SOLOPOS.COM - Ilustrasi kampanye. (Freepik)

Solopos.com, WONOGIRI — Masing-masing partai politik atau parpol di Wonogiri memiliki strategi dalam upaya memenangi Pemilu Legislatif 2024 dan mendapatkan kursi di DPRD Wonogiri. Strategi yang mereka terapkan menyesuaikan peta persaingan, jumlah kader, dan logistik.

Semua partai politik saling bertaruh dengan strategi yang mereka jalankan. Solopos.com mewawancarai beberapa petinggi parpol di lokal Wonogiri untuk membedah strategi mereka berebut kursi DPRD pada Pemilu 2o24 dan seberapa efektif strategi tersebut untuk memengaruhi suara pemilih.

Promosi Lebaran Zaman Now, Saatnya Bagi-bagi THR Emas dari Pegadaian

Ada yang menggunakan metode gerilya (door to door), sistem gotong-royong antarcaleg, dan ada pula yang dengan menghimpun massa.

Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) PKS Wonogiri, Ahmad Zarif, mengatakan PKS memilih berkampanye dengan cara “gerilya” dalam Pemilu 2024. Partai maupun calon anggota legislatif (caleg) tidak menghimpun massa, melainkan langsung turun mengetuk rumah-rumah warga.

Masing-masing caleg datang door to door untuk menyosialisasikan kepesertaan mereka di Pemilu 2024 dengan harapan warga memilih mereka. Namun, sebelum terjun ke lapangan, parpol terlebih dulu memetakan daerah mana saja yang mungkin bisa menjadi wilayah kampanye.

Daerah yang dinilai masih banyak warga yang tidak militan terhadap parpol atau caleg lain akan menjadi fokus lokasi untuk kampanye. Dia mencontohkan di daerah pemilihan (dapil) II yang meliputi Ngadirojo, Sidoharjo, Nguntoronadi, Girimarto, dan Jatipurno, PKS cukup sulit bergerak sehingga pada Pemilu 2019 tidak mendapatkan kursi di dapil itu.

Hampir semua wilayah kecamatan sudah dikuasai partai dan caleg lawan. Pada Pemilu 2024 ini, PKS cukup mendapatkan ruang dengan satu petahana dari Partai Golkar di dapil itu yang mencalonkan kembali.

Dia menjelaskan Kecamatan Nguntoronadi menjadi basis suara Partai Golkar, Ngadirojo kantong suara terbanyak bagi PDIP, sementara di Girimarto banyak yang memilih Partai Gerindra.

Menghimpun Massa

“Kemarin kami fokus di Jatipurno dan Sidoharjo. Di Sidoharjo pun sebenarnya sudah banyak dikuasai PAN. Praktis, kami lebih banyak berkampanye di Jatipurno dengan door to door. Itu yang memungkinkan kami lakukan dengan peta politik Wonogiri yang seperti ini,” kata Zarif kepada Solopos.com, Minggu (3/3/2024).

Dengan cara itu, lanjut dia, PKS bisa mendapatkan satu kursi DPRD Wonogiri di dapil II. Pada Pemilu 2024, PKS diproyeksikan mendapatkan total lima kursi dari lima dapil. Cara yang sama, menurut Zarif, juga dilakukan di dapil lain.

Di sisi lain, PKS juga memberikan subsidi kepada para calegnya sebagai biaya operasional dalam berkampanye. Menurutnya, subsidi itu sangat membantu para caleg untuk turun langsung ke masyarakat. “Kekuatan terbesar kami sebenarnya ada di kader. Kami mempunyai kader yang cukup militan. Itu yang kami jaga, kami rawat,” ucap dia.

Ketua Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Partai Demokrat Wonogiri, Wawan Haryono, menyampaikan pertemuan dan penghimpunan massa dilakukan Partai Demokrat dalam berkampanye. Dengan menghimpun massa itu, partai dan caleg mencoba mendengar apa kebutuhan dan masalah yang dihadapi mereka.

Dengan begitu, hati mereka bisa tersentuh. Tetapi, cara itu tidak dilakukan di semua dapil, melainkan hanya di dapil yang dinilai belum banyak tersentuh partai lain, misalnya dapil IV dan V. Partai Demokrat tidak memaksakan diri untuk fokus berkampanye di dapil yang sudah dikuasai partai lain.

Hasilnya, partai berlambang bintang Mercy ini meraih masing-masing satu kursi di dapil IV dan V. Padahal pada Pemilu 2019 Partai Demokrat sempat tersingkir dari parlemen Wonogiri. ”Kami sudah tahu petanya. Kami buat kanalisasi, kira-kira dapil mana yang masih ada celah untuk kami bisa masuk,” jelas dia.

Pelaksana Tugas Ketua DPC PKB Wonogiri, Sumarsono, menerangkan saat ini PKB sama sekali tidak bisa mengandalkan kaum nahdliyin (kader Nahdlatul Ulama) di Wonogiri. Sebab pada kenyataannya, banyak jemaah Nahdlatul Ulama (NU) yang memilih partai atau caleg lain.

Komandante Stelsel

Maka dari itu, strategi sambang warga tanpa melihat latar belakang mereka menjadi upaya paling masuk akal untuk menghimpun suara. “Terbukti, di dapil V, kaum nahdliyin itu massa paling sedikit dibandingkan wilayah lain di Wonogiri. Tetapi justru di dapil ini suara PKB paling banyak dibanding dapil lainnya,” ujar dia.

Dia membeberkan PKB sebagai partai yang lekat dengan kaum nahdliyin mencoba mendekati dan merawat organisasi-organisasi sayap NU misalnya Muslimat, Fatayat, dan sebagainya. Namun, suara PKB justru tidak banyak disumbang para konstituen kalangan ini.

Hal itu menjadi alasan pada Pemilu 2024 ini, PKB justru kehilangan satu kursi di dapil III. Sementara itu, Ketua DPC PDIP Wonogiri, Joko Sutopo, menyatakan PDIP menerapkan strategi Komandante Stelsel atau gotong royong.

Setiap caleg sudah memiliki wilayah “tempur” masing-masing yang sudah disepakati bersama. Kampanye yang dilakukan caleg yaitu meminta konstituen mencoblos gambar partai, bukan nama caleg.

”Peserta Pemilu adalah partai politik. Maka kami menempatkan partai benar-benar sebagai peserta pemilu,” kata Joko Sutopo dalam wawancara beberapa waktu lalu.

Pada Pemilu 2024 ini, PDIP diproyeksikan mendapatkan jatah kursi sebanyak 27 kursi DPRD Wonogiri. Jumlah itu turun dibandingkan Pemilu 2019 di mana partai berlambang banteng itu mendapatan 28 kursi.

Pengamat Politik Wonogiri, Bambang Tetuko, menerangkan apa pun strategi dan cara berkampanye yang dipakai parpol, selama antarcaleg di parpol itu tidak saling bekerja sama, maka sulit bagi paprol itu mendapatkan kursi.

Menurut dia, dengan penentuan perolehan kursi menggunakan metode Sainte Lague, caleg harus terlebih dulu memikirkan parpol untuk mendapatkan jatah kursi. “Yang penting parpol dapat kursi dulu. Itu saja,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya