SOLOPOS.COM - Pengendara kendaraan melewati Bangjo Simpang Sudirman yang menyala saat uji coba pada Kamis (2/11/2023). (Solopos.com/Ni’matul Faizah)

Solopos.com, BOYOLALI — Balai Pengelola Transportasi Darat (BPTD) telah memasang traffic light atau bangjo di Simpang Patung Sudirman dan Simpang Tegalwire yang berada dekat dengan Alun-alun Kidul Boyolali pada akhir Oktober 2023 lalu.

Akan tetapi, bangjo tersebut belum resmi beroperasi. Walaupun begitu, warga menyambut senang dengan adanya bangjo di dua tempat yang dinilai rawan kecelakaan lalu lintas dan padat tersebut.

Promosi Selamat! Direktur Utama Pegadaian Raih Penghargaan Best 50 CEO 2024

Terpantau pada Kamis (2/11/2023) pagi, traffic light di Simpang Sudirman sudah menyala. Pengendara terlihat berhenti sebelum tiang traffic light. Sedangkan di Bangjo Tegalwire, terpantau nyala lampu masih warning light kuning berkelip.

Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Boyolali, M. Arief Wardianta, mengatakan hal tersebut masih dalam tahap uji coba. Terkait kapan bangjo beroperasi resmi, Dishub Boyolali masih menunggu koordinasi dengan BPTD.

“Tadi menyala, baru uji coba lampu. Mesin listriknya belum terpasang dari PLN. Itu pakai back up dan menyalur ke warga yang ada warungnya,” kata dia yang mendapatkan informasi dari BPTD kepada Solopos.com, Kamis (2/11/2023).

Sementara itu, diketahui Bangjo Tegalwire hanya berjarak sekitar 350 meter ke timur dari Bangjo Boulevard Soekarno yang sudah ada. Sehingga, Arief mengatakan bangjo di Boulevard Soekarno dibuat lajur kiri bisa jalan terus. Hal tersebut bertujuan untuk mencegah kepadatan dan tidak menghambat arus yang ada.

Saat ini, bangjo di Boulevard Soekarno di lajur kiri masih berhenti mengikuti lampu. Namun, Arief menyadari masih banyak masyarakat yang tetap jalan terus di Bangjo Boulevard Soekarno.

“Undang-undang lalu lintas yang terbaru, kalau di lampu merah tidak ada tulisannya kiri jalan terus itu harus berhenti,” jelas dia.

Ketidaktahuan masyarakat terkait aturan baru tersebut, lanjut Arief, membuat banyak warga yang protes ketika ditilang polisi saat jalan terus ditilang di sana.

Lebih lanjut, ia menjelaskan ada tiga bangjo yang dibuat dari dana Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Pertama, ada di Simpang Sudirman, Siswodipuran, Boyolali. Kedua, ada di Simpang Tegalwire, Mojosongo, Boyolali. Ketiga, ada di Simpang Mangu, Ngemplak, Boyolali.

“Yang di Mangu kan itu bangjonya masih manual, kami ganti yang ACTS [Automatic Control Transfer Switch] yang otomatis. Yang di sana nanti dipotong, baru diganti,” jelas dia.

Ia berharap dengan adanya bangjo baru tersebut membuat warga semakin tertib lalu lintas dan mengurangi angka laka lantas di Boyolali. Ia tidak ingin ketika sudah ada traffic light masih ada kecelakaan. Sehingga, ia ingin rambu-rambu lalu lintas ditaati semua pengendara.

“Juga semisal lampu sudah kelihatan kuning dari jauh ya jangan digas, tapi dikurangi begitu. Yang belok kiri tidak ada jalan terus ya berhenti,” kata dia.

Sementara itu, keberadaan tiang traffic light disambut gembira oleh warga Boyolali, Luqman Hakim, 19. Ia mengaku menyadari ada bangjo di Simpang Sudirman dan Tegalwire baru akhir Oktober 2023.

Menurutnya, Simpang Patung Sudirman dan Tegalwire layak untuk diberikan bangjo karena memang sangat ramai karena berada di jalan Solo-Semarang.

“Untuk Simpang Sudirman walaupun hanya dari selatan-utara, Jalan Solo-Semarang, tapi di situ banyak yang dari arah alun-alun dan dari Siswodipuran menyeberang. Daya lihatnya agak kurang karena jalannya sedikit melengkung, kadang yang jarang lewat tidak terlalu ngeh dan langsung gas saja,” kata dia.

Selanjutnya, ia menjelaskan untuk Simpang Tegalwire sangat padat kendaraan karena menjadi tempat bertemunya kendaraan besar yang lewat dari Jalur Lingkar Utara (JLU) Boyolali dengan Jalan Solo-Semarang. Sehingga, perempatan tersebut dirasa sangat padat ketika pertemuan arus terjadi.

Sementara itu, salah satu pengemudi ojek daring atau online (ojol), Yanto, 32, mengaku senang dengan dipasangnya rambu-rambu lalu lintas di Simpang Patung Sudirman dan Tegalwire. Ia yang setiap harinya melewati area tersebut menyambut gembira dengan pemasangan lampu bangjo di dua persimpangan kawasan kota Boyolali itu.

“Di Simpang Sudirman memang harus ada perhatian khusus, soalnya kebanyakan yang saya tahu kalau ada yang kecelakaan di situ berakhir tamat [meninggal dunia]. Di situ jalannya harus ekstra hati-hati,” kata dia.

Ia menceritakan rekannya sesama pengemudi ojol pernah ada yang terlibat kecelakaan dengan pengguna sepeda motor lain. Yanto bersyukur karena temannya hanya mengalami luka-luka dan bisa ditangani di rumah sakit.

Yanto mendukung sekali di lokasi tersebut dipasangi lampu bangjo, hal tersebut agar angka kecelakaan bisa diminimalisasi. Terlebih, lanjut dia, terkadang ada anak-anak muda yang nyelonong dari jalan minor ke jalan mayor di Simpang Sudirman.

“Simpang Tegalwire saya juga setuju kalau dikasih bangjo. Di sana sebenarnya sudah ada Supeltas [Sukarelawan Pengatur Lalu Lintas]. Hanya, ada waktu-waktu di mana tidak ada Supeltas dan sirkulasi lalu lintas juga terganggu,” kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya