SOLOPOS.COM - Bupati Klaten, Sri Mulyani, menyerahkan paket pangan murah kepada salah satu warga Desa Krakitan, Kecamatan Bayat, di Gedung Serbaguna Krakitan, Rabu (13/3/2024). (Solopos/Taufiq Sidik Prakoso)

Solopos.com, KLATEN — Masih mahalnya harga beras padahal petani sudah panen dan surplus di Klaten membuat Bupati Sri Mulyani heran dan bertanya-tanya. Apalagi, harga gabah di tingkat petani juga berangsur-angsur. Logikanya dengan kondisi itu, harga beras juga turun.

Namun kenyataannya saat ini harga beras masih stabil tinggi. “Saya juga masih bertanya-tanya. Di Klaten surplus, tetapi kondisinya ya tetap sama, harga beras sama dengan daerah lainnya yang tidak mengalami surplus. Padahal petani di Klaten panen,” kata Mulyani di sela bazar pangan murah di Desa Krakitan, Bayat, Klaten, Rabu (13/3/2024).

Promosi Selamat! Direktur Utama Pegadaian Raih Penghargaan Best 50 CEO 2024

“Ini sebentar lagi panen. Tetapi kenapa masih stag tinggi. Padahal harga gabah sudah turun. Harga beras masih [mahal] walaupun di beberapa wilayah harganya berbeda,” tambahnya.

Mulyani mengatakan kajian terus dilakukan Pemkab untuk menelusuri penyebab harga beras di Klaten tetap tinggi meski sudah panen. Selain itu, bazar pangan murah juga terus digulirkan seperti di Krakitan, hari itu.

Ia berharap dengan bergulirnya bazar pangan murah, harga pangan segera stabil dan tak membebani warga terutama saat memasuki Lebaran. Pantauan Solopos.com pada Rabu, bazar paket sembako dengan harga miring itu menyasar dua desa yakni Desa Plosowangi di Kecamatan Cawas dan Desa Krakitan di Kecamatan Bayat.

Program itu merupakan kolaborasi antara Pemkab Klaten dengan Bulog Subdivre Surakarta yang sudah bergulir sejak 23 Februari 2024 dan rencananya bergulir hingga 3 April 2024. Program itu menyasar 26 kecamatan dengan masing-masing lokasi ada sekitar 300 paket sembako murah.

Beban Pengeluaran Warga

Sri Mulyani mengatakan dalam satu paket sembako itu ada 5 kilogram (kg) beras, 1 liter minyak goreng, serta 1 kg gula pasir. Harga satu paket tersebut yakni Rp81.000. “Paket sembako ini kalau beli di luar atau di pasar harganya sekitar Rp102.500. Jadi hemat sekitar Rp21.000 per paket,” kata Mulyani.

Program itu bergulir untuk mengendalikan harga sembako terutama beras serta mengendalikan inflasi. Mulyani menjelaskan bazar pangan murah sangat meringankan beban warga terutama mencukupi kebutuhan pagan saat memasuki Ramadan yang cenderung mengalami kenaikan harga.

Selain meringankan beban pengeluaran warga, Mulyani mengatakan program itu mulai berdampak dengan menurunnya harga gabah di tingkat petani. Namun, dia mengakui harga beras di pasaran saat ini masih tinggi.

Hal itu berdasarkan penjelasan yang dia terima ketika mengunjungi kecamatan-kecamatan saat penyaluran bazar pangan murah. “Di Cawas itu informasinya harga beras per kg Rp16.000-Rp17.000. Sementara di Krakitan ini katanya harga beras Rp15.000 per kg,” kata Mulyani.

Sekretaris Desa (Sekdes) Krakitan, Warsono, mengatakan jumlah total paket sembako yang dijual di bazar pangan murah itu sekitar 300 paket. Sebelumnya, para calon penerima mendapatkan kupon atau undangan untuk mengakses paket pangan murah itu.

Sasaran calon penerima yakni warga miskin yang selama ini belum masuk sebagai penerima bantuan pemerintah. Warsono pun mengakui jumlah paket yang dibagikan belum sebanding dengan jumlah penduduk di wilayah Krakitan.

“Ya ada yang protes, tetapi mau bagaimana karena jatahnya sebanyak itu. Saat ini beras masih mahal, kebutuhan pokok lainnya juga mulai naik harganya. Kami berharap nanti pemerintah kembali mengadakan bazar pangan murah,” jelas Warsono.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya