SOLOPOS.COM - Pendaki asal Spanyol, Denise Del Carmen, seusai dievakuasi dari Gunung Merapi di New Selo, Kamis (14/9/2023). (Solopos/Ni'matul Faizah)

Solopos.com, BOYOLALI — Seorang perempuan pendaki asal Spanyol, Denise Del Carmen, melakukan pendakian seorang diri ke Gunung Merapi via Selo, Boyolali, pada Rabu (13/9/2023) pukul 10.00 WIB.

Pendakian itu sebenarnya ilegal karena jalur pendakian ke Gunung Merapi baik lewat Selo maupun Sapuangin masih ditutup sejak 2018 menyusul peningkatan aktivitas vulkanik di gunung berapi tersebut.

Promosi Lebaran Zaman Now, Saatnya Bagi-bagi THR Emas dari Pegadaian

Namun, Denise mengaku tidak tahu jalur pendakian ke Gunung Merapi masih ditutup. Denise sempat bertanya kepada seseorang dan diberi tahu bahwa pendakian boleh dilakukan asalkan tidak sampai ke puncak, sehingga ia pun memutuskan naik.

Kemudian, pada Rabu sore ternyata kabut turun. Denise mengaku ia tidak bisa melihat apa pun dan tidak tahu jalan mana yang harus diambil untuk kembali turun. Denise akhirnya bertahan dan melewati malam yang dingin dan berkabut sendirian di gunung sebelum akhirnya dievakuasi pada Kamis (14/9/2023) siang.

Kepada wartawan seusai dievakuasi, pendaki asal Spanyol itu menceritakan kisahnya bertahan hidup di kegelapan Gunung Merapi yang dingin pada Rabu malam itu. Ia sebelumnya melengkapi perbekalannya dengan beberapa peranti seperti lampu senter, powerbank, Wifi portable, selimut keselamatan, dan lain-lain.

Denise merasa sangat beruntung karena masih bisa bertahan hidup pada malam yang dingin dan gelap itu. Ia mengaku sempat mengalami hipotermia dan kelelahan.

I was very careful and I was paying attention to every rock that I touch because most of them very dangerous. And I think, I was very lucky [Saya sangat berhati-hati dan memperhatikan setiap batu yang saya sentuh karena kebanyakan batunya berbahaya. Saya pikir, saya sangat beruntung],” kata dia di Kantor Resort Selo Taman Nasional Gunung Merapi, Kamis sore.

Denise juga mengaku membawa makanan dan minuman, akan tetapi ia memilih tidak makan banyak karena takut akan membuatnya kenyang dan mengganggu pendakian. Selain itu, Denise mengaku sulit tidur karena tidak menemukan tempat yang nyaman.

Pendaki asal Spanyol itu akhirnya hanya tidur sekitar 15-60 menit karena posisi tidurnya yang tidak nyaman dan cuaca yang dingin di Gunung Merapi. Ia mengalami hipotermia dan kelelahan meski sudah menyelimuti tubuhnya dengan selimut penyelamat.

Pernah Mendaki di Berbagai Negara

I don’t have any idea how long I’m going to stay there, so I avoid to drink water at night, so I could use it in the morning. Also I had chocolate in the morning, it gave me little bit of energy [Saya tidak tahu akan bertahan di sana berapa lama, jadi saya menghindari minum air pada malam hari, supaya saya bisa minum pagi harinya. Saya juga makan cokelat pada pagi hari, itu memberikan saya sedikit energi],” terang dia.

Lebih lanjut, Denise mengungkapkan ini bukanlah kali pertama ia melakukan pendakian. Ia juga menegaskan dirinya bukan seorang amatir meskipun juga bukan seorang ahli.

Ia mengatakan telah mendaki gunung di berbagai negara seperti Sri Lanka, India, Nepal, Spanyol, Indonesia, dan lain sebagainya. Di Indonesia, Denise pernah mendaki Gunung Batur dan kali ini Gunung Merapi.

Seperti diketahui, pendaki gunung asal Spanyol itu diselamatkan oleh tim gabungan dari BPBD Boyolali, Basarnas, Balai Taman Nasional Gunung Merapi (TNGM), dan sejumlah sukarelawan. Ia tiba di pos New Selo sekitar pukul 12.00 WIB. Ia sempat dilarikan ke Puskesmas dan dinyatakan dalam kondisi sehat.

Sementara itu, Kepala Seksi Pengelolaan Taman Nasional Wilayah II Boyolali-Klaten Balai TNGM, Ahmadi, menyampaikan saat ditemukan, Denise dalam keadaan sehat akan tetapi psikisnya sedikit terganggu karena sempat mengalami disorientasi arah sehingga tidak tahu jalan turun.

“Dia bawa logistik, niatnya tidak bermalam. Cuma kondisinya sudah sore dan disorientasi. Sore berkabut, sampai tadi malam, pagi juga berkabut dilihat dari kamera CCTV. Saya yakin memang disorientasi di Pasar Bubrah. Sore mau turun, tapi enggak bisa melihat,” kata dia.

Ia menyampaikan sebenarnya larangan pendakian di Gunung Merapi telah disebarluaskan via media sosial, bahkan terdapat spanduk berisi larangan pendakian. Petugas pun juga telah disiagakan untuk memberi tahu calon pendaki bahwa jalur pendakian Selo maupun Sapuangin ditutup.

“Pukul 02.00 WIB, kami bertemu dua pendaki asal Jerman. Mereka berencana naik dan kami beri pemahaman, akhirnya mereka tidak melanjutkan [mendaki],” kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya