SOLOPOS.COM - Pekerja tengah memperbaiki talud yang longsor di Dusun Kutan, Desa Tunggulrejo, Kecamatan Jumantono, Kabupaten Karanganyar pada Kamis (1/2/2024). (Istimewa/BPBD Karanganyar)

Solopos.com, KARANGANYAR — Santunan untuk korban bencana alam di Kabupaten Karanganyar pada tahun anggaran 2024 belum jelas. Program yang berjalan di era Bupati Juliyatmono ini masih belum diputuskan apakah akan dilanjutkan atau tidak.

Kepala Pelaksana Harian (Kalakhar) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Karanganyar, Hendro Prayitno, mengatakan program santunan untuk korban bencana alam masih dalam tahap konsultasi dengan Inspektorat Daerah.

Promosi Lebaran Zaman Now, Saatnya Bagi-bagi THR Emas dari Pegadaian

“Belum ada keputusan, masih dianggarkan lagi tahun ini atau tidak. Kami baru konsultasi dengan Inspektorat,” kata Hendro ketika berbincang dengan Solopos.com, Jumat (2/2/2024).

Hendro mengatakan program santunan untuk korban bencana alam kali terakhir disalurkan di awal tahun anggaran 2023. Untuk tahun ini, pihaknya masih menunggu keputusan Pemkab Karanganyar.

Tahun-tahun sebelumnya, Pemkab Karanganyar rutin memberikan santunan untuk korban bencana alam yang mengalami kerugian material seperti rumah rusak. Santunan diberikan berdasarkan kerusakan bangunan kategori ringan, sedang, dan berat.

Nilai santunan diberikan untuk kerusakan ringan Rp1 juta-Rp1,5 juta, rusak sedang Rp3 juta, dan rusak berat Rp5 juta. Sumber anggaran santunan tersebut berasal dari APBD Karanganyar.

“Santunan diberikan untuk mengurangi beban warga korban bencana, memberikan semangat untuk kembali mandiri sekaligus wujud dan kehadiran pemerintah kepada warga terdampak bencana,” kata Hendro.

Selain korban dengan bangunan rusak, santunan juga diberikan bagi warga meninggal dunia karena bencana. Namun di tahun ini, santunan ini juga dia belum diputuskan.

Yang sudah disalurkan adalah bantuan jaminan hidup (jadup) bagi warga terdampak tanah longsor di Dusun Kutan, Desa Tunggulrejo, Kecamatan Jumantono, pada Kamis (1/2/2024) kemarin.

Bantuan jadup diberikan kepada empat keluarga yang terdiri atas 15 jiwa. Masing-masing jiwa menerima bantuan jaminan hidup sebesar Rp630.000. “15 Jiwa ini terdampak talud jalan yang longsor. Akibat tanah longsor ini akses jalan umum di sana terputus,” kata dia.

Selain memutus akses warga, tanah longsor juga mengakibatkan tembok dapur rumah warga rusak. langkah darurat yang telah dilakukan adalah pembangunan talud menggunakan dana tidak terduga (DTT)  mulai Senin (29/1/2024). Anggaran yang digunakan untuk penanganan darurat tersebut total Rp210 juta.

“Alhamdulillah tadi sudah dicek sudah dapat sekitar 20%, harapannya 19 Februari 2024 sudah bisa 100%,” katanya.

Dia mengatakan bantuan diberikan sifatnya darurat. Sementara untuk penyempurnaan jalan akan diselesaikan oleh Pemerintah Desa (Pemdes) menggunakan dana desa. Yang penting, akses warga bisa kembali dibuka.

Sejak longsor, warga terpaksa menitipkan kendaraan di lokasi yang tak terdampak. Untuk akses jalan menuju rumah, warga juga harus menggunakan tangga karena tak bisa dilewati kendaraan.

Hendro mengapresiasi para relawan yang membantu pembersihan lokasi dari material longsor. Begitu juga kepada Baznas dan PMI yang telah membantu logistik untuk dapur umum selama pembersihan lokasi. Hendro berharap pembangunan talud tersebut dapat segera selesai sehingga mobilitas warga tidak mengalami kendala.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya