SOLOPOS.COM - Ketua Aliansi Masyarakat Madani (AMM) Sragen, Eko Wijiono, (kiri), menunjukkan bukti indikasi penggelembungan suara, di Kelurahan Sragen Kulon, Sragen, pada Jumat (16/2/2024). (Solopos.com/Galih Aprilia Wibowo)

Solopos.com, SRAGEN — Kelompok masyarakat yang mengatasnamakan Aliansi Masyarakat Madani (AMM) Sragen mengeklaim menemukan dugaan penggelembungan suara pada Pemilu 2024.

Ketua AMM Sragen, Eko Wijiono, mengaku menemukan penggelembungan suara di ratusan tempat pemungutan suara (TPS) yang menyebar di seluruh kecamatan di Sragen. Penggelembungan suara itu, menurutnya dilakukan untuk memenangkan paslon presiden dan wakil presiden tertentu.

Promosi Selamat! Direktur Utama Pegadaian Raih Penghargaan Best 50 CEO 2024

“Jadi kami berdasarkan aplikasi yang dimiliki oleh KPU dan kami sudah screenshot. Kami ambil datanya, sebagai contoh di Kragilan itu suara sah hanya 243, tetapi pasangan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka dapat 752 di situ. Padahal di data C1 itu hanya 70 suara,” terang Eko pada Jumat (16/2/2024).

Ia mengatakan tidak mungkin dalam satu TPS terdapat lebih dari 300 pemilih. Menurut temuan mereka, penggelembungan suara ini sedikitnya terjadi di 115 TPS dengan total 20.000 suara.

Mereka juga mengeklaim menemukan penggelembungan suara di salah satu TPS di Desa Sigit. Kecamatan Tangen. Mereka menyebut jumlah suara sah hanya 162 suara, namun paslon 2 (Prabowo-Gibran) dan paslon 3 (Ganjar Pranowo-Mahfud MD) masing-masing memperoleh lebih dari 800 suara.

Indikasi penggelembungan suara tersebut menurutnya terjadi ketika proses unggah data di atas pukul 24.00 WIB. Pihaknya mengaku juga telah melakukan protes kepada petugas TPS setempat.

“Artinya ini merata dan ini adalah kejahatan politik, kejahatan pemilu. Saya kira tidak baik untuk dilanjutkan dalam proses kita berdemokrasi sebenarnya. Dalam proses demokrasi ini menang dan kalah itu hal biasa tetapi kalau kecurangan ini kemudian dilanjutkan dibiarkan maka ini akan merusak sendi-sendi demokrasi,” kata dia.

Eko melanjutkan pihaknya akan mengumpulkan bukti untuk selanjutnya dilaporkan kepada instansi terkait.

Ketua Pembina AMM Sragen, Rus Utaryono, menguraikan dugaan penggelembungan suara Pemilu 2024 menjadi tragedi politik di Indonesia. Pihaknya menilai penggelembungan suara ini bukan sekadar isu.

Divisi Penanganan Pelanggaran dan Data Informasi Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Sragen, Kukuh Cahyono, menguraikan hingga Sabtu kemarin belum ada temuan dugaan pelanggaran pada Pemilu 2024, kecuali pemungutan suara ulang (PSU) di Tenggak Sidoharjo.

Kukuh menyebut ketika masyarakat menemukan dugaan pelanggaran Pemilu bisa datang langsung ke Bawaslu Sragen dengan membawa bukti. Pihaknya bakal memasukkan laporan tersebut ke formulir laporan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya