SOLOPOS.COM - Sejumlah wisatawan berkunjung ke Air Terjun Grojogan Sewu di Tawangmangu, Karanganyar. (Solopos.com/Indah Septiyaning Wardani)

Solopos.com, KARANGANYAR — Pesona objek wisata alam air terjun Grojogan Sewu di Tawangmangu, Kabupaten Karanganyar meredup. Jumlah kunjungan wisatawan menurun drastis selepas pandemi Covid-19. Berbagai pembenahan dan penambahan fasilitas terus dilakukan pengelola untuk mendongkrak kunjungan wisatawan ke sana.

Marketing Grojogan Sewu, Eko Wiyono, mengaku kalah bersaing dengan objek wisata lain yang tumbuh pesat di wilayah Tawangmangu. Kondisi ini terjadi dalam tiga tahun terakhir. Jumlah kunjungan di tiga tahun terakhir rata-rata 200.000 orang per tahun. BerBeda saat sebelum Pandemi Covid-19, jumlah kunjungan wisatawan setahun bisa lebih dari 300.000 orang.

Promosi Lebaran Zaman Now, Saatnya Bagi-bagi THR Emas dari Pegadaian

“Libur sekolah kemarin saja sepi. Per hari saat libur sekolah itu rata-rata 400 pengunjung. Padahal dulu bisa 600 sampai 1.000 orang,” kata dia ketika berbincang dengan Solopos.com, Rabu (2/8/2023).

Upaya pengelola untuk menggairahkan kembali kunjungan wisatawan ke Grojogan Sewu salah satunya dengan menyediakan satu unit shuttle bagi pengunjung. Kendaraan jenis pikap ini disediakan pengelola untuk mengangkut pengunjung dari area parkir masuk Pintu I ke loket II Grojogan Sewu. Shuttle tersebut sediakan gratis untuk pengunjung yang tidak ingin capai ke Grojogan Sewu.

“Kami ingin mengubah citra wisata capai di Grojogan Sewu dengan sediakan shuttle ini,” katanya.

Eko mengakui citra wisata capai ke Grojogan Sewu sudah melekat sejak puluhan tahun silam. Pengunjung yang masuk melewati pintu utama menuju air terjun Grojogan Sewu harus menuruni 1.000 anak tangga. Untuk kembali pun pengunjung harus menaikki 1.000 anak tangga tersebut.

Berbeda jika pengunjung masuk wisata Grojogan Sewu melalui pintu II, jalur yang ada jauh lebih landai dan aman bagi pengunjung. “Karena itu kami sediakan shuttle dari parkiran loket I ke pintu II. Lalu ada juga sewa sepeda listrik Rp10.000 bagi pengunjung yang tidak ingin capai ke air terjun,” kata dia.

Tak dimungkiri pengembangan kawasan wisata Grojogan Sewu terkendala regulasi. Sebagai wisata alam di lahan konservasi, lanjut dia, ada ketentuan yang harus dipatuhi. Salah satunya pengembangan Grojogan Sewu hanya dibatasi 10 persen, dari lahan yang disediakan.

Dalam pengelolaan wisata air terjun Grojogan Sewu, selain berkoordinasi dengan Kementerian Lingkungan Hidup (KLH) selaku pemilik lahan, juga dengan Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA). Koordinasi dengan BKSDA dilakukan terkait penanganan kera di kawasan Grojogan Sewu.

“Sekarang populasi kera meningkat. Tapi kami tidak bisa batasi. Apalagi sampai ke permukiman, kami tidak bisa tangani sendiri,” kata dia.

Pihak pengelola telah memberikan pakan kepada kera-kera yang ada di Grojogan Sewu. Kalaupun mencari makan hingga ke permukiman penduduk, pihaknya mengaku di luar kewenangannya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya