SOLOPOS.COM - Seratusan kader PDIP kecewa berat saat konsolidasi internal PDIP di wilayah Kecamatan Weru, Sukoharjo, Rabu (6/3/2024). (Istimewa)

Solopos.com, SUKOHARJO–Rapat konsolidasi PDIP Kecamatan Weru, Kabupaten Sukoharjo, membahas hasil Pemilu 2024 diwarnai kericuhan. Seratusan kader PDIP di wilayah Kecamatan Weru kecewa berat lantaran aspirasi mereka terganjal mekanisme internal partai.

Rapat konsolidasi PDIP Kecamatan Weru digelar di kantor PAC Kecamatan Weru pada Rabu (6/3/2024) malam. Rapat itu dihadiri jajaran pengurus struktural DPC PDIP Sukoharjo.

Promosi Selamat! Direktur Utama Pegadaian Raih Penghargaan Best 50 CEO 2024

Rapat dihadiri Sekretaris DPC PDIP Sukoharjo, Nurjayanto, dan Ketua PAC PDIP Kecamatan Weru, Sutomo. Turut hadir pula Joko Sutopo selaku supervisor DPC PDIP Sukoharjo.

Rapat konsolidasi diawali dengan penyampaian capaian hasil pemilu dan raihan jumlah kursi legislatif di kabupaten Jamu. Kericuhan terjadi saat menginjak sesi penyampaian aspirasi kader partai.

Kala itu, Ketua Ranting PDIP Desa Karangtengah, Kecamatan Weru, Didik Rudiyanto mempertanyakan soal kepastian calon anggota legislatif (caleg) di daerah pemilihan (dapil) 2 dari PDIP, Aristya Tiwi Pramudiyatna, akan dilantik sebagai anggota DPRD Sukoharjo atau tidak.

“Tiwi meraih 5.330 suara dan memiliki peluang kuat lolos ke parlemen. Saya hanya ingin mempertegas apakah Tiwi dilantik atau tidak. Jika batal dilantik, jelas menyakiti kader partai di level bawah dan warga Weru,” kata dia, Kamis (7/3/2024).

Menurut Didik, perolehan suara Tiwi di bawah Didik Dwi Raharjo, Sutomo, dan Sri Mulyani. Ketiga caleg itu diperkirakan lenggang kangkung ke DPRD Sukoharjo. Selain itu, suara Tiwi berselisih sekitar 1.000 suara dibanding koleganya Jaka Triyatno yang meraih 3.989 suara.

Saat itu, kader partai yang berada di luar ruangan seketika berteriak keras. “Ini tidak adil jika caleg yang dilantik justru bukan Tiwi melainkan caleg lainnya. Kami sudah bekerja keras untuk memenangkan PDIP di level bawah,” ujar dia.

Menanggapi hal itu, Joko “Jekek” Sutopo mengatakan mekanisme partai berbeda dengan aturan dari penyelenggara pemilu. Jekek juga meminta sejumlah caleg yang hadir dalam rapat itu untuk menyampaikan testimoni ihwal sistem pemenangan pemilu di Sukoharjo.

“Mekanisme partai tentunya berbeda dengan aturan lain. Ini yang perlu dipahami,” ujar dia.

Sementara para kader partai justru semakin tersulut emosinya lantaran penjelasan Jekek dianggap mbulet. Mereka berteriak keras sembari memukul kursi. Rapat konsolidasi akhirnya segera ditutup untuk menjaga kondusivitas keamanan.

Para pengurus DPC PDIP Sukoharjo lantas meninggalkan lokasi rapat konsolidasi partai. Sementara massa kader partai akhirnya kembali ke rumah masing-masing.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya