Soloraya
Senin, 17 Juni 2024 - 14:14 WIB

Ramah Lingkungan, Daging Kurban Masjid Agung Al Aqsha Klaten Dibungkus Besek

Redaksi Solopos.com  /  Suharsih  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Besek disiapkan untuk wadah daging kurban yang dibagikan takmir Masjid Agung Al Aqsha Klaten, Senin (17/6/2024). (Solopos/Taufiq Sidik Prakoso)

Solopos.com, KLATEN — Takmir Masjid Agung Al Aqsha Klaten membagikan ratusan bungkus daging kurban untuk warga di sekitar masjid yang berlokasi di Desa Jonggrangan, Kecamatan Klaten Utara, Klaten, Senin (17/6/2024). Wadah untuk membagikan daging menggunakan daun jati dan besek yang ramah lingkungan.

Empat ekor sapi serta enam ekor kambing disembelih takmir Masjid Agung Al Aqsha Klaten pada Iduladha tahun ini. Dua sapi berasal dari Pemkab Klaten, satu sapi dari Kapolres Klaten, serta satu sapi dari takmir. Sementara kambing berasal dari jamaah masjid.

Advertisement

“Rencana kami bagikan di sini hampir 700 paket. Tahun kemarin kami ada binaan dari luar, untuk sementara kami maksimalkan lingkungan di sini dulu,” kata Ketua Takmir Masjid Agung Al Aqsha Klaten, Ardhani, saat ditemui Solopos.com di sela penyembelihan hewan kurban, Senin (17/6/2024).

Ardhani menjelaskan pembagian daging kurban di Masjid Al Aqsha Klaten tahun ini menggunakan wadah besek serta daun jati. Penggunaan wadah ramah lingkungan itu dilakukan sesuai anjuran dari instansi terkait.

Selain menggunakan wadah besek, jerohan hewan kurban tak dicuci di sungai melainkan dibersihkan di dalam lubang tanah. “Rencana kami cuci dengan limbahnya nanti ditanam di dalam tanah. Kemarin ada takmir yang minta agar pencucian dilakukan di lahannya karena bisa untuk pupuk,” jelas Ardhani.

Advertisement

Sementara itu, proses penyembelihan sapi kurban di masjid itu dilakukan menggunakan alat perebah bikinan sendiri. Dia menjelaskan penggunaan alat itu membuat proses penyembelihan lebih praktis dan mengurangi risiko.

“Alat peroboh memang untuk memudahkan. Untuk mengurangi risiko bahaya juga. Ini dibuat sendiri dengan biaya sekitar Rp9 juta. Secara teknis paling lama itu penyembelihan menggunakan alat ini antara 15 menit hingga 20 menit,” kata Ardhani.

Sementara itu, sebanyak 25 tim dari Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Klaten disebar untuk melakukan pengawasan sejak beberapa waktu lalu. Pengawasan itu dibantu dari Perhimpunan Dokter Hewan Indonesia (PDHI) Klaten.

Advertisement

“Pemeriksaan antemortem [sebelum penyembelihan] sebelumnya sudah dilakukan dan dinyatakan kondisi hewan kurban di Klaten sehat. Kemudian ini dilakukan pemeriksaan postmortem [pada jerohan dan karkas hewan setelah disembelih],” kata Kabid Kesehatan Hewan dan Peternakan DKPP Klaten, Triyanto.

Jika ditemukan cacing pada hati hewan kurban, Triyanto menyarankan untuk dipisahkan dan tidak dibagikan. Dia memastikan daging kurban tetap aman dikonsumsi meski ditemukan cacing pada bagian hatinya.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif