Soloraya
Minggu, 19 November 2023 - 15:46 WIB

Budi Daya Ikan di Aliran Sungai Pengging Boyolali, Sekali Panen Cuan Rp70 Juta

Nimatul Faizah  /  Suharsih  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Warga Desa Bendan, Banyudono, Boyolali, Harjuno, mengecek ikan-ikan yang ia budidayakan di aliran sungai wilayah Pengging, Boyolali, Sabtu (18/11/2023). (Solopos/Ni’matul Faizah)

Solopos.com, BOYOLALI – Aliran sungai di wilayah Pengging dimanfaatkan beberapa warga Desa Bendan, Kecamatan Banyudono, Boyolali, untuk budi daya ikan nila, kakap, dan lele. Hasilnya pun tak main-main, sekali panen bisa cuan sampai Rp70 juta.

Ada sekitar 20 orang warga Bendan yang ikut serta membudidayakan ikan di aliran sungai tersebut. Pionir budi daya ikan di sungai di wilayah Pengging sekaligus warga Dukuh/Desa Bendan, Harjuno, 31, menjelaskan budi daya ikan seperti kakap, nila, dan lele sudah ia lakukan sejak 2021.

Advertisement

Ia memanfaatkan aliran kali sepanjang 25 meter untuk memasang karamba dan jaring ikan. “Ini ada lima karamba yang aktif dan 12 kolam di luar kotak. Panennya setiap 4-5 bulan. Sekali panen total bisa lebih 10 kuintal. Keuntungannya ya sekitar Rp70 juta per sekali panen,” kata dia saat berbincang dengan Solopos.com, Sabtu (18/11/2023).

Juno menjelaskan harga kakap hasil budi daya di kolamnya di sungai wilayah Pengging, Boyolali, dihargai Rp28.000 per kilogram, nila Rp28.000 per kilogram, lele Rp18.000-Rp21.000 per kilogram.

Advertisement

Juno menjelaskan harga kakap hasil budi daya di kolamnya di sungai wilayah Pengging, Boyolali, dihargai Rp28.000 per kilogram, nila Rp28.000 per kilogram, lele Rp18.000-Rp21.000 per kilogram.

Hasil panen budi daya di karamba milik Juno dipasok ke restoran-restoran di wilayah Banyudono, sehingga ia tidak perlu memasarkannya lagi. Ia mengatakan budi daya ikan di aliran sungai sekitar Pengging itu menjadi pekerjaan sampingan baginya.

Ia biasanya datang ke kolam setiap pagi dan sore untuk mengecek dan memberi makan ikan. “Saya aslinya jualan soto, itu pekerjaan utama saya. Paling datang ke sini pagi dan sore, siang jualan soto di dekat sini,” kata dia.

Advertisement

Saling Membantu

Juno percaya ikan-ikan yang ia budidayakan juga membantu membersihkan dan menjernihkan aliran sungai di wilayah Pengging, Boyolali. Menurut Juno, saat ini ada 20 pembudidaya ikan di Desa Bendan.

Akan tetapi, para pembudidaya ikan belum terwadahi dalam satu kelompok karena usaha dilakukan secara mandiri dan hanya di waktu senggang. “Semua warga guyub rukun walaupun pribadi, misalnya kalau ada sampah ya dinaikkan. Terus kalau ada yang panen, kami turut bantu,” kata dia.

Juno mengatakan kesulitan dalam budi daya ikan di aliran sungai hanya sampah. Paling sering yang ia temui adalah limbah pampers atau popok bayi yang mengganggu ikan.

Advertisement

Warga Bendan lainnya, Waranto, mengatakan sudah sejak 2022 menjalankan budi daya ikan nila di aliran sungai depan rumahnya. Ikan di tempatnya juga sudah diambil oleh pengusaha restoran tanpa harus menjual. Sehingga ia tidak perlu bersusah payah menjual ikan.

“Saya punya dua kolam dengan produktivitas panen tiap empat bulan. Bisa dua kuintal sampai tiga kuintal [sekali panen],” jelas dia.

Salah satu tantangan yang dihadapi Waranto dalam usaha budi daya ikan di Pengging, Boyolali, selain sampah adalah ketika hujan deras dan aliran air menjadi besar. Ketika aliran air besar, pintu air di sungai yang mengarah ke daerahnya yang biasanya ditutup akan dibuka.

Advertisement

Akibatnya aliran air membesar ke daerahnya dan menyebabkan ikan mati. “Solusinya ya hanya minta ke penjaga pintu air untuk kalau buka jangan lama-lama, dikomunikasikan ke penjaga pintu saja. Misal sudah enggak hujan, ya ditutup saja,” kata dia.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif