Soloraya
Kamis, 1 Februari 2024 - 19:30 WIB

Warga Ungkap Detik-detik Talut Longsor di Bometen Klaten yang Bikin Panik

Taufiq Sidik Prakoso  /  Suharsih  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Kondisi dua rumah warga yang terkena longsoran talut jalan di perbatasan Klaten-Gunungkidul, wilayah Bometen, Ngandong, Gantiwarno, Klaten. Foto diambil Kamis (1/2/2024). (Solopos/Taufiq Sidik Prakoso)

Solopos.com, KLATEN — Kejadian talut jalan longsor di wilayah perbatasan Klaten-Gunungkidul antara Kalurahan Serut, Kapanewon Gedangsari, Gunungkidul, DIY, dengan Dukuh Bometen, Desa Ngandong, Kecamatan Gantiwarno, Klaten, Rabu (31/1/2024) sore, bukan kali pertama terjadi.

Setahun lalu, longsor serupa terjadi di lokasi yang sama. Meski demikian, longsor pada Rabu (31/1/2024) sore itu tak pelak membuat warga yang menjadi korban panik. Sebagai informasi, satu rumah warga rusak pada tembok bagian belakang.

Advertisement

Peristiwa itu terjadi bersamaan dengan hujan deras yang mengguyur wilayah Gantiwarno. Talut jalan yang longsor menghantam bagian belakang rumah Suparno dan keluarganya di RT 011/RW 006, Dukuh Bometen. Saat kejadian, istri Suparno, Ngatini, 49, bersama tetangganya sedang memasak di dapur rumah.

“Kan saya waktu itu di dapur. Tahu-tahu mak gubyuk. Terus langsung air [bercampur lumpur] masuk di rumah sampai di kamar dan kasur basah semua. Saya bingung kemudian lari ke tetangga cari bantuan,” kata Ngatini saat ditemui wartawan di rumahnya, Kamis (1/2/2024).

Advertisement

“Kan saya waktu itu di dapur. Tahu-tahu mak gubyuk. Terus langsung air [bercampur lumpur] masuk di rumah sampai di kamar dan kasur basah semua. Saya bingung kemudian lari ke tetangga cari bantuan,” kata Ngatini saat ditemui wartawan di rumahnya, Kamis (1/2/2024).

Setelah kejadian talut longsor itu, Suparno dan Ngatini bersama dua anak mereka mengungsi ke rumah orang tua Suparno di RT lain Dukuh Bometen, Ngandong, Gantiwarno, Klaten. Selain keluarga Suparno, keluarga adik Suparno bernama Jumarno yang tinggal bersebelahan juga ikut mengungsi.

Hal itu karena rumah Jumarno berimpitan dengan talut jalan yang kini kondisinya sudah retak. Sisa tanggul itu dikhawatirkan ambrol jika hujan turun lagi dengan intensitas tinggi. Ngatini mengatakan untuk sementara keluarganya tidur di rumah kerabat saat malam.

Advertisement

Lokasi talut yang longsor tahun ini dengan tahun lalu juga sama serta berdampak ke dua rumah termasuk rumah Suparno. Ambrolnya talut juga diawali hujan deras yang mengguyur wilayah Gantiwarno. Saat itu material longsor tak sampai menjebol tembok belakang seperti kejadian kali ini.

Namun, air bercampur lumpur juga menggenangi rumah Suparno. Talut kemudian diperbaiki oleh pengusaha tambang. Setahun berselang, talut yang diperbaiki ambrol dan kembali mengenai rumah Suparno. Kini, ambrolnya talut menjebol tembok belakang rumah.

Lalu Lalang Truk Perparah Kerusakan

Selain faktor hujan deras, longsornya talut itu lantaran saluran air di ruas jalan wilayah Kalurahan Serut, Gunungkidul, DIY, yang tepat berada di lokasi lebih atas dari Bometen, Gantiwarno, Klaten, itu rusak. Kerusakan saluran lantaran aktivitas pertambangan.

Advertisement

Jalan wilayah Serut digunakan untuk lalu lalang truk pengangkut uruk tol menuju lokasi pertambangan yang masuk wilayah Kabupaten Gunungkidul. Sebelum kejadian talut jalan longsor, saban waktu truk lalu-lalang melintasi ruas jalan tersebut untuk keluar-masuk lokasi pertambangan.

Ngatini mengakui saban kali hujan mengguyur Bometen dan sekitarnya, keluarganya selalu waswas. Apalagi ketika dia dan suaminya bekerja dan yang ada di rumah hanya anak-anaknya. “Setiap hujan anak diminta ke tetangga dulu biar aman,” kata Ngatini.

Ngatini berharap kerusakan rumahnya akibat talut longsor itu segera diperbaiki termasuk kerusakan talut jalan. Selain itu dia meminta saluran air di ruas jalan wilayah Serut dibenahi agar air tak sampai meluap ke jalan dan mengikis talut jalan hingga menyebabkan longsor lagi.

Advertisement

Sementara itu, Suparno membenarkan rumahnya kena longsor lagi hanya berselang setahun dari longsor sebelumnya. Dia meminta agar kerusakan talut itu segera diperbaiki lagi serta saluran air di ruas jalan ikut diperbaiki. “Kalau tidak dibenahi, akan longsor terus. Memang ada saluran airnya tetapi sudah hancur dilewati truk uruk,” kata Suparno.

Talut jalan yang longsor setinggi 3 meter dan lebar sekitar 40 sentimeter. Pada Kamis, material talut longsor dikeruk menggunakan ekskavator yang didatangkan pengusaha tambang. BPBD Klaten serta BPBD Gunungkidul mendatangi lokasi untuk melakukan koordinasi.

Berdasarkan informasi yang dihimpun Solopos.com, Inspektur Tambang Wilayah DIY Kementerian ESDM mendatangi lokasi pada Kamis siang. Pengusaha pertambangan diminta memperbaiki kerusakan agar tidak meluas. Selain itu, operasional pertambangan dihentikan terlebih dahulu.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif