SOLOPOS.COM - Kabid Rehabilitasi dan Rekonstruksi BPBD Boyolali, Susatya Adhi, di area kantor Pemkab Boyolali, Rabu (3/7/2024). (Solopos/Ni’matul Faizah)

Solopos.com, BOYOLALI — Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Boyolali mencanangkan program Guncang Jitupasna atau penanggulangan bencana dengan pembentukan tim pengkajian dan hitung kebutuhan pascabencana. Tim khusus bakal dibentuk untuk mendukung program tersebut.

Kepala Bidang Rehabilitasi dan Rekonstruksi BPBD Boyolali, Susatya Adhi, mengatakan penyelenggaraan rehabilitasi dan rekonstruksi merupakan upaya dalam rangka penanggulangan bencana. Penanganan pascabencana harus selaras dengan rencana pembangunan di tingkat daerah.

Promosi Beli Emas Bonus Mobil, Pegadaian Serahkan Reward Mobil Brio untuk Nasabah Loyal

Pengkajian ini merupakan instrumen yang dapat digunakan oleh pemerintah dan pemangku kepentingan dalam menetapkan kebijakan program maupun kegiatan rehabilitasi dan rekonstruksi.

Pengkajian dan penilaian meliputi identifikasi dan penghitungan kerusakan serta kerugian fisik maupun nonfisik yang menyangkut aspek pembangunan manusia, perumahan atau permukiman, infrastruktur, sosial, ekonomi dan lintas sektoral.

Guna mendukung terwujudnya rehabilitasi dan rekonstruksi pascabencana yang baik, diperlukan sumber daya manusia yang mampu melaksanakan pengkajian kebutuhan pascabencana secara cepat, tepat, dan terpadu. Program ini diakomodasi dalam Keputusan Bupati berupa Tim Kaji dan Hitung Kebutuhan Pascabencana

“Tim Guncang Jitupasna, yang terdiri dari DPUPR yaitu Cipta Karya, Bina Marga, dan Pengairan. Lalu, anggotanya ada dari Bappeda, BKD, Dispermasdes, Pertanian, Perikanan dan Peternakan, dan sebagianya. Ini multisektor,” ujarnya ditemui wartawan di area kantor Pemkab Boyolali, Rabu (3/7/2024).

Ia mengatakan berbagai instansi dilibatkan karena bencana bisa disebabkan faktor alam maupun nonalam. Sebagai contoh ketika penyakit mulut dan kuku (PMK) menyerang ternak, Disnakkan Boyolali dilibatkan dengan koordinasi di BPBD.

Lalu instansi lain seperti Badan Keuangan Daerah (BKD) dilibatkan ketika BPBD telah menganggarkan sehingga bisa di-support BKD yang memiliki anggaran.

“Dengan Guncang Jitupasna, harapannya penanganan pascabencana segera bisa tertangani. Inovasi ini baru mau kami lakukan, proses SK tim baru naik ke Pak Bupati. Harapannya pekan ini sudah bisa turun,” kata dia.

Selama ini yang sudah berjalan, BPBD Boyolali bertugas melakukan asesmen ke lokasi, membuat kajian, dan melaporkan kebutuhannya penanganannya ke bupati. Namun, untuk tindak lanjutnya BPBD tidak mengetahui.

Dengan adanya tim Jitupasna, anggota dari instansi multisektor bakal memperoleh informasi dari tindak lanjut penanganan bencana. Penanganan rehabilitasi dan rekonstruksi bencana bakal lebih cepat karena komunikasi lintas sektor yang cepat pula.

“Nah, dengan adanya tim Jitupasna, bencana yang kemarin belum sempat tertangani, kami kaji, hitung, buatkan dokumen, nantinya kami sinkronkan dengan kebijakan bupati,” kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya