SOLOPOS.COM - Pedagang Pasar Slogohimo, Wonogiri, yang terdampak kebakaran berjualan di halaman pasar untuk sementara waktu. Foto diambil Selasa (10/10/2023). (Solopos/Muhammad Diky Praditia)

Solopos.com, WONOGIRI — Peristiwa kebakaran Pasar Slogohimo, Wonogiri, pada Kamis (28/9/2023) lalu masih menyisakan trauma bagi sejumlah pedagang pasar tersebut. Kendati demikian, mereka mencoba bangkit dari pukulan berat itu.

Selasa (10/10/2023) tepat pukul 11.45 WIB, Sugiarti mulai mengemasi berbagai jenis pakaian yang ia jual di mobil Suzuki Carry di halaman Pasar Slogohimo. Hari itu merupakan hari keempat ia menjual pakaian di halaman pasar pascakebakaran.

Promosi Pegadaian Resmikan Masjid Al Hikmah Pekanbaru Wujud Kepedulian Tempat Ibadah

Dua kios beserta seluruh pakaian yang ia jual ludes tanpa sisa saat peristiwa kebakaran itu. Sugiarti tak sempat menyelamatkan dagangannya meski sudah berusaha membawa sejumlah warga sekitar rumahnya untuk mengevakuasi barang dagangannya kala itu.

Kejadian itu membuat Sugiarti merasa sangat terpukul. Dagangan senilai lebih kurang Rp500 juta hilang dalam sekejap. Saat hari kebakaran pasar, Sugiarti pulang dari pasar pukul 15.30 WIB.

Sampai di rumah, selepas mandi sore, dia mendapat kabar via telepon Pasar Slogohimo, Wonogiri, kebakaran. Mendengar kabar itu, Sugiarti meminta bantuan sejumlah warga di rukun tetangganya untuk membantu mengevakuasi pakaian.

Sayangnya, ketika sampai di pasar, ia dan rombongan sudah tidak diizinkan masuk ke pasar karena api sudah membesar. “Saya kemarin sampai suntik [periksa kesehatan] dua kali ke Solo setelah kejadian itu. Kalau enggak suntik, saya enggak kuat, lemas,” kata Sugiarti saat berbincang dengan Solopos.com di halaman Pasar Slogohimo, Selasa.

Ia mengaku trauma. Meski begitu, Sugiarti memaksa diri untuk kembali pulih dan bangkit. Warga Kecamatan Sidoharjo, Wonogiri, itu untuk sementara waktu menjual pakaian di luar pasar.

“Modalnya pakai uang tabungan. Tapi ya begini, enggak lengkap. Hanya beberapa pakaian. Tapi enggak apa-apa, yang penting bisa buat sangu anak sekolah,” ujar ibu empat anak itu.

Cerita Suti, pedagang aneka bahan pangan dan bumbu dapur yang juga terdampak kebakaran Pasar Slogohimo, Wonogiri, tidak kalah menyedihkan. Enam kiosnya di Pasar Slogohimo hangus tanpa sisa.

Beruntung, ia masih bisa menyelamatkan beberapa barang dagangan di lima kiosnya. Ia menaksir dagangan yang ludes terbakar itu bernilai ratusan juta rupiah. 

Masih Takut Tiap Menyalakan Api

Seperti Sugiyarti, kini Suti menjual dagangannya di area depan Pasar Slogohimo dengan menggelar lapak. Saat pagi ia menggelar dagangannya antara lain telur, kacang-kacangan, dan sayuran. Selepas zuhur, dagangan itu ia angkat kembali dan dibawa ke rumah. 

“Mau bagaimana lagi, kalau tidak begini tidak dapat pemasukan. Disyukuri saja,” ujar dia.

Pedagang aneka bahan pangan lain, Yanti, juga mengaku masih trauma dengan kejadian kebakaran itu. Apalagi setiap ia melongok ke dalam area pasar yang terbakar.

Sejak kejadian kebakaran di Pasar Slogohimo, Wonogiri, itu, Yanti bahkan masih kerap takut ketika menyalakan api di rumahnya meski sekadar membakar sampah. 

“Ya semoga saja cepat pulih. Sebentar lagi ada pasar darurat, kami berarti tidak jualan dulu selama pembangunan pasar darurat,” katanya.

Para pedagang itu berharap pasar darurat bisa memulihkan ekonomi mereka. Minimal bisa mengembalikan modal yang hilang akibat kebakaran pasar.

Seperti diketahui, Pemkab Wonogiri bakal membangun pasar darurat untuk pedagang Pasar Slogohimo yang terdampak kebakaran. Pasar darurat akan dibangun di halaman Pasar Slogohimo.

Bupati Wonogiri, Joko Sutopo, menyatakan Pemkab akan membangun pasar darurat mulai pekan ini. Pembangunan itu akan menggunakan anggaran belanja tidak terduga senilai Rp600 juta-Rp700 juta.

Proses pembangunan pasar darurat diperkirakan berlangsung selama sebulan. Pasar darurat itu akan difungsikan selama lebih kurang satu setengah tahun sembari menunggu revitalisasi pada 2024. 

“Kami memberikan dua pilihan kepada para pedagang untuk lokasi pasar darurat, yaitu di lapangan Kelurahan Bulusari dan halaman Pasar Slogohimo. Mereka menyepakati pasar daruratnya di halaman pasar,” kata Joko Sutopo kepada wartawan di Kantor Kecamatan Slogohimo, Selasa.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya