SOLOPOS.COM - Ilustrasi antraks. (Freepik.com)

Solopos.com, KLATEN — Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Klaten mengimbau warga menjauhi dan tidak beraktivitas di alur sungai wilayah perbatasan dengan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) menyusul adanya kasus antraks di wilayah provinsi tersebut, baru-baru ini.

Warga diminta menjauhi sungai untuk mencegah persebaran spora antraks. Sebagai informasi, ada temuan dua kasus antraks di Provinsi DIY, masing-masing di Gayamharjo, Prambanan, Sleman dan Serut, Gedangsari, Gunungkidul.

Promosi Beli Emas Bonus Mobil, Pegadaian Serahkan Reward Mobil Brio untuk Nasabah Loyal

Kedua daerah di DIY itu berbatasan dengan wilayah Kecamatan Gantiwarno, Klaten, Jawa Tengah. Salah satu batas alam ketiga kabupaten di dua provinsi itu berupa alur sungai.

“Tanah di lokasi kejadian sudah dinyatakan positif antraks. Ketika ada hujan, aliran air ke sungai. Spora [antraks] di tanah yang dinyatakan positif itu bisa mengalir ke sungai, bisa menempel ke tubuh dan ternak,” kata Kepala DKPP Klaten, Widiyanti, saat ditemui Solopos.com di sela vaksinasi antraks pada sapi di Desa Katekan, Gantiwarno, Kamis (14/3/2024).

Lantaran hal itu, DKPP Klaten mengimbau warga yang tinggal di perbatasan tiga kabupaten itu tak beraktivitas di sepanjang sungai. “Sampai kondisi benar-benar aman,” ungkap dia.

Terkait satu keluarga asal Klaten yang terindikasi mendapat daging sapi diduga terkontaminasi antraks, Widiyanti menjelaskan sudah ada penanganan dari petugas Dinas Kesehatan (Dinkes). Sudah ada pengambilan sampel darah dan saat ini menunggu hasil laboratorium.

Kabid Peternakan dan Kesehatan Hewan DKPP Klaten, Triyanto, mengatakan satu keluarga yang mendapat daging sapi itu tinggal di Desa Kebondalem Lor, Kecamatan Prambanan, Klaten. Mereka terdiri dari empat orang yakni pasangan suami-istri dan kedua anaknya.

Untuk memastikan kondisi kesehatan keluarga itu, petugas dari Puskesmas sudah melakukan pengecekan pada Senin (11/3/2024) dan memastikan mereka dalam keadaan sehat.

Pemeriksaan Warga

Triyanto menjelaskan keluarga tersebut sebelumnya mendapatkan daging dari orang tuanya yang tinggal di daerah Gayamharjo, Prambanan, Sleman. Daging kemudian disimpan dan balungan sapi dan dimasak. “Itu dapat daging, tetapi dagingnya belum diolah selama sepekan. Sementara tulangnya sudah dimasak,” kata Triyanto.

Terkait daging yang masih utuh, Triyanto mengatakan daging tersebut langsung dikubur. “Daging sudah dikubur semua, digali kedalaman 1,5 meter sampai 2 meter. Untuk pengambilan sampel darah ditangani dari Puskesmas,” jelas Triyanto.

Bupati Klaten, Sri Mulyani, mengatakan hingga kini tidak ada temuan kasus antraks baik di hewan maupun manusia di wilayah Kabupaten Bersinar.

Namun, upaya antisipasi terhadap persebaran virus tersebut terus dilakukan lantaran sebagian wilayah Klaten berbatasan dengan Gayamharjo, Prambanan, Sleman dan Serut, Gedangsari, Gunungkidul, dua daerah di DIY yang ditemukan kasus antraks.

Salah satu upaya yakni vaksinasi antraks terhadap 800 ekor sapi di lima desa Kecamatan Gantiwarno yang berbatasan dengan Prambanan dan Gedangsari meliputi Katekan, Ngandong, Kragilan, Kerten, dan Mlese. Vaksinasi dimulai Kamis (14/3/2024) dan ditargetkan rampung pada Senin (18/3/2024).

Selain itu, Mulyani menjelaskan sudah ada pemeriksaan dan pemantauan kondisi kesehatan satu keluarga asal Kebondalem Lor, Kecamatan Prambanan, Klaten, yang mendapatkan daging terindikasi terpapar antraks dari Gayamharjo.

“Sudah ada penanganan kesehatan dan kondisinya aman, satu keluar itu sehat. Ini terus dalam pantauan,” kata Mulyani.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya