Soloraya
Kamis, 14 Desember 2023 - 15:49 WIB

Salah Satu Terduga Teroris Masaran Sragen Dikenal Sebagai Imam Masjid

Tri Rahayu  /  Kaled Hasby Ashshidiqy  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Tim Inafis Polres Sragen mengamankan barang bukti majalah dari hasil penggeledahan di rumah Sd Desa Pilang, Masaran, Sragen, Kamis (14/12/2023). (Solopos.com/Tri Rahayu)

Solopos.com, SRAGEN — Salah seorang terduga teroris yang ditangkap Densus 88 Antiteror Polri di wilayah Desa Pilang, Kecamatan Masaran, Sragen, Sd, 35, diketahui sebagai imam masjid di kampungnya. Sd ditangkap Tim Densus 88 saat hendak berjualan sari kacang hijau ke Pasar Masaran, Sragen, Kamis (14/12/2023) sekitar pukul 06.30 WIB.

Sd tinggal berdekatan dengan kediaman terduga teroris lainnya, Sr, karena masih dalam satu desa tetapi beda RT. Jarak rumah keduanya sekitar 1 km.

Advertisement

Setiap harinya, Sd jualam sari kacang hijau. Saat ditangkap, Sd membawa motor berberonjong sebagai sarana jualan dan wadah dagangan. Setelah ditangkap, motor Sd dititipkan ke Polsek Masaran. Pada Kamis siang, seusai penggeledahan, sekitar pukul 10.00 WIB, motor Sd dikembalikan kepada keluarganya.

Kapolres Sragen, AKBP Jamal Alam, sempat meninjau ke Masaran setelah penggeledahan selesai. Kapolres enggan berkomentar soal penangkapan itu karena bukan wewenannya. Padahal Tim Inafis Satreskrim Polres Sragen ikut serta membantu penggeledahan di rumah Sd, rumah Sr, dan rumah mertua Sr.

“Sudah diambil alih Polda,” tulis Kapolres dalam pesan WhatsApp.

Advertisement

Ketua RT 023 Desa Pilang, Paryono, saat ditemui wartawan, Kamis, mengungkapkan polisi hanya menemukan sejumlah majalah saat menggeledah rumah Sd.

“Sehari-hari Sd memang jualan sari kacang hijau di sekitar simpang tiga Pasar Masaran. Beliau juga imam Masjid An-Nur sejak lima tahun terakhir. Beliau kelahiran Pilang sini. Orangnya baik, kemasyarakatan bagus. Jadi imam itu karena hafal surat Al-Qur’an juga bagus,” jelasnya.

Paryono menambahkan, bapaknya Sd dulu juga imam masjid. Sd yang dikaruniai empat anak tidak pernah ke mana-mana selain bekerja. Ia biasanya hanya ke Solo mengantar baju atau dagangan bersama istri. “Jadi beliau ini tokoh masyarakat dan imam masjid. Beliau juga bolak-balik ke pesantren karena anaknya di pesantren,” jelasnya.

Advertisement

Istri Sd, R, mengatakan setiap kali menjenguk anak di Ponpes, ia dan anaknya yang paling kecil selalu menemani suaminya. “Saya itu 24 jam terus sama suami. Saya tidak tahu kok tahu-tahu dijemput polisi pagi-pagi. Kami sempat mencari-cari ke mana-mana, baru tahu setelah polisi datang ke rumah” ujarnya.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif