SOLOPOS.COM - Puluhan pelajar SMP mengikuti lomba menggambar dengan tema wayang di Museum Wayang Indonesia di Wuryantoro, Wonogiri, Kamis (19/10/2023). (Solopos/Muhammad Diky Praditia)

Solopos.com, WONOGIRI — Ajang lomba menggambar wayang di Museum Wayang Indonesia, Wuryantoro, Wonogiri, yang diikuti sekitar 52 pelajar SMP, Kamis (19/10/2023), berlangsung seru.

Ajang lomba ini digelar sebagai upaya mengenalkan kembali wayang sebagai warisan budaya dunia sekaligus melihat persepsi anak-anak sekolah di Wonogiri terhadap wayang melalui goresan tangan mereka. 

Promosi Selamat! Direktur Utama Pegadaian Raih Penghargaan Best 50 CEO 2024

Kepala Bidang Kebudayaan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Wonogiri, Eko Sunarsono, mengatakan lomba menggambar wayang itu diharapkan bisa memberi wadah bagi siswa-siswi yang memiliki minat pada seni rupa untuk mencurahkan ide mereka.

Meski tema lomba menggambar itu mengenai wayang, mereka diberi kebebasan untuk mengeksplorasi wayang dari sudut pandang mana pun.

Dalam lomba di Museum Wayang Wonogiri itu, anak-anak bisa menggambar karakter atau tokoh wayang, bisa juga menggambar adegan pada suatu lakon, atau bahkan menggambar orang yang sedang nonton pagelaran wayang.

Para peserta lomba itu pun dibebaskan menggambar dengan alat apa saja, baik menggunakan cat air, minyak, maupun pewarna krayon. Melalui hasil gambar itu, bisa dilihat bagaimana persepsi siswa-siswi SMP Wonogiri terhadap wayang.

Dari pantauan Solopos.com, para peserta tampak begitu serius dengan gambar mereka masing-masing. Siswa-siswi itu duduk secara berurutan sesuai dengan nomor peserta.

Mereka menggambar dengan media gambar kertas, tetapi pewarna yang mereka gunakan bervariasi. Ada peserta yang menggunakan cat minyak, cat akrilik, dan pensil warna.

Berhadiah Jutaan Rupiah

Mereka pun menggambar wayang yang berbeda-beda antara lain memggambar tokoh wayang punakawan, pandawa, atau orang mendalang wayang. Panitia mengundang tiga juri dari Institut Seni Indonesia (ISI) Solo dan ISI Yogyakarta.

“Dengan lomba menggambar itu, mau tidak mau, para peserta yang mungkin awalnya tidak tahu tokoh wayang, harus cari tahu tentang wayang. Ini yang kami maksud dengan mengenalkan kembali wayang kepada siswa,” kata Eko saat ditemui Solopos.com di Museum Wayang, Wuryantoro, Kamis (19/10/2023).

Dari lomba menggambar di Museum Wayang Indonesia di Wonogiri itu, Eko mengatakan akan ditentukan juara I, II, dan III. Masing-masing juara mendapatkan piala dan uang senilai Rp2 juta untuk juara I, Rp1,5 juta untuk juara II, dan Rp1 juta untuk juara III.

Selain itu ada hadiah uang masing-masing Rp750.000 untuk juara harapan I, II, dan III. Dia menyebut lomba menggambar ini merupakan salah satu dari serangkaian lomba mengenai wayang yang diselenggarakan Disdikbud Wonogiri di Museum Wayang.

Ada beberapa lomba yang berkaitan dengan budaya wayang yaitu lomba menatah wayang, karawitan, dan dalang cilik dan remaja yang diselenggarakan pada Oktober 2023 ini. 

Menurut dia, selain memberikan wadah bagi para siswa-siswi unjuk prestasi, gelaran itu sebagai upaya Pemkab Wonogiri menggeliatkan kunjungan di Museum Wayang Indonesia di Wuryantoro.

Museum tersebut menyimpan koleksi ratusan jenis wayang dari berbagai sumber. Pada sisi lain, wayang dinilai masih sangat relevan dengan kehidupan sekarang.

Ajarkan Filosofi Hidup

“Kalau mau membedah, banyak filosofi hidup yang terkandung dalam wayang yang bisa menjadi tuntunan dan pedoman. Memang kalau dilihat, wayang ini, terutama di desa-desa di Wonogiri masih banyak orang yang mempercayai memiliki tuah. Makanya kerap dijumpai di rumah-rumah ada tokoh wayang yang dipajang. Biasanya tokoh itu simbol doa,” ujar dia.

Guru seni rupa SMPN 2 Slogohimo, Wonogiri, Sumarno, menyatakan ajang lomba menggambar di Museum Wayang Indonesia itu bermanfaat bagi siswa dan sekolah. Bagi siswa, hal itu bisa mendorong mereka untuk mengasah bakat mereka pada seni lukis.

Selama ini jarang sekali diadakan lomba menggambar atau melukis bagi siswa-siswi SMP di Wonogiri. Sedikit-banyak hal itu berdampak pada semangat siswa untuk belajar menggambar. 

Menurut dia, lomba melukis ini juga bisa menjadi bekal bagi siswa, terutama yang meraih juara untuk melanjutkan ke jenjang pendidikan selanjutnya. Piagam dari raihan juara itu bisa menjadi bukti bagi mereka untuk mendaftar sekolah jalur prestasi.

Sedangkan bagi sekolah, ajang seperti penting untuk akreditasi. Semakin banyak perlombaan yang dimenangi, semakin banyak sekolah mendapatkan poin.

“Sekarang, kalau pun ada lomba-lomba menggambar atau membuat poster, kebanyakan menggambar digital, tidak manual seperti sekarang ini. Kalau seperti itu, kasihan anak-anak yang di desa yang belum terlalu mengenal dunia digital,” kata Sumarno.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya