SOLOPOS.COM - Petugas BUM Desa di salah satu desa di Sragen melayani pajak kendaraan bermotor lewat program Samsat Budiman belum lama ini. (Istimewa/Forum BUM Desa Indonesia)
Solopos.com, SRAGEN — Samsat Budiman atau pembayaran pajak lewat Badan Usaha Milik Desa (BUM Desa) menjadi salah satu terobosan Unit Pengelolaan Pendapatan Daerah (UPPD)/Samsat Sragen untuk pelayanan pajak kendaraan bermotor. Inovasi layanan jemput bola itu dilakukan mengingat tunggakan pajak kendaraan bermotor di Sragen mencapai Rp61,633 miliar pada 2023 ini.
Sekretaris Forum BUM Desa Indonesia Kabupaten Sragen, Ady Sriyono, kepada Solopos.com, Jumat (24/11/2023), menyampaikan baru 16 BUM Desa di Sragen yang bergabung dalam program Samsat Budiman. Dia menyebut padahal jumlah BUM Desa di Sragen yang sudah mengajukan badan hukum ke Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Kemendes PDTT) mencapai 172 BUM Desa, berdasarkan data per 24 Oktober 2023.
“Program jemput bola pelayanan pajak kendaraan bermotor ini sangat menguntungkan desa untuk menambah pendapatan asli desa. Dalam pelayanan pembayaran pajak kendaraan bermotor lewat Samsat Budiman ini ada biaya administrasi yang nantinya dibayarkan wajib pajak, yakni administrasi untuk bank dan administrasi untuk BUM Desa,” jelasnya.
Ady menerangkan keuntungan BUM Desa dalam Samsat Budiman itu mencapai Rp11.000 per transaksi pembayaran pajak kendaraan bermotor. Keuntungan ini sebenarnya, jelas Ady, menjadi daya tarik bagi BUM Desa tetapi persyaratannya harus menyiapkan sarana prasarana dan alokasi anggaran.
Dia menerangkan hal itulah yang membuat BUM Desa masih belum bisa bergabung dengan program Samsat Budiman. Selain syarat itu, Ady menyebut masih ada satu syarat lagi, yakni harus memiliki sertifikat badan hukum.
“Saat ini ada dua BUM Desa yang sudah mengajukan permohonan kerja sama Samsat Budiman. Mereka masih menunggu verifikasi lapangan dan juga menunggu BUM Desa yang lain yang mau ikut. Kami di Forum BUM Desa Indonesia Kabupaten Sragen juga terus mendorong dan mendampingi BUM Desa- BUM Desa untuk ikut Samsat Budiman,” jelas Ady.
Ady berpendapat Samsat Budiman ini tidak sekadar mencari keuntungan bagi desa tetapi juga membantu peningkatan pendapatan asli daerah (PAD) bagi Kabupaten Sragen dan Provinsi Jawa Tengah. Dia menerangkan masih ada BUM Desa masih terkendala badan hukum.
Dari 172 BUMDesa yang mengajukan badan hukum ke Kemendes PDTT, sebut dia, masih banyak yang belum terverifikasi dokumennya. BUM Desa yang sudah dapat sertifikat badan hukum, ujarnya, statusnya dokumen badan hukumnya terverifikasi.
“Kendala mencari badan hukum itu banyak faktornya, salah satunya kurang geregetnya pemerintah desa dalam mendorong BUM Desa agar segera berbadan hukum. Kuncinya ada di pemerintah desa,” jelasnya.
Berikut daftar 16 BUM Desa di Sragen peserta Samsat Budiman (sesuai Forum BUM Desa Indonesia Kabupaten Sragen):
1. BUM Desa Adhirajasa Desa Tangkil, Sragen.
2. BUM Desa Arjuna Bhakti Karya Desa Ngarum, Ngrampal.
3. BUM Desa Cipta Mandiri Desa Gilirejo, Miri.
4. BUM Desa Guyup Rukun Sejahtera Desa Pelemgadung, Karangmalang.
5. BUM Desa Jaya Mandiri Desa Gebang, Masaran.
6. BUM Desa Jadi Mulia Sentosa Desa Sambirejo, Sambirejo.
7. BUM Desa Jenalasku Maju Jenalas Desa Jenalas, Gemolong.
8. BUM Desa Kridha Utama Desa Karangmalang, Masaran.
9. BUM Desa Masaran Berdikari Desa Masaran, Masaran.
10. BUM Desa Ngargomukti Desa Ngargotirto, Sumberlawang.
11. BUM Desa Sukses Sejahtera Desa Peleman, Gemolong.
12. BUM Desa Lestari Mulyo Desa Srimulyo, Gondang.
13. BUM Desa Berkah Amanah Desa Wonotolo, Gondang.
14. BUM Desa Wonokoyo Desa Wonorejo, Kalijambe.
15. BUM Desa Tulus Ngremboko Desa Kadipiro, Sambirejo.
16. BUM Desa Berkah Amanah Desa Sigit, Tangen.