SOLOPOS.COM - Ilustrasi tanah longsor. (Freepik.com)

Solopos.com, WONOGIRI — Tanah longsor mendominasi kejadian bencana alam di Wonogiri sepanjang 2023 lalu. Total 112 peristiwa tanah longsor terjadi dalam setahun.

Tanah longsor bahkan mengakibatkan satu orang meninggal dunia, tepatnya di Desa Ngroto, Kecamatan Kismantoro, pada 5 Desember 2023. Jenazah tidak ditemukan setelah pencairan selama tujuh hari dan baru ditemukan di sungai dekat lokasi longsor sebulan kemudian atau 5 Januari 2024.

Promosi Selamat! Direktur Utama Pegadaian Raih Penghargaan Best 50 CEO 2024

Bencana lain yang mendominasi di posisi kedua, menurut data dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Wonogiri, adalah kebakaran. Sepanjang 2023, BPBD mencatat ada 52 peristiwa kebakaran dengan satu korban meninggal dunia.

Kebakaran yang mengakibatkan korban meninggal itu terjadi pada 21 Agustus 2023 di Dusun Bendorejo, Desa Sendang, Kecamatan Wonogiri. Seorang nenek-nenek sebatang kara bernama Suparni, 70, meninggal akibat tersambar api dan terbakar saat membakar sampah di dekat rumahnya.

Bencana lain yang juga sering terjadi selain tanah longsor dan kebakaran di Wonogiri sepanjang 2023 yakni angin kencang (13 kejadian), gempa bumi (14 kejadian), banjir (9 kejadian), tanah bergerak (9 kejadian), tanah ambles (3 kejadian).

Dari berbagai jenis bencana alam tersebut, BPBD Wonogiri mencatat dampaknya yang meliputi 44 rumah rusak berat, 19 rumah rusak sedang, 191 rumah rusak ringan, 153 rumah terancam rusak, dan 55 rumah tergenang banjir.

Warga Wajib Waspada

Korban jiwa ada dua orang, kemudian satu orang luka berat, dan tujuh orang luka ringan. Total kerugian materiel tercatat mencapai Rp12,9 miliar. Sedangkan kecamatan dengan jumlah bencana alam terbanyak, yakni:

  • Slogohimo: 26 kejadian (23 tanah longsor, 1 tanah longsor, 1 angin kencang, 1 kebakaran)
  • Tirtomoyo: 23 kejadian (17 tanah longsor, 3 tanah bergerak, 1 tanah ambles, 1 gempa bumi, 1 angin kencang)
  • Wonogiri: 22 kejadian (17 kebakaran, 2 banjir, 2 angin kencang, 1 tanah longsor)
  • Selogiri: 21 kejadian (9 tanah longsor, 8 kebakaran, 3 angin kencang, 1 gempa bumi)
  • Jatisrono: 15 kejadian (6 tanah longsor, 3 angin kencang, 3 kebakaran, 1 banjir, 1 tanah ambles, 1 gempa bumi)

Berkaca pada banyaknya bencana tanah longsor di berbagai wilayah Wonogiri, BPBD mengingatkan warga untuk selalu waspada, terlebih warga yang rumahnya berada dekat atau tepat di samping tebing. Jika terjadi hujan dalam waktu lama, penghuni rumah harus siap-siap mengungsi untuk antisipasi.

Kepala Bidang Kedaruratan dan Rehabilitasi BPBD Wonogiri, Mudrik Alfan Harahap, menyebutkan tanah longsor merupakan bencana yang paling rentan terjadi di Wonogiri dibandingkan jenis bencana lain seperti banjir, kebakaran, atau angin kencang.

Kejadian tanah longsor meningkat saat musim hujan. Kondisi itu tidak lepas dari kondisi topografi Kabupaten Wonogiri yang berbukit dan bergunung, terutama di sisi selatan dan utara. 

Tidak jarang kejadian tanah longsor itu menimpa rumah-rumah warga, merusak jalan, dan infrastruktur vital lain. Sebab di sejumlah wilayah seperti Karangtengah, Tirtomoyo, dan Bulukerto banyak bangunan yang dibangun persis di samping tebing tanah.

Maka tidak mengherankan beberapa kejadian tanah longsor itu berulang di tempat yang sama. “Tanah longsor ini bencana paling rawan di Wonogiri. Ini bencana yang terjadi setiap tahun. Maka perlu ada kewaspadaan dan upaya antisipasi dari warga,” kata Alfan saat dihubungi Solopos.com, Selasa (23/1/2024).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya