Soloraya
Rabu, 17 Januari 2024 - 16:47 WIB

Sampah Kayu hingga Popok Bayi Penuhi Sungai Pengging Boyolali seusai Hujan

Nimatul Faizah  /  Suharsih  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Komunitas Peduli Sungai Pengging bersama warga sekitar Sungai Pleret, Bendan, Banyudono, Boyolali, membersihkan tumpukan sampah kiriman yang menggunung seusai hujan di sungai tersebut, Rabu (17/1/2024). (Solopos/Ni’matul Faizah)

Solopos.com, BOYOLALI — Tumpukan rumpun bambu, kayu, pampers atau popok bayi, pakaian bekas, dan sampah lain menumpuk di Sungai Pleret wilayah Pengging, Desa Bendan, Banyudono, Boyolali, seusai hujan deras berdurasi cukup lama pada Selasa (16/1/2024) sore.

Komunitas Peduli Sungai Pengging bersama belasan warga sekitar bergotong royong membersihkan sungai tersebut pada Rabu (17/1/2024) pagi. Mereka mengangkat dan mengumpulkan sampah yang mayoritas kayu tersebut di lima lokasi sungai.

Advertisement

Kayu-kayu yang besar harus digergaji terlebih dahulu baru dikumpulkan lalu dibakar. Ketua Komunitas Peduli Sungai Pengging, Totok Sudaryanto, menjelaskan pada Selasa sore hujan deras mengguyur cukup lama.

Ia mendapatkan laporan Sungai Pleret di Pengging, Bendan, Banyudono, Boyolali, mendapat kiriman sampah yang mayoritas rumpun bambu, batang kayu, dan ranting. Totok menjelaskan sampah-sampah tersebut tersangkut di Sungai Pleret karena terdapat besi penyaring di kedalaman sungai.

Advertisement

Ia mendapatkan laporan Sungai Pleret di Pengging, Bendan, Banyudono, Boyolali, mendapat kiriman sampah yang mayoritas rumpun bambu, batang kayu, dan ranting. Totok menjelaskan sampah-sampah tersebut tersangkut di Sungai Pleret karena terdapat besi penyaring di kedalaman sungai.

Sebelumnya, pada Selasa malam, Totok memperkirakan sampah kayu yang masuk ke sungai itu sekitar 10 meter kubik. Namun, ketika dibersihkan pada Rabu pagi, ia memperkirakan ada sekitar 15-20 meter kubik. Sampah kayu yang mengendap di dalam sungai menjadi terlihat.

“Kami terpaksa hanya bisa membakar kayu-kayu yang terkumpul karena tenaga kami hanya bisa seperti ini. Bagi warga yang mau mengambil untuk kayu bakar juga kami persilakan,” kata dia saat berbincang dengan Solopos.com di sela-sela gotong royong.

Advertisement

Kesadaran Menjaga Kebersihan Sungai

Mengenai kayu-kayu yang terbawa arus, Totok memperkirakan berasal dari di pinggiran sungai yang erosi atau longsor di daerah hulu Sungai Pleret. “Atau bisa juga ada warga yang menebang pohon, kemudian ranting-rantingnya ditaruh di pinggir sungai dan ikut terbawa arus. Soalnya kemarin sore hujannya cukup deras,” kata dia.

Selain menemukan sampah berupa kayu, Totok menjelaskan ia dan warga mendapatkan sampah lain seperti pampers, pakaian dalam bekas, plastik, dan sebagainya di aliran Sungai Pleret, Pengging, Boyolali.

“Lengkap di sini [sampahnya], sudah seperti supermarket. Hanya saja kami tidak fokus menghitung sampah lain karena terlihat banyak kayu-kayu yang hanyut ini,” kata dia.

Advertisement

Ia sengaja membersihkan sungai bersama warga sekitar dengan tujuan edukasi dan menyadarkan untuk tidak membuang sampah di sungai. Totok menjelaskan sampah-sampah di sungai dapat memicu pula banjir bandang.

Ketika sampah menumpuk di satu titik, lalu volume air semakin kuat sehingga tumpukan sampah tidak kuat dan menyebabkan aliran air yang awalnya tertahan menjadi banjir bandang.

Sementara itu, Kadus II Bendan, Susilo Budiarto, yang juga turut membersihkan sungai mengaku senang dengan aksi warga yang masih peduli dengan sungai. Ia mengungkapkan kegiatan membersihkan sungai dengan melibatkan warga dapat menyadarkan mereka tentang kebersihan lingkungan.

Advertisement

“Khususnya kalau sungai bersih kan tidak ada banjir. Selain itu, kegiatan ini juga menumbuhkan gotong-royong sesama warga masyarakat dan memupuk kepedulian terhadap sungai,” kata dia.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif