Soloraya
Selasa, 10 Oktober 2023 - 16:39 WIB

Tarif Jalan Tol Solo-Ngawi Naik karena Pertimbangan Bisnis, Ini Penjelasan JSN

Tri Rahayu  /  Kaled Hasby Ashshidiqy  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Situasi di Gerbang Tol Pungkruk, Sragen, terlihat tidak begitu ramai, Selasa (10/10/2023). (Solopos.com/Tri Rahayu)

Solopos.com, SRAGEN — PT Jasamarga Solo-Ngawi (JSN) melakukan menaikkan tarif pengguna jalan tol sejak 20 September 2023. Penyesuaian tarif itu dilakukan lantaran pertimbangan bisnis. Penyesuaian tarif dilakukan setiap dua tahun sekali.

Direktur Teknik dan Operasional PT JSN, M. Historya Ayanda, saat ditemui wartawan di Sidoharjo, Sragen, Selasa (10/10/2023), mengungkapkan tarif jalan tol sebelumnya hanya Rp1.000/km. Lalu mengalami penyesuaian menjadi Rp1.300/km untuk kendaraan golongan I. Dia menerangkan penyesuaian tarif tahun ini tersebut sebenarnya penyesuaian yang tertunda.

Advertisement

“Jadi saat jalan tol sudah terintegrasi dalam Trans Jawa, Presiden meminta untuk tarif supaya di-keeping. Maksudnya biar masyarakat bisa menikmati jalan tol dengan tarif terjangkau. Kemudian di belakang harinya, baru tarif disesuaikan. Penyesuaian tarif tahun ini merupakan penyesuaian tarif yang tertunda sejak awal beroperasi 2019 lalu. Pada awal operasi itu hanya Rp1.000/km dan sekarang menjadi Rp1.300/km,” jelasnya.

Dia menerangkan dari kacamata investasi, tarif Rp1.000/km itu tidak sesuai dengan hitung-hitungan bisnis. Saat itu Badan Usaha Jalan Tol (BUJT) diminta bersabar untuk tidak menaikkan tarif. Hitung-hitungan bisnis itu terkait dengan break event point (BEP) atau pengembalian modal.

“Pemerintah berharap ada banyak pihak yang terlibat dalam investasi di jalan tol. Jaringan jalan tol banyak dan tentunya pertumbungan wilayah sekitar jalan tol juga meningkat. Artinya, wilayah yang dilewati jalan tol itu ekonominya tumbuh lebih tinggi daripada wilayah yang jauh dari jalan tol,” jelasnya.

Advertisement

Penyesuaian tarif menjadi Rp1.300/km itu, lanjut Historya, harusnya dilakukan di 2021. Akan tetapi karena ada pandemi Covid-19 akhirnya ditunda dan baru terlaksana pada 2023 ini. Setelah 2025, penyesuaian tarif yang dilakukan lebih pada pertimbangan inflasi.

“Tahun ini sifatnya khusus. Kami berkolaborasi dengan banyak pihak. Dari data yang ada, naiknya tarif jalan tol tidak berpengaruh signifikan terhadap jumlah pengguna jalan tol. Awalnya orang kaget tetapi setelahnya sudah terbiasa. Keuntungan jalan tol sudah dirasakan pengguna, seperti hemat biaya operasional, efektivitas waktu, lebih aman, dan tentu ada kewajian dari BUJT untuk pelayanan pemeliharaan jalan,” ujarnya.

Sementara, Kepala Dinas Penanaman Modal dan Perizinan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Sragen, Dwi Agus Prasetya, menyampaikan naiknya tarif jalan tol tidak berpengaruh pada investasi di Sragen. Dia menjelaskan kalau dibandingkan dengan biaya produksi di Jakarta dan sekitarnya maka seberapa pun naiknya tarif tol di Solo-Ngawi tidak berpengaruh.

Advertisement

“Investor itu pertimbangannya lebih pada upah buruh yang kompetitif dan dekat dengan bahan baku. Kalau di masyarakat tentu berdampak, terutama bagi angkutan umum dan angkutan barang yang lewat jalan tol. Kalau warga dengan mobil pribadi bisa memilih. Kalau pas santai lewat jalan arteri, kalau mendesak baru lewat jalan tol. Apalagi jalan arteri Sragen-Solo itu sudah bagus. Saya biasanya masuk tol dari Kebakkramat dan turun di Sragen yang awalnya Rp16.000 naik menjadi Rp20.000,” ujarnya.

Daftar Tarif Jalan Tol Golongan I Dari Gerbang Tol Pungkruk, Sragen.

Sumber: https://bpjt.pu.go.id/cek-tarif-tol. 

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif