Soloraya
Selasa, 28 Mei 2024 - 14:08 WIB

Sawah 5 Hektare di Sonorejo Sukoharjo Diduga Tercemar Limbah Pabrik

R Bony Eko Wicaksono  /  Astrid Prihatini WD  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Petugas Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Sukoharjo mengambil sampel air limbah di pabrik daur ulang plastik di Kelurahan Sonorejo, Kecamatan Sukoharjo, Selasa (28/5/2024). (Solopos.com/Bony Eko Wicaksono)

Solopos.com, SUKOHARJO-Lahan pertanian seluas lima hektare di Kelurahan Sonorejo, Kecamatan Sukoharjo, Kabupaten Sukoharjo, diduga tercemar air limbah dari pabrik daur ulang plastik. Limbah tersebut berpotensi mengganggu kesuburan lahan pertanian yang berdampak pada penurunan tingkat produksi padi.

Sejumlah petani mengadu ke perangkat Kelurahan Sonorejo soal dugaan limbah pabrik yang dibuang secara sembarangan sehingga mencemari areal sawah di sekitarnya. Aduan tersebut lantas diteruskan ke Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Sukoharjo. Petugas DLH Sukoharjo lantas mengambil sampel air limbah pabrik untuk diuji laboratorium.

Advertisement

Ketua Gapoktan Tani Mulyo Kelurahan Sonorejo, Sukoharjo, Bambang, mengatakan lahan pertanian yang diduga tercemar limbah pabrik daur ulang plastik seluas lima hektare. Lokasi lahan pertanian itu hanya berjarak 100 meter-200 meter dari lokasi pabrik.

“Cairan limbah pabrik dibuang di dekat sungai kecil yang airnya mengalir ke lahan pertanian. Kesuburan lahan pertanian menjadi berkurang. Otomatis, saat masa panen juga tidak bisa maksimal,” kata dia, saat berbincang dengan Solopos.com, Selasa (28/5/2024).

Sebagai contoh, sebelum tercemar limbah pabrik, satu hektare lahan pertanian bisa menghasilkan Rp14 juta saat masa panen. Setelah air sawah tercemar limbah pabrik, petani hanya mengantongi maksimal Rp4 juta. Artinya, usaha tani di lokasi tersebut tidak berkembang dan justru merugikan petani.

Advertisement

Menurut Bambang, pencemaran lahan pertanian di Sonorejo, Sukoharjo, akibat limbah cair pabrik terjadi sejak dua tahun lalu. “Semula pabrik itu memproduksi herbel. Saat itu, tidak ada masalah yang dihadapi para petani. Tiba-tiba, pabrik beralih daur ulang plastik sejak dua tahun lalu. Nah, persoalan mulai muncul hingga sekarang,” ujar dia.

Seorang pengawas lingkungan hidup DLH Sukoharjo, Ihsan Fauzi, mengatakan telah mengambil sampel cairan limbah pabrik daur ulang plastik. Sampel cairan limbah pabrik itu diuji laboratorium untuk  memastikan baku mutu air limbah.

Ihsan juga memberi solusi terkait pengolahan limbah cair pabrik. Manajemen pabrik diminta membuat sumur dangkal dengan melakukan daur ulang limbah cair. “Jadi limbah cair yang telah melalui proses pendinginan tidak langsung dibuang. Nanti akan menguap sendiri. Kami telah melakukan pembinaan terhadap manajemen pabrik agar memperketat proses pengolahan limbah cair. Yang jelas ada solusi bagi kalangan petani dan pabrik,” ujar dia.

Advertisement

Sementara itu, Lurah Sonorejo Mamik Himawati mengatakan bakal memfasilitasi pertemuan antara petani dan pengurus gapoktan dengan manajemen pabrik. Sehingga, tidak ada lagi persoalan yang muncul pada kemudian hari. Dia berharap ada solusi dan kesepakatan dalam merampungkan persoalan tersebut.

 

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif