SOLOPOS.COM - Ketua Kelompok Tani Dukuh Gombang, Sawit, Boyolali, Gunawan, menunjukkan tanaman padi yang rusak tikus di sawah desanya, Rabu (28/2/2024). (Solopos/Ni’matul Faizah)

Solopos.com, BOYOLALIPetani di Dukuh Gombang, Desa Gombang, Kecamatan Sawit, Boyolali, rugi hingga puluhan juta rupiah karena tanaman padi mereka diserang hama tikus sejak awal 2024.

Ketua Kelompok Tani (Poktan) Yosotani Dukuh Gombang, Gunawan, menyampaikan total ada 3,5 hektare dari 30 hektare tanaman padi yang diserang hama tikus di Dukuh Gombang.

Promosi Lebaran Zaman Now, Saatnya Bagi-bagi THR Emas dari Pegadaian

Ia mengatakan tanaman padi yang diserang mulai usia 30-60 hari. Tanaman yang diserang rata-rata sudah mengeluarkan bulir padi. Serangan semakin ganas saat malam dan hujan.

“Semua tanaman padi diserang, dampaknya untuk sawah yang diserang itu kerugiannya hampir 100%. Serangannya itu dia [tikus] merusak batang padi, dipatahkan, terus sudah tidak bisa panen,” kata dia saat ditemui Solopos.com di area persawahan Dukuh Gombang, Rabu (28/2/2024).

Ia mengatakan serangan tikus ke lahan tanaman padi di Gombang, Sawit, Boyolali, mempengaruhi produktivitas dan pendapatan petani. Seharusnya per patok petani bisa panen dan memperoleh pendapatan Rp8 juta-Rp10 juta atau sekitar Rp30 juta-Rp35 juta per hektare.

Namun karena tanaman padi diserang tikus, petani tidak mendapatkan hasil serta rugi lahan, tenaga, dan pemupukan. Gunawan mengatakan rencananya ada gropyokan tikus, pengasapan, dan kebersihan pada Jumat (1/3/2024).

Di sisi lain, Gunawan mengatakan harga gabah di tingkat petani kini berangsur turun dari yang sempat menembus Rp8.000-Rp8.500 per kilogram, sepekan turun menjadi Rp7.400 per kilogram.

Klaim Asuransi

“Ini kan musim tanam baru, kami belum merasakan harga yang sampai Rp8.000-an, ini pas harga turun ditambah kena serangan hama tikus, jadi kerugian kami lumayan,” kata dia.

Gunawan mengaku sudah berusaha mengajukan klaim asuransi ke Dinas Pertanian (Dispertan) Boyolali untuk mengganti kerugian petani. Menurut Gunawan, lahan yang gagal panen lebih dari 80% akan mendapatkan ganti Rp6 juta per hektare untuk ganti pupuk dan olah lahan.

“Kami sudah ajukan, tinggal menunggu persetujuan. Kami berharap usaha kami bisa mengusir tikus dan kerusakan tidak meluas,” kata dia.

Sementara itu, salah satu petani Dukuh Gombang, Sawit, Boyolali, Slamet, 70, juga mengaku sawahnya seluas lima patok atau satu hektare gagal panen akibat diserang hama tikus. Ia mengaku tanah tersebut adalah tanah yang disewa seharga Rp3,75 juta per patok selama satu tahun.

“Kerusakannya parah total, satu hektare tidak panen semuanya. Kerugiannya kalau satu patok  [dihitung ongkos usaha, pupuk, dan bibit] sekitar Rp1,5 juta dikali lima,” kata dia.

Ia mengatakan normalnya ia memperoleh pendapatan dari hasil panen sekitar Rp6 juta-Rp7 juta per patok atau maksimal Rp35 juta per hektare. Sedangkan di masa panen ini ia sama sekali tidak bisa memanen padinya karena diserang hama tikus.

“Kalau di sini kan bisa panen tiga kali. Punya saya sudah dua kali panen dan aman, baru yang ketiga ini diserang tikus,” kata dia.

Untuk menutup kerugian, ia mengatakan harus menggunakan hasil panen sebelumnya. Ia berharap hama tikus tidak lagi menyerang sawah-sawah di Dukuh Gombang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya