SOLOPOS.COM - Seorang warga mengecek kondisi karamba ikan di Rawa Jombor, Desa Krakitan, Kecamatan Bayat, Klaten, Kamis (28/12/2023). (Solopos/Taufiq Sidik Prakoso)

Solopos.com, KLATEN — Sebagian pemilik karamba ikan di Rawa Jombor, Desa Krakitan, Kecamatan Bayat, Klaten, rugi besar gara-gara ikan-ikan di keramba mereka mati mendadak diduga karena anomali cuaca.

Salah satu petani karamba Rawa Jombor, Suratin, mengatakan matinya ikan-ikan di kerambanya karena faktor cuaca. Kondisi itu kerap terjadi ketika hujan pertama setelah musim kemarau.

Promosi Pegadaian Buka Lowongan Pekerjaan Khusus IT, Cek Kualifikasinya

“Lama tidak hujan, kemudian ada hujan tidak deras. Oksigen berkurang sehingga ikan-ikan mati,” kata Suratin saat ditemui Solopos.com di Rawa Jombor, Kamis (28/12/2023).

Jenis ikan yang mati di keramba Rawa Jombor, Klaten, kebanyakan nila merah. Namun, Suratin menjelaskan hanya sebagian ikan yang mati. Jumlah ikan miliknya yang mati sekitar 5 kuintal. Ikan-ikan yang mati itu saat ini sudah diambil dan dikubur.

Suratin menjelaskan sebagian ikan di kerambanya masih hidup. Kondisi itu sebenarnya bisa diatasi dengan mengatur sirkulasi air di keramba. Beberapa petani menggunakan diesel untuk menjaga sirkulasi air di keramba.

Pemilik keramba lainnya, Dwi Purwanto, mengatakan ikannya yang mati sekitar 1,5 kuintal. Ia mengatakan jika ditotal jumlah ikan yang mati di keramba-keramba milik petani lain mencapai sekitar 1 ton.

Dwi menjelaskan ikan-ikan itu sejatinya hendak dipanen dan dijual saat momen Tahun Baru. Dengan harga ikan nila merah sekitar Rp27.000 per kg, kerugian yang dialami pemilik keramba yang ikan-ikannya mati di Rawa Jombor, Klaten, bisa mencapai jutaan rupiah.

“Momentum petani karamba ada dua yakni di Idul Fitri dan Tahun Baru,” jelas dia. Dwi juga menjelaskan kematian ikan tidak terjadi di semua karamba. Penyebab kematian ikan itu lantaran cuaca yang tak menentu.

“Awalnya cuaca sangat panas kemudian tiba-tiba turun hujan dan itu tidak lebat. Kondisi ini sangat berpengaruh pada kualitas air antara suhu di permukaan dan di dasar air berbeda,” kata dia.

Kematian ikan akibat cuaca tak menentu sebenarnya sudah terjadi selama beberapa waktu terakhir. Namun, kondisi paling parah terjadi sekitar sepekan terakhir.

Petani lainnya, Darminto, mengatakan ikan-ikan di keramba diketahui mati pada Senin (25/12/2023) siang. Hal itu terjadi lantaran faktor cuaca.

“Siangnya sangat terik kemudian tiba-tiba sorenya hujan. Itu tidak semua karamba ikan-ikannya mati. Hanya sebagian saja terutama keramba yang tanahnya berlumpur. Itu sudah biasa terjadi,” kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya