SOLOPOS.COM - Keramaian pusat jajanan takjil dengan penjual yang berjejar sepanjang jalan raya Jatisrono-Jatiroto, Desa Jatisari, Jatisrono, Wonogiri. (Instagram/@explore_wonogiri)

Solopos.com, SOLO — Saban hari sejak awal Ramadan 1445 H/2024, jalan raya di Desa Jatisari, Kecamatan Jatisrono, Kabupaten Wonogiri, penuh berderet orang berjualan takjil. Orang-orang pun ramai berdatangan untuk berburu aneka jajanan untuk menu berbuka puasa.

Kepala Desa Jatisari Jatisrono, Teguh Subroto, mengatakan kawasan di jalan Jatisrono-Jatiroto itu memang sejak awal, bahkan di luar Ramadan, sudah banyak orang berjualan.

Promosi Lebaran Zaman Now, Saatnya Bagi-bagi THR Emas dari Pegadaian

“Karena itu tidak hanya penjual takjil, dari siang sampai malam sudah ada orang jualan makanan berat, setiap hari sebelum puasa,” kata dia kepada Solopos.com, Minggu (24/3/2024).

Dia mengatakan baru ketika Ramadan, penjual takjil musiman membeludak berjejer di pinggir jalan sepanjang kurang lebih 200 meter itu. “[Bulan] Puasa hari pertama penjual makin banyak, pengunjung juga semakin banyak, mungkin bisa ribuan itu. Terus semakin ke sini penjual itu tambah banyak,” kata dia.

Teguh menjelaskan rata-rata yang berjualan takjil di sepanjang jalan wilayah Desa Jatisari, Jatisrono, Wonogiri, itu adalah warga sekitar. Malah menurutnya lebih banyak anak muda dan mahasiswa yang mengambil inisiatif untuk berjualan takjil.

“Tidak hanya Jatisari ya, tapi warga di Kecamatan Jatisrono secara umum juga jualan di situ. Jadi tidak hanya khusus Jatisari, itu kan wilayahnya perbatasan, bahkan mungkin ada yang lain kecamatan juga,” kata dia.

Menu Lengkap

Sedangkan paling banyak yang dijual di tempat itu adalah menu buka puasa seperti aneka minuman manis, jajanan pasar, hingga makanan ringan lain. “Tapi juga ada yang jual menu berat, kalau diperhatikan di situ kan juga ada angkringan yang jual nasi bungkus,” kata dia.

Teguh mengklaim di Wonogiri belum ada pusat jajanan takjil yang seramai di Jatisrono. Ramadan sebelumnya sebetulnya juga sudah ada yang berjualan takjil di tempat itu namun tidak seramai tahun ini.

“Karena sangat ramai, bahkan tahun ini banyak penjual yang sudah lama berjualan di tempat lain datang ke Jatisrono. Ya pasti karena melihat potensi kunjungan,” kata dia.

Dia pun menyambut positif kondisi itu. Menurutnya, antusias masyarakat berjualan takjil membantu memutar roda perekonomian masyarakat sekitar. Terlebih antusiasme penjual takjil itu juga disambut baik oleh masyarakat bahkan dari luar kecamatan.

“Kalau saya berharap memang ini menjadi pusat perputaran ekonomi baru. Terkhusus bagi anak muda, karena paling banyak yang jual anak muda. Jadi ini bisa menjadi peluang untuk terus berlanjut setelah Ramadan,” kata dia.

Menurutnya, setelah momentum Ramadan usai, tempat tersebut berpotensi menjadi pusat kuliner Jatisrono. Dengan begitu bisa menarik peminat atau pendatang dari luar kecamatan Jatisrono.

“Saya yakin UMKM di situ bisa bertumbuh. Buktinya kemarin ada yang buka warung di ruko, artinya itu kan permanen. Hal-hal semacam ini bisa saja jadi lebih berkembang,” ujar dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya