SOLOPOS.COM - Ilustrasi: Petani di Desa Bolopleret, Kecamatan Juwiring memanen padi sebelum masa panen lantaran mulai diserang tikus beberapa waktu lalu. (Istimewa)

Solopos.com, KLATEN — Petani di Desa Bolopleret, Kecamatan Juwiring, Klaten, berharap klaim asuransi bisa dicairkan untuk tanaman padi di sawah mereka yang gagal panen akibat diserang hama tikus.

Hampir semua lahan yang didaftarkan program Asuransi Usaha Tani Padi di desa tersebut diserang tikus beberapa pekan terakhir. Total luas sawah di Bolopleret yang didaftarkan asuransi seluas 4,5 hektare untuk satu musim tanam.

Promosi Selamat! Direktur Utama Pegadaian Raih Penghargaan Best 50 CEO 2024

Lahan itu milik 19 petani. Nilai premi yang dibayarkan petani beragam tergantung luas lahan. Sesuai ketentuan, premi asuransi yang dibayarkan sebesar 20 persen ditanggung petani dan 80 persen ditanggung pemerintah.

Luasan lahan petani Bolopleret, Klaten, ditanami padi yang didaftarkan asuransi untuk musim tanam Juni-Oktober 2023 berkisar antara 0,11 ha hingga 0,44 ha.

Kepala Desa (Kades) Bolopleret, Catur Joko Nugroho, menjelaskan hampir semua lahan yang mendaftar asuransi itu diserang tikus. Alhasil, petani mengalami gagal panen. “Ini juga pada dipanen dini daripada kerugian semakin besar,” kata Catur saat berbincang dengan Solopos.com, Rabu (6/9/2023).

Catur berharap lahan yang didaftarkan asuransi untuk satu musim tanam tersebut bisa mendapatkan klaim asuransi setelah diserang hama. “Semoga bisa mendapatkan klaim dari pihak asuransi untuk membantu petani agar semangat dan bergairah lagi menanam,” kata Catur.

Diberitakan sebelumnya, sejumlah petani di Bolopleret mengalami gagal panen gara-gara padi yang ditanam diserang tikus. Total luas lahan di Bolopleret yang diserang tikus sekitar 8 ha. Padahal, padi di luasan sawah tersebut siap panen.

Kondisi itu sangat disayangkan karena saat ini harga gabah sedang tinggi dan jika berhasil panen tentu akan memberikan keuntungan besar kepada petani.

Upaya penanganan sudah dilakukan. Namun, serangan tikus mengganas. Catur menjelaskan ada petani yang memilih memanen padi mereka meski belum saatnya dipanen.

Hal itu dilakukan petani agar tak semakin merugi gara-gara serangan tikus. “Yang dipanen dini sekitar enam patok. Paling kurang tiga pekan lagi panen,” jelas dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya