SOLOPOS.COM - Ketua KPU Sragen Prihantoro (kanan) dan Komisioner Divisi Teknik Penyelenggara KPU Sragen Mukhsin memberi penjelasan tentang partisipasi pemilih dalam Pemiou 2024 di Kantor KPU Sragen, Rabu (13/3/2024). (Solopos.com/Tri Rahayu)Karanganyar

Solopos.com, SRAGEN — Tren partisipasi pemilih untuk menyalurkan hak suaranya dalam pemilihan presiden (Pilpres) di Sragen menunjukkan tren meningkat dari 2009 sampai 2024. Tren naiknya partisipasi pemilih itu menunjukkan tingkat apatisme masyarakat terhadap sistem demokrasi di Indonesia semakin menurun dan kesadaran masyarakat datang ke tempat pemungutan suara (TPS) kian meningkat.

Penilaian itu disampaikan Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Sragen, Prihantoro P.N,  yang didampingi Komisioner Divisi Teknik Penyelenggara, Mukhsin, saat jumpa pers, Rabu (13/3/2024) siang. Sebelumnya sempat ada pernyataan pihak tertentu yang menyebut partisipasi pemilih di Sragen rendah, hanya 30%.

Promosi Selamat! Direktur Utama Pegadaian Raih Penghargaan Best 50 CEO 2024

Angka partisipasi pemilih untuk pilpres pada Pemilu 2024 terhitung paling tinggi di Sragen bila dibandingkan tingkat partisipasi pemilih untuk pemilihan DPD, DPR, DPRD Provinsi, dan DPRD Kabupaten. Angka partisipasi pemilih di Pilpres 2024 mencapai 84,74% sedangkan partisipasi pemilih untuk pemilihan DPD dan Pileg sebesar 84,62% ke bawah.

“Tren partisipasi pemilu di Sragen sejak 2009 selalu naik di Sragen dan tidak pernah menurun. Ambil sampel saja di Pilpres. Pada Pilpres 2009 partisipasinya 62,54% naik menjadi 70,96% pada 2014. Kemudian pada 2019 naik lagi menjadi 78,41% dan di 2024 ini naik lagi menjadi 84,74%. Angka tersebut melebihi target yang ditentukan hanya 80%,” jelas Prihantoro.

Dia membandingkan tren kenaikan Pileg 2019 hanya 78,29% naik menjadi 84,49% pada pileg 2024. Pemilih yang tidak hadir hanya 116.020 pemilih (15,26%) dari total pemilih di daftar pemilih tetap (DPT) yang sebanyak 760.294 orang.

“Mereka ini bisa saja merantau sehingga tidak hadir ke TPS di daerah tetapi mungkin menggunakan hak pilihnya di daerah lain. Di sisi lain, pascapenetapan DPT itu ternyata masih tercatat pemilih yang meninggal dunia, pindah domisili, menjadi TNI atau polisi, dan lainnya. Perubahan status kependudukan itu juga mempengaruhi ketidakhadiran pemilih ke TPS,” katanya.

Dia mengungkapkan partisipasi yang tinggi ini disebakan karena calon presidennya banyak dan 2024 merupakan era keterbukaan informasi sehingga banyak warga yang melek politik. “Sosialisasi yang KPU lakukan pun lewat media sosial (medsos), seperti Youtube, Twitter (X), dan Instagram. Pola yang dipakai para kontestan pun memakai pendekatan medsos meskipun sudah banyak alat peraga kampanye yang bertebaran di mana-mana,” jelasnya.

Prihantoro juga menyatakan penyelenggaraan Pemilu 2024 tidak ada kendala yang berarti. Tidak ada penyelenggara Pemilu 2024 yang sakit atau meninggal dunia dalam tugas. Semua tahapan proses Pemilu 2024 berjalan lancar meskipun ada pemungutan suara ulang di satu TPS.

“Proses rekapitulasi di tingkat KPU Provinsi Jawa Tengah, untuk Sragen juga berjalan lancar,” jelasnya.

Dia menyatakan tidak ada peluang terjadi kecurangan dalam tahapan pemungutan suara karena ada pengawas di setiap TPS dan ada saksi dari masing-masing partai politik (parpol). Proses rekapitulasi perhitungan suara di tingkat Panitia Pemilihan Kecamatan (PPK) sempat dihitung ulang di beberapa tempat pemungutan suara (TPS) tetapi semua hasilnya sesuai.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya