SOLOPOS.COM - Umat Buddha dari berbagai wilayah di Indonesia mengikuti ritual tiga langkah satu Namaskara pada rangkaian peringatan Hari Raya Waisak di Candi Sojiwan, Desa Kebondalem Kidul, Prambanan, Klaten, Kamis (23/5/2024) pagi. (Solopos/Taufiq Sidik Prakoso)

Solopos.com, KLATEN – Ratusan umat Buddha berjalan pelan penuh khidmat menuju pelataran Candi Sojiwan, Desa Kebondalem Kidul, Kecamatan Prambanan, Klaten, dalam rangkaian kegiatan perayaan Hari Raya Waisak, Kamis (23/5/2024) pagi.

Lantunan doa mengiringi mereka melangkahkan kaki. Setiap tiga langkah, mereka bersujud. Ratusan umat Buddha dari berbagai wilayah di Indonesia itu menggelar ritual tiga langkah satu Namaskara. Ritual itu memiliki makna mendalam menyambut Hari Raya Waisak.

Promosi Beli Emas Bonus Mobil, Pegadaian Serahkan Reward Mobil Brio untuk Nasabah Loyal

“Tiga langkah ini bagian dari Tri Ratna yakni Buddha, Dharma, dan Sangha. Pertama melangkahkan kaki kanan yakni berlindung kepada Buddha, kaki kiri berlindung pada Dharma, dan kaki kanan lagi pada Sangha,” kata Sekretaris Sangha Mahayana Indonesia, Biksu Sakya Sugata, saat ditemui wartawan di sela kegiatan.

Setiap tiga langkah, umat Buddha melakukan sujud yang dimaknai sebagai instropeksi merontokkan sifat sombong dan ego. “Saat bersujud dan melihat selama ini kepala kita yang paling tinggi, kadang-kadang merasa paling arogan, paling sombong tidak mau menunduk. Nanti saatnya kita meninggal dikubur juga berada di dalam tanah,” jelas Biksu Sakya Sugata.

Maka, lanjut Biksu Sakya Sugata, renungan tiga langkah Namaskara itu sebagai pembersihan diri dan melihat ke bawah, menunduk supaya tidak sombong, merontokkan ego dan kesombongan.

Ritual tiga langkah satu itu menjadi salah satu rangkaian dalam menyambut Hari Raya Waisak. Rangkaian kegiatan berlangsung selama sehari dan upacara sakral Waisak digelar pukul 18.00 WIB.

Biksu Sakya Sugata menjelaskan setiap tahun umat Buddha mengikuti upacara memperingati Hari Raya Waisak di Candi Sojiwan, Prambanan, Klaten. Tahun ini, ada 500-700 umat Buddha yang mengikuti upacara menjelang Waisak di candi tersebut. Mereka berasal dari berbagai daerah di antaranya Bandung, Jakarta, Jawa Tengah, Kalimantan, Yogyakarta, hingga Kediri.

Tema Waisak

Biksu Sakya Sugata mengatakan peringatan Hari Raya Waisak di candi tersebut ditujukan untuk mengaktifkan kembali Candi Buddha di Indonesia. Candi Sojiwan, kata Biksu, sesungguhnya adalah Candi Mahayana karena altar utamanya yakni Bodhisatwa yang penuh cinta kasih.

“Ini adalah tempat di mana cinta kasih bersumber dari tanah Jawa. Ketika ada seorang Bhodisatwa memiliki sifat cinta kasih dan welas asih untuk kepentingan semua makhluk, maka negara kita aman tenteram. Karena kunci dari semua cinta kasih,” kata dia.

Biksu Sakya Sugata menuturkan Waisak kali ini mengusung tema kebersamaan, toleransi dan kedamaian bangsa dan negara sehingga bebas dari musibah. Tema itu diusung karena belakangan banyak terjadi musibah.

Dia menjelaskan makna itu diambil untuk mengajak umat manusia berinstropeksi diri dan menjaga keseimbangan alam. “Sebenarnya alam sudah mulai bersuara karena manusia lupa diri. Banyak sumber daya alam digali berlebihan, tidak memperhatikan lagi alam lingkungan hutan dan segalanya. Sehingga kita mulai instropeksi diri, bekerja sama dengan kondisi alam,” kata Biksu Sakya Sugata.

Ia melanjutkan kalau semua agama melakukan doa bersama, tentu akan menjadi aura yang positif yang membawa umat manusia menuju pendekatan kepada semesta dan kembali mengingatkan kita kepada keilahian kita. “Buddha datang untuk menolong supaya manusia terlepas dari keserakahan, kebencian, dan kebodohan batin,” jelas dia.

Pelaksanaan rangkaian kegiatan detik-detik menyambut Hari Raya Waisak di Candi Sojiwan itu berlangsung lancar. Aparat kepolisin serta petugas keamanan candi berjaga di luar kompleks candi.

Salah satu umat Buddha dari Jakarta, Ari, 37, mengatakan baru kali pertama mengikuti detik-detik peringatan Hari Raya Waisak di Candi Sojiwan. Soal makna peringatan Waisak, Ari mengatakan menjadi momen untuk berinstropeksi diri. “Harapannya mengubah diri dari yang kurang baik menjadi lebih baik lagi,” jelas dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya