SOLOPOS.COM - Prajurit Kodim 0723/Klaten dan warga Desa Kepurun, Kecamatan Manisrenggo saat membersihkan tugu MBKD, Senin (2/10/2023). (Istimewa/Kodim 0723/Klaten)

Solopos.com, KLATEN — Prajurit Kodim 0723/Klaten bersama relawan, warga, dan instansi terkait menggelar kegiatan pembersihan monumen Markas Besar Komando Djawa (MBKD) dan pembersihan Masjid Al-Ikhlas di Desa Kepurun, Kecamatan Manisrenggo, Senin (2/10/2023).

Berdasarkan keterangan tertulis dari Kodim Klaten, Kepala Staf Kodim 0723/Klaten, Mayor (Cba) Joko Prasetyo, mengatakan kegiatan karya bakti itu dilaksanakan dalam rangka menyambut Hari Ulang Tahun (HUT) ke-78 TNI. Prajurit TNI dan masyarakat tampak antusias bergotong royong memungut sampah dan mengecat pagar monumen serta membersihkan masjid.

Promosi Selamat! Direktur Utama Pegadaian Raih Penghargaan Best 50 CEO 2024

Monumen MBKD didirikan sebagai penghormatan terhadap kegigihan para pahlawan. Dulunya tempat berdirinya monumen merupakan markas besar untuk menyusun strategi dan kekuatan melakukan serangan dan pertempuran di Yogyakarta serta merupakan tugu peringatan rakyat semesta untuk memperingati keberhasilan perang dalam menegakkan kedaulatan dan kemerdekaan Republik Indonesia.

Kepala Desa (Kades) Kepurun, Sukadi, mengatakan banyak orang yang menganggap tugu MBKD sebagai tugu biasa. Namun, tugu itu sesungguhnya menjadi simbol dari kekuatan rakyat untuk mengusir penjajah di Indonesia khususnya pertempuran di Yogyakarta ketika terjadi Agresi Militer Belanda II 1948-1949.

Sukadi menjelaskan Desa Kepurun pernah menjadi Markas Besar Komando Djawa (MBKD) di era perang kemerdekaan 1948-1949. Di desa tersebut, Kolonel Abdul Haris (AH) Nasution mengoordinir pasukan TNI menghadapi Agresi Militer Belanda di Yogyakarta.

“Saat itu Pak Nasution dari Jawa Timur hendak kembali ke Ibu Kota Yogyakarta akhir 1948 tetapi Belanda sudah menduduki Yogyakarta. Kemudian berhenti di Prambanan dan singgah di Desa Taskombang lalu pindah bermarkas di rumah Kades Kepurun pertama, Parto Harjono almarhum,” jelas Sukadi.

Sukadi mengatakan Nasution bermarkas di desanya sekitar delapan bulan. Saat Serangan Umum 1 Maret 1949 di Jogja, koordinasi juga dilakukan dari Kepurun.

“Jadi perintah Serangan Umum 1 Maret 1949 dikoordinasikan dari Kepurun yang menjadi Markas Besar Komando Djawa. Termasuk serangan gerilya di kota lain, seperti Ambarawa,” jelas Sukadi.

Tugu peringatan perang rakyat semesta ini dibangun untuk memperingati keberhasilan rakyat semesta dalam menegakkan kedaulatan dan kemerdekaan Republik Indonesia. Hingga kini, setiap tahun diadakan napak tilas perjuangan pahlawan dengan gerak jalan dari tugu MBKD Kepurun ke Monumen Juang 45 Klaten dengan jarak sekitar 25 km.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya