SOLOPOS.COM - Para ibu hamil di wilayah Kecamatan Kalijambe, Sragen, mengikuti kelas ibu hamil pada Senin (1/7/2024). Kelas ibu hamil ini salah satu upaya mencegah kematian ibu hamil dan melahirkan. (Istimewa/Puskesmas Kalijambe)

Solopos.com, SRAGEN-Angka kematian ibu (AKI) menjadi permasalahan tersendiri bagi Dinas Kesehatan (Dinkes) Sragen dan jajarannya di 25 puskesmas di 20 kecamatan di Sragen. Setiap puskesmas berlomba-lomba membuat inovasi sendiri dengan tujuan yang sama, yakni menekan AKI yang setiap tahun selalu muncul.

AKI di Indonesia masih menduduki peringkat cukup tinggi di Asia Tenggara, bahkan penurunannya relatif lambat. AKI itu sebagian besar disebabkan pendarahan, infeksi, eklamsia, darah tinggi, dan penyebab lainnya. Di Sragen pun penyebab AKI juga disebabkan preeklamsia dan tekanan darah tinggi.

Promosi Selamat! Direktur Utama Pegadaian Raih Penghargaan Best 50 CEO 2024

Kasus AKI pada 2023 lalu mencapai 15 kasus. Sementara selama Januari-Juni 2024, AKI di Sragen mencapai sembilan kasus. Dinkes Sragen berharap AKI di Sragen berhenti hanya di sembilan kasus tersebut karena segala upaya sudah dilakukan hampir seluruh tenaga kesehatan (nakes) mulai dari kader kesehatan di tingkat desa, bidan desa, puskesmas, dan rumah sakit. Mereka berikhtiar semaksimal mungkin dengan pendampingan, monitoring, sampai tuntas persalinan dan nifas.

Kepala Dinkes Sragen, Udayanti Proborini, kepada Solopos.com, Senin (1/7/2024), mengungkapkan kasus AKI di Sragen hingga Juni ini ada sembilan kasus sedangkan di 2023 lalu ada 15 kasus. Kasus AKI di Sragen, sebut dia, rata-rata disebabkan preeklamsia berat (PEB). Dia mengungkapkan berbagai inovasi sudah digulirkan dan masih aktif sampai sekarang untuk menekan AKI di Sragen.

“Inovasinya setiap puskesmas sudah memiliki fasilitas USG [ultrasonografi] untuk skrining lebih dini. Fasilitas USG ini sudah ada di 25 puskesmas sejak 2022. Selain itu, kami juga menyiapkan puskesmas PONED, yakni pelayanan obstetric neonatal emergensi dasar. Layanan ini juga tersinergi dengan pelayanan obstetric neonatal emergensi komprehensif (PONEK) di rumah sakit,” jelas Udayanti.

Kabid Kesehatan Masyarakat Dinkes Sragen Agustin Sri Sumiwi Yuliana saat berbincang dengan Solopos.com, Senin siang, menyampaikan banyak inovasi yang dilahirkan puskesmas untuk menekan AKI di Sragen. Inovasi yang lahir itu, kata Agustin, sebagai upaya Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sragen agar tidak terjadi AKI pada setiap tahunnya.

“Semua inovasi di puskesmas masih jalan sampai sekarang. Kasus AKI terakhir terjadi pada Mei 2024 lalu di wilayah Puskesmas Karangmalang, Sragen. Padahal di Karangmalang itu sudah ada Gerakan Peduli Kawal Ibu Hamil [Gerdu Wamil]. Bahkan Kepala Puskesmasnya terjun sendiri setiap Rabu untuk layanan nikah sehari beres bagi calon pengantin,” jelas Agustin.

Agustin menjelaskan di Puskesmas Jenar, Sragen, memiliki inovasi Grup WhatsApp Kumpul Wong Meteng yang berisi para ibu hamil se-Kecamatan Jenar. Lewat pembuatan grup di WA menjadi sarana untuk memantau perkembangan para ibu hamil, khususnya bagi ibu hamil risiko tinggi. Grup WA itu, jelas dia, sebagai sarana komunikasi, bahkan konsultasi para ibu hamil.

“Terkadang pengetahuan masyarakat tentang penyakit penyerta itu masih rendah, terutama di kalangan ibu hamil. Kelihatannya normal-normal saja ternyata memiliki riwayat tensi tinggi. Kemudian preeklamsia menjadi faktor yang paling berpengaruh,” jelasnya.

Preeklamsia merupakan komplikasi kehamilan yang berpotensi berbahaya yang ditandai dengan tekanan darah tinggi dan kelebihan protein dalam urine yang biasa terjadi pada usia kehamilan 20 pekan. Agustin menyampaikan dukungan dan perhatian keluarga menjadi penting karena kecepatan penanganan pada ibu hamil risiko tinggi akan mampu mengatasi kasus kematian ibu.

Inovasi 25 Puskesmas di Sragen untuk Atasi AKI

 

No Puskesmas Inovasi
1. Puskesmas Kalijambe Calon Anak Sehat, Calon Ibu Sehat, Cita-cita Untuk Semua (Cas Cis Cus)
2 Puskesmas Plupuh 1 Sayangi Ibu Hamil, Sayangi Ibu Nifas (Samil Safas)
3 Puskesmas Plupuh 2 Peningkatan Informasi Kesehatan Gisi dan Mulut Pada Calon Pengantin (Ning Sigita)
4 Puskesmas Masaran 1 Kelas Calon Pengantin (Kelas Catin)
5 Puskesmas Masaran 2 Kader Sayang Ibu Hamil dan Cegah Stunting (Kasamil Ceting)
6 Puskesmas Kedawung 1 Pendampingan Kader Pada Ibu Hamil Risiko Tinggu (Penjaga hati)
7 Puskesmas Kedawung Kunjungan Nifas Resti, Rawat, Pantau (Kunireratu)
8 Puskesmas Sambirejo Laskar Dalam Rangka Stop Kematian Ibu dan Anak (Laskah Sakinah)
9 Puskesmas Gondang Ayah ASI Bunda Resti
10 Puskesmas Sambungmacan 1 Kader Gayeng Nginceng Wong Meteng
11 Puskesmas Sambungmacan 2 Kader Pemantau Jateng Gayeng Nginceng Wong Meteng (KP5Ng)
12 Puskesmas Ngrampal Kelas Ibu Hamil dan Suami Siaga(Kelas Susi)
13 Puskesmas Karangmalang Gerakan Peduli Kawal Ibu Hamil (Gerdu Wamil)
14 Puskesmas Sragen Kota Gerakan Pencegahan Dini Stunting Menuju Anak Sragen Sehat
15 Puskesmas Sidoharjo Satuan Tugas Ibu Hamil Risiko Tinggi (Satgas Bunda Risti)
16 Puskesmas Tanon 1 Cegah Stunting Dengan pemeriksaan Lila dan HB Pada Calon Pengantin (Ceting Dilahab Patin)
17 Puskesmas Tanon 2 Pendamping Ibu Hamil Risiko Tinggi Oleh Kader (Perut Bunder)
18 Puskesmas Gemolong Cakram Pintar Kader Ibu Hamil (Cakar Kamil)
19 Puskesmas Miri Kelas Ibu Hamil Andalan Utama Cegah Kematian Ibu dan Neonatal di Kecamatan Miri (Kemilau Cintami)
20 Puskesmas Sumberlawang Kader Terampil Deteksi Dini Ibu Hamil (Kader Trendi Bumil)
21 Puskesmas Mondokan Temen Giziku Mulai 2012
22 Puskesmas Sukodono Masyarakat Peduli Wong Meteng (Mas Peteng)
23 Puskesmas Gesi Juru Pantau Ibu Hamil Keliling (Jupan Bumiling)
24 Puskesmas Tangen Sayangi dan Selamatkan Ibu dan Bayiku (Sama Buku)
25 Puskesmas Jenar Grup WA Kumpul Wong Meteng

 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya