SOLOPOS.COM - Suhardi berjaga di perlintasan sebidang tanpa palang pintu di Desa Taji, Kecamatan Prambanan, Klaten, Senin (15/1/2024). (Solopos/Taufiq Sidik Prakoso)

Solopos.com, KLATEN — Suhardi, 48, pria asal Kabupaten Bantul, DIY, mengaku hanya bisa menyesali karena tidak bisa datang untuk berjaga saat terjadi kecelakaan mobil tabrak kereta api (KA) di perlintasan KA wilayah Desa Taji, Kecamatan Prambanan, Klaten, Minggu (14/1/2024).

Suhardi adalah sukarelawan yang selama kurang lebih empat bulan terakhir menjaga pintu perlintasan di Desa Taji, Prambanan. Meski tercatat sebagai warga Kabupaten Bantul, DIY, Suhardi tinggal bersama kerabatnya di wilayah Kecamatan Prambanan, Klaten.

Promosi Selamat! Direktur Utama Pegadaian Raih Penghargaan Best 50 CEO 2024

Ia mengaku menjaga perlintasan tanpa palang pintu itu atas inisiatifnya sendiri. Tidak ada orang yang menyuruh atau pun memberinya upah. “Ini berangkat dari hati nurani saya sendiri, rasa kemanusiaan membantu sesama biar lancar jalannya,” kata Suhardi saat ditemui wartawan di perlintasan sebidang Desa Taji, Prambanan, Klaten, Senin (15/1/2024).

Suhardi biasa menjaga perlintasan tanpa palang itu saban pagi hingga sore. Dia bermodal bendera kain untuk mengatur kendaraan yang melintas. Suhardi biasa wara-wiri dari selatan ke utara maupun sebaliknya saat KA akan melintas untuk mengingatkan pengendara yang akan menyeberang untuk berhenti sejenak.

Di perlintasan sebidang itu tidak ada tempat berteduh dari terik matahari kecuali di bawah pepohonan di tepi jalan. Suhardi menjelaskan lalu lintas di perlintasan sebidang itu biasanya ramai saat pagi sekitar 06.00 WIB-09.00 WIB serta saat sore pukul 15.00 WIB-17.00 WIB.

Pada Minggu (14/1/2024) saat ada kejadian kecelakaan mobil tabrak KA, Suhardi berhalangan datang untuk berjaga  di perlintasan Desa Taji, Prambanan, Klaten, lantaran ada kegiatan sosial kemasyarakatan di kampungnya.

Pengalaman Berjaga

“Kemarin itu ada kegiatan gotong-royong di rumah. Saat sore ke sini [mau menjaga perlintasan tanpa palang], tahu-tahu sudah ada kejadian seperti itu. Ya saya juga kaget,” kata Suhardi.

Suhardi mengaku menyesal pada Minggu tidak bisa menjaga perlintasan tanpa palang pintu itu. Selama menjaga perlintasan tanpa palang pintu itu secara sukarela, Suhardi mengatakan tidak ada kejadian kecelakaan di tempat itu.

“Rasanya ya trenyuh [sedih]. Mendingan kemarin kalau saya ada uang, saya titip ke warga [uang pengganti tidak ikut gotong royong], saya jaga di sini saja. Saya setiap hari di sini,” kata Suhardi.

Disinggung pengalamannya selama menjaga perlintasan sebidang tanpa palang pintu secara sukarela, Suhardi mengatakan sudah biasa ketika ada pengendara yang nekat menerobos saat KA akan melintas. “Sering ada yang nekat lepas kontrol. Kalau ada apa-apa ya menjadi risiko mereka sendiri,” jelas dia.

Kecelakaan antara mobil dengan KA Gaya Baru Malam Selatan terjadi di perlintasan sebidang tanpa palang pintu Desa Taji, Kecamatan Prambanan, Klaten, Minggu (14/1/2024) sekitar pukul 16.45 WIB. Kecelakaan itu menyebabkan dua orang asal Kabupaten Lamongan, Jawa Timur, meningga dunia.

Salah satu warga sekitar perlintasan, Bu Sum, 63, mengatakan beberapa waktu terakhir ada warga yang menjaga perlintasan sebidang tanpa palang pintu itu. Dia menjelaskan perlintasan sebidang tanpa palang pintu di Desa Taji itu memang rawan terjadi kecelakaan. Dia berharap perlintasan dipasangi palang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya