sragen bisa diarahkan ke PBS dan setiap hari ada tamu yang ke sana,” ujarnya saat berbincang dengan wartawan, Jumat (22/3/2024),.

Advertisement

PBS memiliki tiga lantai.  Lantai I untuk para IKM dan lantai II untuk Sragen Trade and Investment (Gentrade) dengan sistem sewa. Cosmas mengaku penataan lingkungan PBS masih kurang representatif. Bangunan PBS itu juga masih dalam masa pemeliharaan kontraktor pelaksana proyek hingga Mei 2024.

Diskumindag juga sudah mendorong Kepala UPTD untuk membuat terobosan-terobosan untuk membuat PBS ramai, seperti mengadakan promo, terutama pada momentum mudik Lebaran.

“Pada 2024 ini, kami juga meneruskan pengembangan dengan membangun sentra industri kerajinan di belakang gedung PBS dengan dana alokasi khusus Rp14 miliar. Dana tersebut digunakan untuk membangun gedung dan pengadaan mesin-mesinnya. Tahapannya masih meminta harga perkiraan sendiri (HPS) dari Inspektorat sebelum melakukan lelang,” jelas Cosmas.

Advertisement

Pengembangan PBS tersebut termasuk penataan areal halaman dan lingkungannya sehingga terlihat lebih bagus dan menarik.

UPTD sempat menggelar pameran ekspresi seni dengan dengan tema Ngabuburythm pada awal Ramadan menggandeng Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Sragen. Saat itu jumlah pengunjung terdongkrak.

“Mungkin ke depan perlu dibuat promo dan diskon pada momentum tertentu sehingga menjadi daya tarik pengunjung. Kepentingannya juga untuk edukasi juga dan jadi instalasi pengolahan limbahnya,” jelasnya.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif