SOLOPOS.COM - Peserta rapat koordinasi dan pameran daur ulang sampah di Hutan Kota Gergunung, Kecamatan Klaten Utara, Klaten, berfoto bersama, Rabu (15/11/2023). (Istimewa/Diskominfo Klaten)

Solopos.com, KLATEN – Rapat koordinasi dan pameran (rakopam) produk daur ulang sampah digelar di Hutan Kota Gergunung, Kecamatan Klaten Utara, Klaten, Rabu-Kamis (15-16/11/2023). Rapat koordinasi yang sudah kali kedua digelar itu membahas persampahan di Kabupaten Bersinar.

Isu besar yang dibawa dalam rakopam yakni memasifkan upaya penanganan sampah dari sisi hulu. Hal itu karena volume sampah yang hingga kini belum tertangani sekitar 44 persen dari perkiraan volume timbunan sampah yang diproduksi per hari di Klaten.

Promosi Beli Emas Bonus Mobil, Pegadaian Serahkan Reward Mobil Brio untuk Nasabah Loyal

Rakopam tahun ini mengusung tema Komitmen dan Dukungan OPD, Kecamatan, Desa/Kelurahan terhadap Pengelolaan Sampah di Kabupaten Klaten.

Ketua Panitia Rakopam, Sriyanto, menjelaskan rapat koordinasi melibatkan OPD, camat, desa/kelurahan, serta pegiat lingkungan. Sebagai narasumber dalam rapat koordinasi itu yakni dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK).

Sementara sebagai penanggap yakni dari DLH Provinsi Jawa Tengah, akademisi, OPD, perwakilan camat serta desa/kelurahan.

“Bupati membuka acara dan menandatangani petisi dukungan komitmen yang terwakili dari beberapa OPD, kecamatan, desa, DPRD, serta akademisi. Hasil dari rapat koordinasi ini nanti ada rekomendasi dan ditandatangani bersama,” Kata Sriyanto saat ditemui wartawan  di sela kegiatan.

Sriyanto menjelaskan rapat koordinasi itu digelar untuk memperkuat komitmen soal penanganan sampah di Klaten. “Harapannya dari kegiatan ini nanti penanganan sampah bisa dilakukan secara masif,” jelas Sriyanto.

Pembangunan TPS 3R

Kepala DLH Klaten, Srihadi, mengatakan penanganan sampah di kabupaten tersebut saat ini sudah baik. Berdirinya tempat pengolahan sampah dengan prinsip reduce, reuse, recycle (TPS 3R) serta bank sampah cukup signifikan mengurangi sampah di Klaten.

“Tetapi memang di beberapa lokasi saat ini masih ada sampah liar dan sebagainya. Ini yang harus dilakukan, penanganan sampah dari tingkat wilayah secara masif,” jelas Srihadi.

Srihadi menjelaskan di Klaten sudah disusun kebijakan dan strategi daerah (jakstrada) pengelolaan sampah. Dari dokumen tersebut, sampah yang terkelola di Klaten baru 56 persen.

Sebesar 30 persen dikelola dengan penanganan atau dibawa ke tempat pemrosesan akhir (TPA) sampah. Sementara 24 persen sampah dikelola melalui upaya pengurangan oleh TPS 3R (dari 35 TPS 3R), bank sampah (sekitar 80 bank sampah), dan lainnya.

Sementara itu sampah yang belum terkelola masih sekitar 44 persen. “Ini ada yang kemudian dikelola secara mandiri di keluarga dengan cara ditimbun dan sebagainya,” jelas Srihadi.

Srihadi menjelaskan volume sampah di Klaten yang dikelola dan diproses di TPA hampir 100 ton per hari. Sementara timbunan sampah di Klaten diperkirakan mencapai 300 ton per hari.

“Dari jumlah itu masih ada sekitar 44 persen yang belum terkelola. Oleh karena itu, dari kegiatan ini harapannya ada komitmen bersama bagaimana mengelola 44 persen ini agar tidak dibuang ke sungai dan lainnya,” kata dia.

Desa Mandiri Kelola Sampah

Upaya-upaya pengurangan di tingkat hulu ini yang saat ini terus dimaksimalkan termasuk membentuk desa mandiri sampah. Desa memiliki komitmen untuk mandiri mengelola sampah.

Srihadi berharap melalui Rakopam tersebut muncul regulasi pengelolaan sampah yang lebih sempurna dan menjadi pedoman bersama dalam mengurai persoalan sampah di Klaten.

Rakopam tahun ini sekaligus menjadi penegasan komitmen yang sudah terjalin dari tahun sebelumnya hingga Klaten berhasil meraih Piala Adipura.

“Komitmen tidak boleh berhenti hanya sampai mendapatkan Piala Adipura. Justru prestasi ini harus dijaga dan ditingkatkan. Kegiatan ini sekaligus untuk memberikan kesempatan kepada pegiat pengelola sampah untuk brainstorming, penyegaran kembali dan penyatuan persamaan pengelolaan sampah dan perbaikan pengelolaan sampah dalam pengendalian pengorganisasian serta pemanfaatan sampah,” kata dia.

Pembukaan rakopam itu dihadiri Bupati Klaten, Sri Mulyani, dan Wakil Bupati Klaten, Yoga Hardaya, yang turut menandatangani komitmen. Pada kesempatan itu, Sri Mulyani mengapresiasi upaya msayarakat mengendalikan, mengorganisasi, dan memanfaatkan sampah di lingkungan sekitar tempat tinggal mereka.

“Perlu adanya komitmen dan usaha bersama agar sampah dapat terkelola dengan baik. Bukan hanya pemerintah namun juga masyarakat, bersinergi untuk mengelola sampah agar tidak menjadi masalah di kemudian hari,” kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya