SOLOPOS.COM - Ratusan orang warga menggelar kirab budaya pangan lokal sebagai rangkaian Festival Budaya Wiwitan yang digelar warga Desa Manyarejo, Kecamatan Plupuh, Sragen, Sabtu (9/12/2023). (Istimewa/Paimin)

Solopos.com, SRAGEN — Warga di Desa Manyarejo, Kecamatan Plupuh, Sragen, menggelar Festival Budaya Wiwitan selama Sabtu-Minggu (9-10/12/2023). Festival Budaya Wiwitan tersebut dipusatkan di Lapangan Desa Manyarejo.

Festival tersebut menampilkan aneka atraksi budaya, mulai dari kirab budaya pangan lokal, dolanan anak tradisional, pentas seni budaya, kuliner tradisional, sarasehan budaya, hingga workshop.

Promosi Strategi Telkom Jaga Jaringan Demi Layanan Telekomunikasi Prima

Dalam festival itu juga menyajikan berbagai atraksi kesenian khas Manyarejo dan kesenian khas Sangiran karena Manyarejo merupakan bagian dari kawasan Situs Manusia Purba Sangiran. Atraksi kesenian itu di antaranya gejuk lesung gobyak, seni tari rempek balung buto, tari mayal-mayal dan manuk dadali, hingga pertunjukan kolosan legenda balung buta.

Daya Desa Manyarejo yang juga pendamping kegiatan Festival Budaya Wiwitan Manyarejo, Paimin, kepada Solopos.com, Sabtu, menerangkan warga memiliki kesadaran kosmologis yang ditempa melalui pertanian sawah dan ladang. Tradisi pertanian itu, ujar dia, menghasilkan budaya petani yang unik, seperti beragam upacara dalam proses pertanian sebagai laku batiniyah supaya menghasilkan produk pertanian yang baik dan berkah. Salah satu upacara yang popular di kalangan petani, jelas dia, berupa tradisi wiwitan.

“Wiwitan ini artinya memulai. Upacara ini dilakukan ketika hendak memulai bertani pada awal musim tanam dan juga dilakukan di akhir musim tanam sebagai penanda masuk masa panen. Dua jenis tradisi wiwitan itulah yang masih dilestarikan masyarakat Manyarejo,” jelasnya.

kirab Budaya sragen
Kirab budaya pangan lokal sebagai rangkaian Festival Budaya Wiwitan yang digelar warga Desa Manyarejo, Kecamatan Plupuh, Sragen, Sabtu (9/12/2023). (Istimewa/Paimin)

Ritus upacara wiwitan ini, jelas Paimin, menggunakan kelengkapan sajian berupa hasil bumi, seperti pala kependem (umbi-umbian, kacang-kacangan); pala kesampar; pala gemandul; dan seterusnya. Dia mengatakan semua itu dilengkapi dengan sajian olahan makanan khusus, seperti bancakaan dan lauk-pauk hewani.

Objek Pemajuan Kebudayaan

Dalam tradisi itu, ujar Paimin, dilakukan saat memulai tanam dan panen di sawah yang dipimpinan sesepuh desa dan warga. Dalam ritual itu, kata dia, berisi doa-doa kepada Tuhan agar tanamnya berhasil dan panennya berkah. Harapan itu diungkapkan dalam kata-kata ungkapan, yakni gabah sawiji dadi saketi; gabah sak jumput dadi sak lesung.

Paimin menjelaskan ritus tersebut merupakan salah satu objek pemajuan kebudayaan (OPK) yang dapat dikembangkan dan dimanfaatkan. Dalam konteks Manyarejo, Paimpin mengungkapkan tradisi wiwitan merupakan ekosistem kebudayaan pertanian yang terbukti mampu menghadirkan ketersediaan pangan yang cukup.

Dia menerangkan festival ini mengambil tema Ketahanan Pangan dengan Mengangkat Wiwitan Sebagai Objek Materual dan Formalnya Menjadi Sangat layak Untuk Diakui.

“Kegiatan ini diharapkan masyarakat bisa temu kenali, mendeskripsikan, dan mendokumentasikan proses tradisi pertanian di Manyarejo beserta ragam sajian makanan dan perlengkapan lainnya. Lewat festival itu juga dapat membangun kesadaran bersama untuk menjaga alam serta melakukan pertanian ramah lingkungan,” ujarnya.

Paimin berharap kegiatan festival ini berdampak positif terhadap kelestarian tradisi wiwitan sehingga memunculkan rasa percaya diri, rasa memiliki, dan rasa bangga di masyarakat, terutama kalangan generasi muda. Festival ini juga menghadirkan sinergi antara pelaku budaya, wisata budaya, dalam pembangunan desa ke depan. Lewat festival ini pula, harap dia, mampu memberi kesadaran para generasi muda agar tertarik di dunia pertania sehingga regenerasi petani berjalan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya