SOLOPOS.COM - Capres Ganjar Pranowo (pakai kaus hitam) bersarapan bersama dengan buruh tani dan petani di Desa Kliwonan, Kecamatan Masaran, Sragen, Senin (25/12/2023). (Solopos.com/Istimewa)

Solopos.com, SRAGEN — Setelah menginap di rumah warga di wilayah Desa Kliwonan, Kecamatan Masaran, Sragen, calon presiden (capres) Ganjar Pranowo bertemu dengan para buruh tani dan petani di desa setempat, Senin (25/12/2023). Sambil sarapan bersama, Ganjar berdialog ringan dengan para buruh tani dan petani sembari duduk lesehan.

Ganjar cukup akrab bersama para buruh tani yang didominasi kaum ibu. Bahkan para buruh tandur yang ada di tengah sawah dipanggil Ganjar untuk diajak makan bersama. Para buruh tani senang bisa makan bersama dengan capres.

Promosi Pegadaian Resmikan Masjid Al Hikmah Pekanbaru Wujud Kepedulian Tempat Ibadah

“Saya menginap di rumah penduduk. Pak Untung [Untung Wiyono] yang mengajari saya. Suara Sragen itu memang jos semua. Bagaimana mendekati mereka. Ketika bersama rakyat itu bisa tidur bersama mereka, bisa merasakan apa yang menjadi keresahan mereka,” ujar Ganjar.

Ganjar ingat saat mengantar Jusuf Kalla (JK) ke Sragen yang memiliki inovasi tentang pengentasan kemiskinan saat awal-awal pemberlakukan Otonomi Daerah. Dia mengambil pelajaran dari Sragen bagaimana mendengarkan suara rakyat, bertemu rakyat dan meyakinkan rakyat.

Ganjar bertanya langsung dengan kader dan sukarelawan tentang bagaimana meyakinkan rakyat agar pilih Ganjar-Mahfud. Ada yang menjawab dengan menyampaikan rekam jejak, ada yang menyampaikan diajak ngopi sembari ngobrol, dan cara lainnya.

Salah satu tantangan yang dihadapi Tim Pemenangan Daerah (TPD) Ganjar-Mahfud Sragen terkait dengan isu kartu tani. Ketua TPD Ganjar-Mahfud Sragen, Untung Wibowo Sukawati, saat berbincang dengan wartawan, Minggu (24/12/2023) malam, mengungkapkan kedatangan Ganjar di sisa waktu yang tinggal 50 hari sangat dibutuhkan bagi aukarelawan, terutama dari kalangan petani. Dia menyebut Sragen itu mayoritas petani dan petani masih ada keraguan setelah berkeliling di 20 kecamatan.

“Isu kartu tani selalu digulirkan dan hal itu salah satu yang menghambat program Pak Ganjar. Makanya, para petani diundang agar para petani bisa menceritakan kepada petani lainnya tentang isu itu. Bahkan ada spanduk yang beredar tentang kartu tani dihilangkan. Ya, isu itu berdampak ke survei di Sragen tetapi tidak berpengaruh di kota,” ujarnya.

Bowo, sapaan akrabnya, memahami ada pihak-pihak yang mengolah isu ini. Bowo menekankan Ganjar-Mahfud membuat program jaminan pupuk diperoleh dengan mudah, sesuai standar yang ditetapkan, dan jaminan kualitas.

Dia menyebut menepis isu itu menjadi penting. “Rata-rata data itu penginnya by name dan by address. Antara provinsi dan kabupaten berbeda. Makanya, ada program KTP sakti, yakni KTP menjadi basis satu data untuk menyederhanakan database,” ujarnya.

Bowo menargetkan Ganjar-Mahfud menang semaksimal mungkin. Dia melihat massa mengambang relatif sedikit, sekitar 11% secara nasional. Dia mengatakan mereka akan memiliki pilihan setelah melihat debat capres-cawapres dan Soloraya insyaAllah menang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya