SOLOPOS.COM - Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo, mengamati bagan penjelasan program Sikomandan yang ditampilkan di pameran ternak dan pakan di Asrama Haji Donohudan (AHD) Boyolali, Jumat (22/9/2023). (Solopos/Ni’matul Faizah)

Solopos.com, BOYOLALI — Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo memperkenalkan dan mengajak para peternak mengikuti program Sapi Kerbau Komoditas Andalan Negeri atau disingkat Sikomandan.

Terhitung dari 2020-2023, program dari Kementerian Pertanian (Kementan) itu tercatat mampu menghasilkan keuntungan mencapai Rp41 triliun dengan modal Rp1,8 triliun secara nasional.

Promosi Selamat! Direktur Utama Pegadaian Raih Penghargaan Best 50 CEO 2024

Hal itu disampaikan Syahrul saat mengunjungi pameran peternakan di halaman Asrama Haji Donohudan (AHD) Boyolali, Jumat (22/9/2023). Pameran itu digelar dalam rangka peringatan bulan bhakti peternak dan kesehatan hewan ke-187 di Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah.

Program Sikomandan bertujuan meningkatkan produksi dan populasi kerbau serta sapi di Indonesia lewat kegiatan optimalisasi reproduksi. Syahrul menyampaikan Kementan mempunyai banyak program unggulan serta layanan kredit usaha rakyat (KUR) yang bisa diakses para peternak dalam memperkuat modal usaha.

“Program Sikomandan mampu melahirkan 8 juta ekor [pedet]. Modalnya hanya Rp1,8 triliun tapi hasilnya bisa mencapai Rp41 triliun. Mengapa? Karena peternak ayam hanya 40 hari, telur cuma dua bulan. Domba juga begitu. Kambing juga begitu,” katanya.

“Jadi maukah kita membangun ternak kita untuk Indonesia? Oleh karena itu saya berharap di momentum bulan bakti ini kita lebih banyak konsolidasi memperbaiki budi daya dan serap akses KUR peternakan yang baru Rp21 triliun,” tambahnya.

Berdasarkan infografis yang tersedia di lokasi acara, dijelaskan proses I Sikomandan dilaksanakan dengan peningkatan kelahiran. Caranya dengan manajemen kesehatan hewan, pengendalian penyakit, dan penurunan kematian. Selain itu, melakukan optimalisasi reproduksi dengan cara inseminasi buatan (IB) dan kawin alam.

Menguatkan Hilirisasi Pangan

Lalu, proses II peningkatan produktivitas dengan cara intervensi pakan, tunda potong, dan penggemukan. Proses III dengan memastikan keamanan dan mutu pangan. Lalu proses IV dengan cara distribusi dan pemasaran hingga ke konsumen.

Sejak 2020 hingga saat ini program itu tercatat menghasilkan 8.206.950 ekor pedet. Dengan harga per ekor dihitung Rp5 juta, keuntungan dari program Sikomandan mencapai Rp41 triliun.

Dalam kesempatan yang sama, Syahrul juga mengajak para peternak di Indonesia untuk menguatkan hilirisasi pangan dari ternak sebagai kekuatan utama masa depan bangsa.

“Saya mau momentum ini menjadi kekuatan kita untuk konsolidasi program. Saya berharap ekspor hilirisasi bergerak ke depan. Kita punya tepung telur segera ekspor, nugget segera ekspor. Kita punya pabrik ayam banyak. Apalagi ayam kita sudah diterima di Arab dan negara-negara lain,” ungkap dia.

Ia melanjutkan sektor pertanian Indonesia juga strategis dan berpotensi menjadikan Indonesia sebagai negara kuat, terutama dalam menghadapi krisis dan cuaca ekstrem el nino. Apalagi selama empat tahun terakhir pertanian selalu tumbuh dan mampu menjadi bantalan ekonomi nasional.

“Yang berpotensi menjadikan negara kita kuat adalah pertanian. Kenapa? Karena pemerintah bisa baik kalau makanan rakyat cukup. Tidak akan ada benturan kalau makanan kita cukup,” katanya.

Terkait fenomena El Nino, Syahrul mengatakan segala upaya telah dilakukan Kementerian Pertanian. Ia mengungkapkan walau El Nino datang, Kementan mengatakan makanan rakyat tetap dipersiapkan.

Ia menjelaskan El Nino di Indonesia mencapai tingkat rendah hingga sedang. Dari analisis data para pakar di Kementan, fenomena itu akan mengurangi 308.000 ton beras di Indonesia. Sedangkan jika El Nino masuk tingkat tinggi, beras di Indonesia akan berkurang 1,2 juta ton.

Mitigasi Dampak Cuaca Ekstrem

“Kami telah mempersiapkan sampai 500.000 hektare lahan, ada di Sumatra Utara, Sumatra Selatan, Jawa Timur, Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Sulawesi Selatan. Ada empat penyangga juga di Banten, Kalimantan Selatan, NTB, dan Lampung. Ini sudah berproses penanamannya,” kata dia.

Ia optimistis dengan data tersebut, pangan di Indonesia akan cukup. Namun, ia menjelaskan impor juga tetap jalan karena tidak ingin berspekulasi. “Seperti apa kebijakan negara untuk cadangan pangan agar bisa menetralkan berbagai masalah menyangkut beras. Termasuk harga, tentu saja importasi menjadi penetralan,” kata dia.

Sementara itu, Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementan, Nasrullah, berharap kegiatan dalam peringatan Bulan Bhakti Peternak dan Kesehatan Hewan dapat meningkatkan produksi hewan ternak nasional serta meningkatkan industri hilirisasi pangan asal ternak.

Hal tersebut adalah upaya bersama memitigasi dampak cuaca ekstrem El Nino. “Pada kegiatan ini kami juga meluncurkan inovasi peternakan e-Book prosedur nasional produksi dan pengujian semen beku ternak. Juga ada peta jalan nasional pemberantasan PMK varietas hijauan pakan tahan kering,” katanya.

Sebagai informasi, puncak Bulan Bhakti Peternakan dan Kesehatan Hewan di AHD Boyolali diisi berbagai kegiatan seperti panen pedet 1.000 ekor Sikomandan, vaksinasi PMK, penandaan ternak, dan IB massal.

Lebih lanjut, Nasrullah juga berharap acara tersebut dapat memotivasi para pengusaha di bidang ternak untuk melakukan edukasi dan promosi hasil pembangunan di bidang peternakan.

“Serta bisa memperkuat aspek ketahanan pangan di masyarakat sehingga pola beternak maju, mandiri, dan modern bisa kita lakukan. Hal ini sebagai langkah sinergi memaksimalkan kesejahteraan bersama dalam menghadapi krisis pangan dan dampak El Nino dapat terwujud,” kata Nasrul.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya