SOLOPOS.COM - Kediaman keluarga Cak Diqin yang juga Rumah Qur’an Ash Shodiqin di Ngangkruk, Ngaru Aru, Banyudono, Boyolali, Minggu (12/11/2023) (Solopos/Ni’matul Faizah)

Solopos.com, BOYOLALI — Tahun-tahun terakhir kehidupan penyanyi dan pencipta lagu campursari kondang, Cak Diqin yang bernama asli Muhammad Sodiqin, banyak diisi dengan kegiatan religius.

Selain mengadakan pengajian rutin dengan mendatangkan penceramah kondang dan membangun pondok pesantren, Cak Diqin juga mengubah hotel miliknya menjadi Rumah Qur’an Ash-Shodiqin.

Promosi Pegadaian Resmikan Masjid Al Hikmah Pekanbaru Wujud Kepedulian Tempat Ibadah

Hal itu dilakukan pada September 2023 atau dua bulan sebelum Cak Diqin meninggal dunia pada Jumat (10/11/2023). Diketahui, Cak Diqin dan istrinya, Sri Lestari alias Nyimut, memiliki hotel bernama Hotel Nusantara. Lokasinya berada di Dukuh Ngangkruk, Desa Ngaru Aru, Banyudono, Boyolali.

Hal tersebut disampaikan Sri Lestari saat ditemui Solopos.com di kediamannya yang juga Rumah Qur’an Ash-Shodiqin, Minggu (12/11/2023). “Dua bulan ini, Cak Diqin mungkin kerasa kalau waktunya sudah habis. Dia mengumpulkan sangu [bekal akhirat] akeh banget. Rumah ini dulu kan hotel, ditutup, lalu dijadikan rumah Qur’an Ash-Shodiqin,” jelas dia.

Nyimut menjelaskan sudah ada sekitar 25 santri yang mengaji di Rumah Qur’an Ash-Shodiqin milik Cak Diqin dan istrinya itu. Mereka berasal dari warga Kecamatan Banyudono dan Sawit.

Mereka belajar mengaji tiga kali setiap pekan. Nyimut menyampaikan Rumah Qur’an tersebut bekerja sama dengan salah satu pondok pesantren tahfiz. Guru mengaji Rumah Qur’an Ash-Shodiqin benar-benar ahli di bidangnya.

“Yang sudah tua baru belajar membaca Al-Qur’an juga ada. Akhir hidup Cak Diqin hanya untuk agama,” tutur dia. Nyimut menyampaikan Cak Diqin semasa hidupnya tidak mau dibayar setelah mengisi pengajian. Ia mempersilakan masyarakat yang ingin membayar untuk mendonasikan ke yayasannya.

Mewakafkan Tanah

Sebelumnya diberitakan, Cak Diqin ternyata tengah membangun pondok pesantren (ponpes) tahfiz Al-Qur’an di Dukuh Glagahan, Desa Jipangan, Kecamatan Banyudono, Kabupaten Boyolali. Pembangunan ponpes itu dimulai pada 2021.

Lokasinya hanya berada di seberang sungai timur restoran Cak Diqin, Pawon Glagahan, dan sebelah timur makam Cak Diqin. Ponpes tersebut dinamakan Tanah Jawi.

Sri Lestari menyampaikan pembangunan Ponpes Tanah Jawi akan terus berjalan walaupun sang suami telah tiada. Seniwati asal Banyudono tersebut mengatakan Ponpes Tanah Jawi dibangun di lahan seluas 6.000 meter persegi.

Sementara itu, salah satu karyawan restoran Pawon Glagahan, Wagimin, mengaku sangat kehilangan sosok Cak Diqin. Ia mengakui Cak Diqin sebagai sosok yang agamis, ulet, dan gigih memperjuangkan keinginannya, termasuk membangun Ponpes Tanah Jawi.

Wagimin mengagumi Cak Diqin yang mewakafkan tanahnya untuk membangun pondok pesantren yang nantinya menjadi pusat pembelajaran Al-Qur’an. Menurutnya, Cak Diqin juga sering mengundang mubalig ternama untuk pengajian ke Ponpes Tanah Jawi.

Masyarakat bisa datang gratis tanpa dipungut biaya. Selain itu, Cak Diqin juga dinilainya sangat dermawan. Dua hingga tiga kali dalam sepekan Cak Diqin meminta karyawan restoran untuk membuat nasi kotak.

“Biasanya per pesanan ada 20 kotak, itu dibagikan ke warga lansia [lanjut usia], orang di sawah, dan lain-lain yang ditemui saat pulang dari sini,” jelas dia saat ditemui di Pawon Glagahan, Minggu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya