SOLOPOS.COM - Ilustrasi beras. (Freepik)

Solopos.com, WONOGIRI — Dinas Pertanian dan Pangan (Dispertan) Wonogiri mencatat ada 21 desa yang masuk kategori rentan rawan pangan menurut food security and vulnerability atlas (FSVA) atau peta ketahanan dan kerawanan pangan pada 2022.

Sebanyak 21 desa itu tersebar di 13 kecamatan. Rawan pangan bukan berarti warga di desa-desa itu mengalami kekurangan pangan hingga warganya kelaparan. Namun jika kondisi itu dibiarkan tanpa ada intervensi, bukan tidak mungkin akan mengalami kekurangan pangan.

Promosi Pegadaian Buka Lowongan Pekerjaan Khusus IT, Cek Kualifikasinya

Ciri-ciri desa rentan rawan pangan itu secara umum memiliki kesejahteraan, sarana dan prasarana, dan jumlah tenaga kesehatan lebih rendah dibandingkan desa lain.

Kepala Bidang Ketahanan Pangan Dinas Pertanian dan Pangan (Dispertan) Wonogiri, Niken Kuntari, mengatakan dari 21 desa itu, 13 desa masuk prioritas II atau rentan rawan pangan kategori sedang dan delapan desa masuk prioritas III atau rentan rawan pangan kategori rendah.

“Tidak ada desa di Wonogiri yang masuk prioritas I atau rentan pangan tinggi,” kata Niken kepada Solopos.com, Senin (25/9/2023).

Ada pun data 21 desa yang rentan rawan pangan di Wonogiri itu yakni:

Desa Rentan Pangan Kategori Sedang

  • Desa Sumber, Kecamatan Purwantoro
  • Desa Biting, Kecamatan Purwantoro 
  • Desa Sumberagung, Kecamatan Batuwarno 
  • Desa Basuhan, Kecamatan Eromoko
  • Desa Girikikis, Kecamatan Giriwoyo
  • Desa Mangunharjo, Kecamatan Jatipurno
  • Desa Girimulyo, Kecamatan Jatipurno
  • Desa Beji, Kecamatan Nguntoronadi
  • Desa Sambiharjo, Kecamatan Paranggupito 
  • Desa Gebangharjo, Kecamatan Pracimantoro
  • Desa Sambirejo, Kecamatan Slogohimo
  • Desa Hargantoro, Kecamatan Tirtomoyo
  • Desa Ngaglik, Kecamatan Bulukerto

Desa Rentan Pangan Kategori Rendah

  • Desa Talesan, Kecamatan Purwantoro
  • Desa Sendangsari, Kecamatan Batuwarno 
  • Desa Panekan, Kecamatan Eromoko
  • Desa Sendangagung, Kecamatan Giriwoyo
  • Desa Gendayakan, Kecamatan Paranggupito 
  • Desa Gemantar, Kecamatan Selogiri
  • Desa Pulutan Wetan, Kecamatan Wuryantoro 
  • Desa Punduhsari, Kecamatan Manyaran 

Akses terhadap Pangan

Menurut Niken, kerentanan pangan di desa berkorelasi dengan akses terhadap pangan, baik akses secara ekonomi, fisik, maupun sosial. Warga di desa rentan rawan pangan, kemampuan keuangannya untuk membeli pangan yang cukup dan bergizi lebih rendah dibanding desa lain.

Selain itu juga keberadaan infrastruktur untuk mendapatkan sumber pangan relatif sulit. Hal yang tidak kalah penting, dalam ketahanan pangan ini adalah pemanfaatan pangan.

“Hal itu erat kaitannya dengan cara penyimpanan, pengolahan, dan penyajian makanan. Termasuk penggunaan air bersih selama proses mengolah. Jadi keberadaan air bersih itu sangat penting dalam pemetaan ini,” jelasnya.

Dia menambahkan keberadaan tenaga kesehatan di desa juga menjadi aspek penting dalam menilai ketahanan pangan. “Dalam hal ini, tenaga kesehatan yang berdomisili di desa itu,” ucap Niken.

Niken menguraikan secara umum desa rentan rawan pangan di Wonogiri disebabkan empat hal, meliputi tingkat kesejahteraan, tenaga kesehatan, sarana dan prasarana pangan, dan luas lahan produksi yang rendah. 

Dana Desa untuk Ketahanan Pangan

Menurut dia, Pemkab Wonogiri telah berupaya meningkatkan ketahanan pangan guna penanganan kerentanan pangan tersebut. Upaya itu antara lain meningkatkan kapasitas produksi dengan cara membangun jalan usaha tani dan irigasi. 

Selain itu penanganan kemiskinan melalui penyediaan lapangan kerja, padat karya, dan pembangunan infrastruktur dasar seperti jalan dan air bersih.

Terpisah, Tenaga Ahli Pendamping Desa Wonogiri, Satyagraha, menyampaikan intervensi untuk mengurangi tingkat kerawanan pangan di desa salah satunya dengan dana desa. Pemerintah mewajibkan desa mengalokasikan minimal 20% dari dana desa untuk program ketahanan pangan.

Menurut dia, selama ini banyak desa yang menggunakan alokasi itu untuk membangun sarana dan prasarana pertanian seperti jalan usaha tani. Tetapi ada pula desa yang membuat program ketahanan pangan dengan menanam satu komoditas pertanian, misalnya hortikultura atau buah.

Beberapa desa juga membuat program pekarangan lestari di rumah-rumah warga. “Dana desa ini sangat bisa dimanfaatkan untuk menciptakan ketahanan pangan desa. Tinggal sesuaikan dengan kondisi desa masing-masing,” kata Satya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya