SOLOPOS.COM - Tukang patri emas di Pasar gedhe Klaten mendapat banyak pelanggan yang ingin memperbaiki perhiasan mereka, Kamis (4/4/2024). (Solopos/Taufiq Sidik Prakoso)

Solopos.com, KLATEN — Tukang patri emas di Pasar Gedhe Klaten kebanjiran pelanggan yang menyervis perhiasan mereka yang rusak menjelang Lebaran 2024. Hal itu menjadi berkah tersendiri bagi mereka.

Salah satu tukang patri emas di Pasar Gedhe Klaten, Sudarsono, 66, mengatakan belakangan mulai ada peningkatan permintaan warga untuk memperbaiki perhiasan mereka. Dalam sehari setidaknya ada empat hingga lima orang.

Promosi Lebaran Zaman Now, Saatnya Bagi-bagi THR Emas dari Pegadaian

“Ada yang sekali datang bawa satu perhiasan, ada yang bawa sampai empat,” kata Sudarsono saat ditemui Solopos.com di lapaknya, Kamis (4/4/2024).

Sudarsono mengatakan rata-rata mereka datang untuk memperbaiki kalung yang putus. Setelah diperbaiki, perhiasan digunakan saat hari Lebaran agar tampil lebih menarik.

Pria yang sudah puluhan tahun menawarkan jasa patri emas itu menjelaskan tak sedikit pemudik yang datang ke lapaknya untuk memperbaiki perhiasan. “Biasanya itu [perhiasan] di perantauan dikumpulkan terlebih dahulu. Ketika sampai di Klaten dibawa ke sini untuk diperbaiki,” jelas Sudarsono.

Tarif jasa perbaikan perhiasan yang dipatok Sudarsono beragam tergantung tingkat kerumitan. Tarif itu mulai dari Rp30.000 hingga Rp100.000. “Paling berisiko itu ketika memperbaiki berlian. Itu harus hati-hati. Kalau tidak, berlian bisa pecah,” jelas dia.

Sudarsono menjelaskan saat ini ada tiga tukang patri emas di Pasar Gedhe Klaten. Lokasinya di lantai III pasar yang berdekatan dengan Masjid Raya Klaten dan Klaten Town Square (Klatos). Jumlah tukang patri di Pasar Gedhe Klaten menyusut. Sebelumnya, jumlah tukang patri ada tujuh orang.

Sudarsono sudah menggeluti usaha sebagai tukang patri emas sejak 1980-an setelah belajar dari temannya. Dia menjelaskan tak sembarangan orang bisa diajari mematri emas. Jika salah orang, bisa jadi ilmu yang ditularkan disalahgunakan. Lantaran hal itu, jelas Sudarsono, rata-rata ilmu mematri diturunkan ke anggota keluarga.

“Jadi seperti dinasti itu. Saya mengajari keponakan saya. Faktor kejujuran itu menjadi hal utama. Tanpa iman, menyediakan jasa seperti ini godaannya besar. Saya biasanya minta ke pelanggan untuk menunggu proses memperbaiki. Bahkan kalau mau lihat secara detail cara memperbaikinya saya persilakan,” jelas Sudarsono.

Salah satu warga, Endro, mengatakan kerap memanfaatkan jasa tukang patri di Pasar Gedhe Klaten. Siang itu dia datang untuk memperbaiki giwang milik istrinya. “Iya, sudah sering datang ke sini. Pekerjaannya juga rapi,” kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya