SOLOPOS.COM - Ilustrasi mahasiswa di kampus (freepik)

Solopos.com, WONOGIRI — Para mahasiswa yang tergabung dalam Ikatan Mahasiswa Berprestasi atau Imapres tidak hanya menerima beasiswa lewat program beasiswa mahasiswa berprestasi dari Pemkab Wonogiri.

Mereka juga ikut berkontribusi dalam pembangunan Wonogiri. Mereka membantu merealisasikan program-program pemerintah yang menyasar masyarakat secara langsung.

Promosi Pegadaian Resmikan Masjid Al Hikmah Pekanbaru Wujud Kepedulian Tempat Ibadah

Kepala Bidang Kepemudaan dan Olahraga Dinas Kepemudaan dan Olahraga dan Pariwisata (Disporapar) Wonogiri, Sangga Ota Kharisma, mengatakan Pemkab tidak menuntut para penerima program beasiswa itu untuk pulang ke desa ketika sudah lulus kuliah.

Para anggota Imapres Wonogiri itu dibebaskan untuk berkarya di mana saja. Tetapi bukan berarti mereka tidak berkontribusi apa pun terhadap Wonogiri.

Menurut Sangga, dengan mereka mau bersekolah di perguruan tinggi berarti mereka secara tidak langsung telah meningkatkan peluang hidup makmur dan sejahtera baik bagi mereka sendiri maupun keluarga.

Hal itu sesuai dengan tujuan Pemkab Wonogiri yang ingin meningkatkan indeks pembangunan manusia melalui sekolah. Selain itu, selama pemuda-pemudi Wonogiri itu menerima program beasiswa, mereka harus membantu merealisasikan program-program Pemkab yang langsung bersentuhan dengan masyarakat.

Sangga menyebut selama ini banyak program-program pemerintah yang terbantu oleh keberadaan para penerima mahasiswa yang tergabung dalam Imapres Wonogiri. 

“Jadi ketika mereka menerima beasiswa itu, ada semacam KPI [key performance indicator], yaitu keaktifan mereka dalam membantu merealisasikan program pemerintah. Atau bisa juga mereka berinovasi yang berdampak pada lingkungan sekitar,” kata Sangga saat ditemui Solopos.com di Kantor Disporapar Wonogiri, Kamis (12/10/2023).

Membantu Merealisasikan Program Pemkab Wonogiri

KPI itu, imbuh Sangga, juga sebagai penilaian bagi mereka ketika ingin mendapatkan beasiswa itu pada tahun selanjutnya. Sangga menyebutkan beberapa program pemerintah yang memanfaatkan sumber daya Imapres antara lain verifikasi dan validasi (verval) Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS).

Kemudian fasilitasi pelayanan penerbitan Nomor Induk Berusaha (NIB) dan Imapres Mitra Desa seperti literasi pendidikan, lingkungan, dan kesehatan di desa.

Menurut Sangga, tanpa Imapres sulit bagi Pemkab Wonogiri menjangkau langsung para warga sasaran program. Hal itu mengingat keterbatasan SDM yang dimiliki Pemkab Wonogiri. 

“Di masing-masing kecamatan itu ada Imapres. Mereka bertugas untuk membantu merealisasikan program Pemkab di wilayah kecamatan mereka. Termasuk juga bikin inovasi, misalnya membuat taman baca masyarakat. Pelestarian budaya dan kesenian lokal juga termasuk,” ucap dia.

Ketua Imapres Wonogiri, Abimanyu Arya Ramadhan, menyatakan hal serupa. Pemkab Wonogiri tidak menuntut penerima beasiswa untuk pulang ke desa begitu menyelesaikan studi di kampus masing-masing.

Hanya, selama mereka menerima program tersebut ada poin aktivasi yang akan dinilai orang penerima mahasiswa lain. Abi menyebut selama ini Imapres lebih banyak sering menempel pada program-program Pemkab Wonogiri.

Mereka tidak membuat program sendiri dalam skala besar. Hal itu karena keterbatasan ruang dan waktu masing-masing penerima. Kebanyakan anggota Imapres hanya punya waktu ketika liburan semester. 

“Kami kan punya waktu untuk berkumpul dan pulang ke rumah saat liburan semester saja kan. Jadi kami lebih sering membantu program-program pemerintah ketimbang membuat program sendiri,” ujar dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya